Monday, October 8, 2018
Seri Kisah Kehidupan Orang-Orang Besar: Helen Keller
Helen Keller adalah seorang penyandang cacat tuna netra dan tuna rungu pertama yang meraih gelar Sarjana di universitas dengan predikat “Magna Cum Laude.” Ia lahir di Tuscumbia, Amerika Serikat. Simak kisahnya yang inspiratif untuk membangkitkan semangat Anda.
Helen Adams Keller lahir pada tanggal 27 Juni 1880, di Tuscumbia Barat, Alabama, Amerika Serikat. Pada bulan kesembilan belas semenjak kelahirannya, ia menderita suatu penyakit yang tidak bisa didiagnosa oleh dokter. Dikemudian hari, lewat kemajuan dibidang kedokteran, ternyata penyakit ini disebut “Meningitis.” Penyakit ini telah mengakibatkan ia menjadi buta dan tuli.
Dalam kondisi mengalami keterbatasan fisik seperti ini, Helen belajar untuk hidup dan berusaha mengatasi berbagai rintangan. Ia sungguh beruntung karena memiliki seorang guru perempuan yang baik hati, bernama Johanna Mansfield Sullivan Macy, atau yang dikenal sebagai Anne Sullivan. Anne Sullivan sendiri menderita gangguan penglihatan, dan mulai bekerja sebagai guru pribadi Helen diusianya yang kedua puluh. Saat mereka pertama kali bertemu, Helen menginjak usia tujuh tahun.
Ini adalah sebuah hubungan jangka panjang yang berlangsung selama 49 tahun, dimana Anne Sullivan kelak bekerja rangkap sebagai pembimbing Helen di rumahnya. Dengan metode Sullivan untuk mengeja sambil menulis dengan jari huruf-huruf alfabet di telapak tangan Helen, Helen berhasil menguasai 575 kata, beberapa tabel perkalian, dan sistem Braille hanya dalam tempo waktu enam bulan.
Sebagai metode mengajar, Anne akan memegang tangan Helen dibawah air, lalu ia mengucapkan kata “A-I-R” dengan menulis huruf demi huruf di tangan lainnya. Saat Helen menggenggam tanah, Anne akan mengucapkan sambil menuliskan kata “T-A-N-AH” di tangan Helen satunya. Begitu terus, dan ini dilakukan sebanyak 30 kata per hari.
Didalam buku hasil karangannya, Helen menulis, “Saya ingat hari terpenting didalam seluruh hidup saya adalah ketika guru saya, Anne Mansfield Sullivan, datang kepada saya.” Dengan penuh ketekunan dan kesabaran, Anne mengajar Helen untuk berbicara lewat gerakan mulut, sehingga akhirnya Helen bisa berbicara, “Hal terbaik dan terindah yang tidak dilihat atau disentuh oleh dunia adalah hal yang dirasakan didalam hati.”
Berkat kepiawaian dan kesabaran Sullivan sebagai seorang pendidik sekaligus sahabat, Helen yang sebenarnya berotak cemerlang merasa memperoleh dukungan dan asuhan, sehingga mengalami kemajuan pesat.
Pada usia duapuluh tahun, Helen mengenyam pendidikan di Radcliffe College, sebuah cabang dari Universitas Harvard yang diperuntukkan khusus bagi wanita. Hanya dalam periode 4 tahun, Helen berhasil lulus dengan predikat “Magna Cum Laude.” Ia menjadi orang tuna netra dan tuna rungu pertama yang berhasil lulus dari universitas dimasa itu, bahkan dengan predikat gemilang.
Helen menulis buku yang berjudul “The Story of My Life” (1903). Buku ini adalah sebuah otobiografi yang mengisahkan tentang perjalanan hidupnya hingga ia berusia 21 tahun. Ditulis dengan bantuan Anne Sullivan, dan suami Sullivan, John Macy. Buku ini ia tulis sewaktu mengenyam pendidikan di universitas.
Buku lain yang ia tulis adalah, “The World I Live In” (1908), yang berisi tentang penghayatan yang ia rasakan tentang dunia, menurut penangkapannya sebagai seorang buta-tuli. Total buku yang ia tulis berjumlah 12 buku, serta beberapa buah artikel (ditulis didalam huruf biasa dan huruf Braille).
Helen Keller wafat ditahun 1968 pada usia 87 tahun, ketika ia sedang tidur. Abu jenasahnya ditempatkan di Katedral Nasional Washington, di samping abu jenasah Anne Sullivan.
Salah satu perkataan Helen Keller yang telah menginspirasi banyak orang dan masih terus dikenang hingga kini:
“Karakter tidak dapat dikembangkan didalam keadaan mudah dan tenang. Hanya lewat usaha dan penderitaan, jiwa dapat dikuatkan, ambisi didorong, dan keberhasilan diraih.”
- Helen Keller
Luar biasa bukan. Kita mungkin memang tidak terlahir buta-tuli seperti Helen Keller, dan tidak bisa menandingi prestasinya. Nama kita mungkin tak akan pernah tertera di antara “Jajaran Orang-Orang Besar Sepanjang Masa.” Namun kita masing-masing punya kancah perjuangan yang harus kita hadapi dan gumuli setiap hari.
Seperti kata-kata Helen Keller di atas bahwa jiwa hanya dapat diperkuat lewat usaha dan penderitaan, bukan lewat keadaan mudah dan nyaman. Penderitaan dan kesukaran apa yang sedang Anda rasakan saat ini? Biarkan itu menguatkan jiwa Anda dan mendorong Anda untuk menghasilkan karya-karya terbaik Anda, atau menghasilkan kinerja terbaik Anda didalam area pekerjaan maupun profesi yang sedang Anda tekuni saat ini.
Helen Keller adalah salah satu dari sekian banyak orang-orang besar yang kisah hidup dan perjuangannya bisa menginspirasi kita semua. Ia punya keterbatasan fisik, namun ini tidak membuatnya menyerah, melainkan terus berjuang setiap hari. Ia sudah berjuang semenjak ia masih kecil hingga usianya lanjut. Ini adalah soal semangat juang didalam keterbatasan fisik, atau didalam kesulitan apa pun yang mungkin dialami seorang manusia.
Hidupnya bisa menjadi teladan dan inspirasi bagi banyak orang yang saat ini sedang dilanda kesusahan dan kemalangan. Jika Helen bisa, kita juga bisa.
Penulis: Boni Sindyarta
“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"
D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat
Come visit us at www.house-of-the-light.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment