Wednesday, May 29, 2019

Jika Kamu Ingin Potensimu Berkembang Maksimal Berilah Kontribusi bagi Perkembangan Orang Lain: Menganut Mentalitas Pemberi di Jaman Kini



Banyak orang ingin bertumbuh dan berkembang karena mereka ingin sukses. Mereka ingin berkembang demi dirinya sendiri. Demi meraih impian mereka. Demi meraih apa yang mereka inginkan. Tidak ada salahnya dengan ini semua. Namun motivasi yang melandasinya masih diwarnai keegoisan. Ini semua masih tentang diri mereka, dan bukan tentang orang lain. Ini masih tentang “apa yang bisa kuperoleh untuk diriku?” dan bukan “apa yang bisa kuberikan untuk orang lain?” Suatu perubahan hidup yang drastis akan kamu alami, jika kamu mulai menggeser fokus, dari “apa yang bisa kuperoleh bagi diriku?” menjadi “kontribusi apa yang bisa kuberikan untuk orang lain?” Ini membuat kita tidak meraih sukses sebagai suatu hasil prestasi pribadi, namun kita melakukan sesuatu yang signifikan, penting dan bernilai bagi orang lain dan masyarakat. Sukur-sukur juga dalam skala dunia yang lebih luas. 

Perubahan yang paling terjangkau dimulai dengan mengubah diri sendiri. Apa yang telah kamu peroleh bagi perkembangan dirimu, bisa kamu salurkan dan bagikan untuk orang lain. Saat kamu semakin berkembang, kamu juga mulai bisa memberi kontribusi bagi perkembangan orang lain. Ini akan memberimu imbalan dan kepuasan batin terbesar.

Dedikasikan sebagai waktu atau seluruh hidupmu (jika kamu bisa) untuk mengembangkan orang menjadi the best they can be. Kamu memang tidak bisa memberi apa yang tidak kamu miliki, namu saat kamu telah meraih kemajuan dan perkembangan, kamu bisa menyalurkan dan membagikannya pada orang lain. Kamu bisa semakin mengembangkan orang lain saat kamu sendiri juga semakin berkembang.

 

Jadilah bagai sungai, bukan lumbung penyimpanan

Maka, bagaimana kamu bisa memperbesar peluang untuk membantu orang lain dan memberi kontribusi yang signifikan dalam masa hidupmu yang terbatas didunia? Pandanglah dirimu bagai sebuah “sungai” dan bukan “lumbung penyimpanan” Banyak orang ingin berkembang karena ingin memberi nilai tambah pada diri sendiri. Mereka bagai waduk penampung air yang terus-menerus menampung air semakin dan semakin penuh. Namun sebaliknya, sungai selalu mengalir. Jika sungai tidak mengalir, ia menjadi sebuah “kali mati.” Apa pun yang sebuah sungai yang segar dan jernih dapatkan, ia alirkan terus keluar dari dirinya. Begitulah sepantasnya sikap yang kita anut dalam belajar dan bertumbuh. Ini memang menuntut kita punya “mentalitas keberlimpahan – abundance mindset” – keyakinan bahwa kita pasti akan terus menerima. Jika kamu punya dedikasi untuk terus mengembangkan diri, kamu tak akan pernah berkekurangan. Kamu selalu bisa banyak memberi.

 

Pilihan untuk memberi kontribusi 
Memberi waktu, tenaga, keahlian, kepandaian, sumber daya, tanpa mengharapkan balasan. Dengan kata lain kita memberi dengan tulus dan tanpa pamrih, akan membuat dunia ini menjadi sebuah tempat yang lebih layah dihuni. Dunia butuh semakin banyak orang yang mau memberi tanpa pamrih. Namun ini rahasianya: SAAT KAMU SEMAKIN FOKUS UNTUK MEMENUHI KEINGINAN DAN KEBUTUHAN ORANG LAIN, SEMAKIN KEINGINAN DAN KEBUTUHANMU SENDIRI TERPENUHI. Kamu bisa lebih dermawan dan suka memberi kontribusi bagi perkembangan orang lain, meski sekarang ini kamu sudah seperti itu. Namun agar bisa terus melakukannya, kamu sendiri harus terus berkembang.

