Tuesday, August 27, 2019

Bekal Teladan dan Nilai dari Orangtua Kita



Di periode 1920-1930an hiduplah seorang pria. Ia bernama Easy Eddie. Bekerja sebagai seorang pengacara kaliber tinggi. Ia sangat pandai. Maka pihak mafia Chicago pimpinan Al Cpone menyewa jasanya. Eddy berotak sangat cemerlang. Ia tahu betul celah-celah hukum dan punya banyak koneksi orang-orang berpengaruh. Sedemikian rupa ia bisa melakukan manipulasi sehingga tuduhan apa pun yang dilontarkan pada Al Capone dan anak buahnya, tidak bisa menjebloskan mereka ke dalam penjara.

Sebagai seorang pengacara brilian, ia mengenakan tarif tinggi untuk jasanya. Dan pihak mafia bersedia membayarnya. Ia punya pesawat jet pribadi dan banyak properti. Putranya bisa melakukan apa saja semaunya dan hidup seenaknya. Namun lama-kelamaan Eddie mulai berpikir. “Aku bisa memberi putraku apa saja. Aku bisa membelikan dia apa saja.” “Tapi ada satu hal yang belum bisa kuberikan padanya, yakni teladan yang baik dari seorang ayah. Teladan dari seorang ayah yang bisa ia banggakan.” Ia pun terus merenung dan berpikir hingga akhirnya sampai pada sebuah keputusan. “Hal terbaik yang bisa kuberikan pada putraku adalah warisan nama baik seorang ayah.” “Aku harus membantu pemerintah untuk menjebloskan mafia ke penjara.”

Dimasa itu mafia membunuh dan merusak banyak orang. Mereka menjual obat terlarang dan minuman keras. Mereka melakukan pungutan ilegal pada banyak pemilik usaha kecil yang berjuang mati-matian hanya supaya bisa bertahan hidup. Mereka berkata, “Bayar…atau kami akan mengebom tokomu.”

Eddy terus membantu polisi dan FBI. Ia banyak mengungkapkan kesaksian. Akibatnya, banyak petinggi mafia berhasil dijebloskan kedalam penjara. Ia tahu betul bahwa perbuatannya ini bisa menyebabkan kematiannya.

Suatu pagi saat ia hendak masuk ke mobilnya untuk berangkat ke tempat kerja, sebuah mobil datang menghampiri dengan cepat dan terdengarlah suara renteten beberapa senapan mesin. Eddy terbaring tewas dipinggir jalan dengan tubuh penuh peluru. Ia telah membayar harga sangat mahal demi agar bisa memberi teladan seorang ayah yang bisa dibanggakan oleh putranya.

Ini memang harga yang sangat mahal. Namun ia bersedia membayarnya.

Sekarang, ini kisah berikutnya:

Ada seorang pria. Ia adalah pilot angkatan udara Amerika Serikat. Saat itu masa perang dunia kedua. Ia berada di sebuah kapal induk, USS Lexington. Ia lepas landas dari kapal itu dalam sebuah skuadron yang terdiri dari sekitar delapan buah pesawat, untuk memerangi pasukan Jepang. Saat sudah mengudara, pria ini sadar bahwa petugas belum mengisi tangki bahan bakar pesawatnya. Ia segera menghubungi pimpinan skuadron lewat radio. “Kita harus kembali.” Tapi jawabannya, “Tidak, kita harus terus.” Maka ia kembali seorang diri menuju kapal induk. Dalam perjalanan pulang ia melihat sembilan pesawat bomber Jepang. Mereka sedang menuju ke USS Lexington untuk menenggelamkannya.

