Thursday, July 11, 2019

Jangan Menuntut Orang Lain untuk Berubah Tapi Kamu yang Harus Berubah




Pernahkan kita didalam kehidupan, didalam lingkup pergaulan dan kancah sosial berjumpa dengan orang-orang yang kita rasa sangat menyulitkan dan menyusahkan hidup kita? Mungkin ini teman, mungkin juga kerabat. Kita rasa mereka membuat hidup kita menderita. Kita merasa orang-orang itu sangat menghambat perkembangan kita. Bahkan kita menganggap mereka membuat kita terpuruk. Kita jadi diliputi negativitas yang berkepanjangan. Hidup kita jadi terbeban dan sulit happy dengan keberadaan mereka. Tapi kita merasa diri kita tidak punya pilihan. Kita harus tetap hidup berdampingan dengan mereka. Disini masalahnya. Kita merasa ingin bebas. Tapi ini tidak selalu bisa. Kita terpaksa hidup berdampingan dan terus membina kontak dan hubungan.

Lalu bagaimana kalau sudah begini. Kita merasa tidak punya pilihan. Mau tidak mau. Kita terpaksa. Sebenarnya caranya sederhana saja. Memang tidak mudah. Namun simpel. Advisnya adalah: “Jika kamu ingin mencari dan mengalami damai. Janganlah berusaha untuk mengubah orang lain. Namun kamulah yang harus berusaha berubah dan menyesuaikan diri.” Benarlah pernyataan kuno ini: “Agar kakimu tak terluka, jangan berusaha menutupi seluruh permukaan bumi dengan sandal. Tapi tutupi alas kakimu dengan sandal dan kamu bisa berjalan kemana pun ke seluruh bumi tanpa kakimu jadi terluka.”

Kita tidak bisa mengubah orang lain. Kita tidak bisa menuntut orang lain untuk berubah. Semakin kita memaksa mereka untuk berubah, semakin mereka mengeraskan diri. Semakin mereka keras kepala. Semakin kita terluka dan jadi frustrasi oleh sikap dan ulah mereka. Kita tidak bisa menuntut orang lain untuk berkelakuan sesuai kemauan dan keinginan kita. Jika kita bersikeras disini, yang ada kita malah terus menderita. 

Maka, buat apa kita semakin memperpanjang penderitaan kita sendiri. Jauh lebih bijak jika kita, untuk melindungi diri sendiri agar tak terus terluka dan menderita, kita yang berubah dan menyesuaikan diri (kita melindungi kaki kita dengan sandal) dan tidak memaksa orang lain untuk berubah (menutupi seluruh permukaan bumi dengan sandal).

Kita juga berusaha mengerti, mengapa mereka bisa menjadi seperti itu? Selangkah lebih jauh lagi, kita pantas kasihan pada mereka, karena mereka bisa sampai menjadi seperti itu. Usahakan jangan sampai menghakimi mereka, karena ini malah akan mengotori hatimu sendiri. Jika bisa, dan ini suatu tanda kedewasaan rohani dan psikologis yang tinggi: terimalah mereka apa adanya dan kasihi mereka. Kamu akan sangat berkembang rohani dan secara psikologis jika bisa melakukannya.

Sama seperti kamu, mereka juga berjuang untuk berkembang dan menjadi orang baik dengan segala kekurangan dan cacat celanya. Sama seperti kamu, mereka juga ingin menjadi pribadi ideal. Sama seperti kamu, mereka juga ingin bahagia. Kita semua ingin bahagia dan berkembang menjadi pribadi ideal dan unik menurut maksud Tuhan menciptakan kita masing-masing.

"Pada akhir hidupmu, saat menoleh ke belakang kamu akan bertanya, bukan 'Sudah berapa orang yang bisa kuubah?' Namun 'Sudah berapa banyak orang yang hidupnya berubah jadi lebih baik karena aku?'"

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

No comments:

Post a Comment