Silahkan simak beberapa pandangan yang bisa kamu anut untuk menumbuhkan mentalitas pemberi dan kontributor didalam dirimu:

1. Banyak-banyaklah bersyukur. Orang yang tidak banyak bersyukur biasanya juga tidak banyak memberi. Mereka jarang memikirkan orang lain dan lebih sering memikirkan diri sendiri. Fokus perhatian mereka adalah mencari orang-orang yang bisa memberi mereka, menolong mereka, dan melayani mereka. Dan jika orang lain tidak bisa memenuhi harapan mereka, mereka jadi kesal dan tak habis pikir apa sebabnya. Sikap mereka yang egois menghalangi mereka untuk menabur dan sikap yang kurang bersyukur membuat mereka bertanya-tanya mengapa mereka tak kunjung menuai panenan.

Zig Ziglar, seorang pakar terkenal dalam bidang pengembangan diri pernah berkata, “Kamu bisa memperoleh semua yang kamu inginkan dalam hidupmu, jika kamu berusaha menolong orang lain memperoleh apa yang mereka inginkan.”

Kamu pasti sudah banyak menerima bantuan dari orang lain. Banyak orang pasti sudah membantu dan mendukung kamu berkembang. Lalu, bagaimana kamu membalas jasa mereka? Dengan cara bersyukur dan menyalurkan perkembangan dan apa yang kamu peroleh pada orang lain, untuk membantu perkembangan mereka dan memudahkan hidup mereka.

2. Dahulukan dan utamakan orang lain. Kontribusi yang kamu berikan untuk mengembangkan orang lain, akan membuat mereka juga bisa membantu perkembangan orang lain. Ini adalah siklus tak kenal henti yang terus ada lama setelah kamu wafat. Membantung perkembangan orang lain dan memperlakukan mereka dengan baik tidak saja membuat orang mendapat keuntungan tapi ini juga memudahkan hidup kita dan menempatkan kita pada posisi untuk belajar dari mereka.

Saat orang merasa bahwa niatmu memang tulus untuk membantu mereka dan kamu lebih mengutamakan kepentingan mereka dibanding kepentingan dan kebutuhan pribadimu, mereka mau menjadi partnermu. Ukuran sejatin dari kesuksesan bukanlah berapa orang yang melayani kamu, tapi berapa banyak orang yang kamu layani. Kamu memberi kontribusi bagi perkembangan orang lain karena kamu menghargai mereka dan potensi mereka, bukan supaya mereka pada gilirannya membantu kamu saat kamu sedang butuh bantuan.

3. Jangan biarkan dirimu diperbudak oleh materi. Satu-satunya cara memelihara mentalitas memberi adalah terus memelihara kebiasaan memberi: memberi waktu, tenaga, sumber daya, uang dan apa saja yang bisa kamu beri. Jika kamu ingin menguasai hatimu, jangan membiarkan dirimu diperbudak oleh materi. Para kontributor menggunakan aset yang mereka miliki untuk mengembangkan orang dan menjadikan dunia tempat yang lebih baik untuk dihuni. Mereka tetap melakukannya dengan seberapa banyak atau sedikitnya yang mereka punya.

4. Jangan membiarkan dirimu dimiliki dan dikuasai orang lain. Kita sulit melakukan tindakan pemberian diri jika kita merasa orang lain mau mengendalikan dan menguasai kita. Maka, jangan memberi dengan perhitungan, karena mungkin kamu akan dikecewakan. Hargai orang dan potensi mereka tanpa pamrih. Kembangkan mereka tanpa pamrih, bukan supaya kamu bisa memetik keuntungan dari mereka. Suatu tindakan pemberian yang tulus dan sejati semestinya membebaskan dirimu sendiri dan orang-orang yang kamu bantu.