Pria ini tahu ada ribuan nyawa akan melayang jika kapal induk itu tenggelam. Ia sendirian menghadapi sembilan pesawat bomber itu. Ia memutuskan, “Aku harus menghentikan mereka.” Segera mengejar skuadron bomber itu dan terus menembaki mereka. Dua pesawat berhasil dijatuhkan ke laut. Lalu ia kehabisan peluru. Sisa pesawat bomber itu mulai mengejarnya dan balas menembaki dia. Namun ia sangat terampil dan gesit mengemudikan pesawat. Ia terbang zig zag dan berhasil merusak sayap-sayap pesawat bomber itu. Tiga lagi jatuh kelaut. Keempat pesawat sisanya berkata, “Pasti orang gila yang jadi pilotnya. Ayo kita kabur saja.” Mereka pun pergi.

Akhirnya pria ini berhasil kembali dan mendarat di USS Lexington dengan body pesawatnya penuh lubang bekas peluru dan rusak parah. Mereka akhirnya tahu apa yang telah terjadi. Mereka tidak siap menghadapi skuadron pesawat bomber yang tadinya hendak menyerang.

Pria itu menjadi pilot pertama di angkatan udara Amerika Serikat semasa perang dunia kedua yang menerima Congressional Medal of Honour. Sebuah penghargaan tertinggi. Nama pria itu adalah Butch O’Hare. Kelak namanya diabadikan sebagai nama bandara udara internasional di Chicago, “O’Hare International Airport.” Ia dianggap sebagai salah satu pahlawan terbesar dalam sejarah Amerika, karena bersedia mempertaruhnya nyawa demi menyelamatkan hidup banyak orang.

Sungguh menarik kiranya untuk dicatat bahwa Butch O’Hare adalah putra dari Easy Eddie. Sebuah pondasi kuat dari seorang ayah bagi putranya.

Orangtua kita pasti telah memberi sesuatu yang bernilai pada kita. Mungkin bukan uang dan harta materi. Namun teladan nilai. Mereka memberi sesuatu yang nilainya tak bisa diukur dengan uang.

Konon, menurut pandangan spiritualitas tertentu, sebelum kita lahir kedunia, sebenarnya kitalah yang memilih orangtua kita. Kita memilih orangtua kita karena suatu alasan. Karena itulah yang paling kita butuhkan dalam perkembangan kita hidup didunia. Hanya mereka yang bisa memberi apa yang paling kita butuhkan dalam perjalanan jiwa kita mengarungi kehidupan. Bukan orangtua kita yang memilih kita namun kita yang memilih mereka.

Mulai hari ini, coba renungkan nilai-nilai terbesar apa yang orangtuamu berikan dan teladankan padamu. Mungkin itu nilai kerja keras dan nilai kebaikan. Mungkin itu nilai pengorbanan demi orang lain. Itu juga bisa berupa bekal ilmu dan potensi, bakat serta kepandaian dibidang tertentu. Atau bekal keimanan dan kerohanian. Dll. Pemberian orangtuamu itu unik dan tak bisa diberikan oleh orangtua lainnya. Apa yang kamu terima dari mereka itu unik dan hanya kamu sendiri yang paling mengerti dan bisa merasakannya. Itulah yang paling kamu butuhkan untuk perkembangan dan kemajuanmu didunia.

Tidak ada orangtua yang sempurna dan tidak ada anak yang sempurna. Orangtua kita juga hasil bawaan sejarah dan pola didikan orangtua mereka. Apapun kesalahan orangtuamu, mereka telah memberikan semua yang mereka bisa dan punya. Keluarga adalah cagar alam kasih sayang, bukan ajang sakit hati dan pertikaian.

Marilah kita menjadi anak yang berbakti dan bersyukur pada orangtua. Marilah kita menggunakan dan mengembangkan sebaik-baiknya seluruh bekal nilai dan potensi yang telah orangtua kita teladankan dan wariskan.

“Appreciate your parents. You never know what sacrifices they went through for you.”
- Anonymous
Dialihbahasakan & dikembangkan oleh Boni Sindyarta

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: “Every Parents Must Hear This” by Radhanath Swami – YouTube Channel

No comments:

Post a Comment