5. Definisikan kesuksesan sebagai tindakan “menabur” dan bukan “menuai.” Novelis kenamaan, Robert Louis Stevenson berkata, “Aku mengukur keberhasilan hidupku berdasarkan benih-benih yang kutabur, bukan panenan yang kutuai.” Beginilah sepantasnya kita mengukur kesuksesan hidup kita. Sayangnya, banyak orang menabur sedikit namun mengharapkan panenan besar. Harap disadari bahwa apa yang kamu tabur sekarang, mungkin tidak membuahkan panenan besar dalam waktu singkat. Kamu harus sabar menunggu. Jangan menyerah. Jika kamu mengharapkan hasil yang cepat, kamu biasanya kecewa dengan hasilnya dan tidak bisa terus memberi sambil terus menunggu.

Orang-orang sukses fokus pada menabur dan tahu bahwa saatnya menuai pasti tiba. Jika kamu hidup dengan niat tulus untuk membantu orang lain berkembang, hidupmu tidak akan kosong namun menjalani hidup yang bermakna.

6. Fokus pada pengembangan diri, bukan memuaskan diri. Inilah perbedaan antara pengembangan diri (self development) dan memuaskan diri (self fulfillment):

Memuaskan diri lebih berhubungan dengan bagaimana sesuatu atau seseorang bisa melayani saya.


Pengembangan diri lebih berhubungan dengan bagaimana sesuatu atau seseorang membantu saya untuk bisa melayani dan mengembangkan orang lain.

Memuaskan diri akan menghasilkan perasaan enak dan oke (feeling good).
Mengembangkan diri, perasaan enak dan oke adalah by product.

Lantas, apa bedanya? Perbedaan terletak pada niatnya. Memuaskan diri artinya melakukan apa yang paling kamu senangi, dan mengalami kenikmatan saat melakukannya. Sedangkan pengembangan diri artinya melakukan apa yang menjadi bakat-bakatmu dan apa yang bisa kamu lakukan secara unik dengan kelebihanmu.

Mengejar memuaskan diri mirip seperti mengejar kesenangan dan kebahagiaan. Ini perasaan yang tidak bisa terus-menerus ada dan dipertahankan. Ini sangat bergantung pada situasi, meski ada pandangan yang mendorong kita untuk tetap positif dalam situasi apa pun. Ini juga sangat dipengaruhi oleh suasana hati (mood) seseorang. Namun sebaliknya, kamu selalu bisa berusaha berkembang dalam situasi apa saja, dalam kondisi mood apa saja, dan dalam keadaan finansial apa saja.

7. Teruslah bertumbuh, teruslah memberi. Saat seseorang tidak lagi secara aktif belajar dan bertumbuh, akan tiba saatnya dimana ia tak punya apa-apa lagi untuk diberikan. Jika kamu mau terus memberi kontribusi bagi perkembangan orang lain, kamu juga harus terus tertumbuh. Kadangkala orang berhenti berrkembang karena mereka berpuas diri. Mereka merasa dirinya sudah cukup berkembang. Saat ini terjadi, mereka masuk dalam keadaan plateu bahkan penurunan. Mereka kehilangan semangat inovasi. Visi mereka jadi sempit. Bukannya “bermain untuk menang – playing to win”, mereka “bermain supaya tidak kalah – start playing not to lose.”

Hal lain yang terjadi saat kamu berhenti bertumbuh adalah kamu akan kehilangan passion. Kita semua senang melakukan apa yang menjadi passion kita. Namun agar kita tetap mahir di suatu bidang, kita harus terus mengasah ketrampilan kita. Berhenti bertumbuh mengarah pada berkurangnya gairah dan akhirnya hidup kita tidak bahagia. Maka, teruslah memberi kontribusi pada perkembangan orang lain sampai akhir hidupmu. Teruslah memberi dengan semua apa yang kamu miliki untuk mengembangkan orang lain. Agar bisa melakukannya, kamu harus terus mengembangkan potensimu sampai maksimal, sampai kamu tidak bisa bertumbuh lagi.

Hari dimana kamu berhenti bertumbuh dan belajar adalah hari dimana kamu meninggalkan dunia ini dan berpulang pada Sang Pencipta. Maka teruslah bertumbuh dan belajar sampai akhir hayatmu.

Dialihbahasakan oleh Boni Sindyarta

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Be the best you can be and reach your full potential…!!

No comments:

Post a Comment