Friday, June 28, 2019

4 Cara Ini Bisa Membantumu Cepat Bangkit dari Kegagalan



Kegagalan sebenarnya bisa membantumu untuk sukses dan bertumbuh jika kamu menyikapinya dengan tepat. Semakin banyak kamu gagal, kamu menjadi semakin baik dan kuat. Kegagalan mengandung banyak pelajaran. Ini kuncinya: jadikan kegagalan sebagai batu lompatan untuk bertumbuh dan meraih sukses. Bagaimana kita menghadapi dan menyikapi kegagalan lebih penting dibanding bagaimana kita menyikapi keberhasilan. Tak seorang pun imun dari kegagalan. Setiap orang pasti pernah gagal. Cepat atau lambat, kita akan mengalami kegagalan. Bagaimana kita menyikapi kegagalan akan sangat menentukan bagaimana kita bisa bangkit dari kegagalan itu.

Simak 3 mindset dalam menghadapi kegagalan agar kamu bisa memetik manfaat sebesar-besarnya dari kegagalanmu dan segera bangkit.

1. Putuskan bahwa kamu mau bangkit. Kekuatan niat dan tekad memang luar biasa. Hanya dengan memutuskan dan meniatkan bahwa kamu mau bangkit setelah gagal, akan memudahkan kamu untuk bangkit. Saat kamu gagal, tetaplah pelihara berpikir positif dan pengharapan bahwa kamu bisa bangkit dan keadaan akan menjadi lebih baik. Meski kamu mungkin sekarang masih belum tahu bagaimana cara mengubah situasi hidupmu, niatmu untuk bangkit akan mendorong kamu untuk sungguh memulai proses bangkit dan tidak terpuruk terus. Apa yang kamu katakan pada dirimu sendiri sangatlah berpengaruh bagaimana kelakuanmu dan tindakanmu.

2. Saat kamu gagal, itu tidak menentukan nilai dirimu dan siapa kamu sebenarnya. Kegagalanmu bukan penentu nilai dirimu yang sejati dan siapa dirimu. Jauh lebih sulit untuk bangkit jika kamu menginternalisasi kegagalanmu dan membiarkan itu menjadi penentu nilai dirimu dan siapa dirimu yang sesungguhnya. Nilaimu dan artimu bagi orang-orang yang mengasihimu tetap tidak berubah. Potensimu malah semakin berkembang, setiap kali kamu gagal. Justru dalam pengalaman-pengalaman paling menyakitkan, kamu akan menemukan pelajaran-pelajaran paling berharga dan pertumbuhan terbesar. Dengan mengalami kegagalan, hatimu juga jadi lebih rendah hati dan berbelas kasih, serta mengembangkan kemampuan berempati pada orang-orang lain yang sedang terpuruk dan gagal. Kamu jadi lebih bisa mengerti mereka dan memberi dukungan semangat pada mereka. Kamu juga belajar untuk lebih bersabar. Juga berbelas kasih pada diri sendiri. Disinilah kekuatan batinmu tumbuh. Kamu pun mengalami kemajuan secara spiritual.

3. Selama kamu masih bernafas, kamu selalu masih bisa berjuang dan berusaha. Kerap, saat kita sedang stress kita jadi bernafas pendek-pendek dan tak teratur. Coba kamu luangkan waktu sejenak untuk mengamati bagaimana kamu bernafas. Nafas yang pendek-pendek tidak memberi suplai cukup oksigen pada otak sehingga ini membuatmu kurang bisa berpikir jernih. Cobalah untuk hening dan bernafas secara dalam dan teratur, bermeditas. Ini akan menjernihkan pikiranmu, sehingga kamu pun bisa melihat pelajaran-pelajaran apa yang terkandung dalam kegagalanmu.

4. Lakukan re-framing (memberi kerangka yang berbeda) dan mulailah dari posisi dimana kamu ada sekarang. Kemampuan untuk memberi kerangka yang berbeda pada suatu kejadian-kejadian buruk didalam kehidupan atau pada kegagalan akan sangat mempengaruhi bagaimana kamu bisa bangkit kembali dengan lebih cepat. Usahakan hindari untuk tidak:
- Memandang dirimu sebagai korban dalam kegagalan atau keadaan buruk ini.
- Membiarkan dirimu dikuasai pikiran-pikiran yang merendahkan dirimu sendiri.
- Membiarkan dirimu dikuasai kemarahan.

Namun cobalah untuk membentuk kerangka baru dalam situasi ini (reframing) dan melihat pelajaran-pelajaran apa yang terkandung disitu. Melihat apa yang bisa kamu lakukan dalam situasi ini. Melihat sisi positif dari kegagalan: apa saja. Tuliskan poin-poinnya disehelai kertas. Kamu bisa belajar apa dari sini?

Jadi saat kamu gagal dan mungkin saat ini sedang terpuruk. Mulailah dari posisi dimana kamu berada sekarang. Tenangkan dirimu. Bernafaslah dalam dan teratur supaya kamu bisa berpikir lebih jernih. Kemudian ambillah sehelai keras dan tuliskan poin-poin: pelajaran-pelajaran yang terkandung dalam kegagalanmu (kamu bisa belajar apa saja), lihat sisi-sisi positif dari kegagalanmu, apa yang masih bisa kamu syukuri dalam hidupmu dan keadaanmu sekarang, putuskan dan niatkan bahwa kamu mau bangkit dan pikirkan cara: apa yang bisa kamu lakukan sekarang untuk bangkit dan memperbaiki keadaanmu. Lalu, get back on the game dan berjuanglah kembali..!!

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: “How Failure Help You to Succeed and Grow” by Teresa Griffith
https://www.lifehack.org/articles/lifestyle/its-all-about-how-you-fail.html

Sunday, June 23, 2019

5 Alasan Mengapa Banyak Orang Punya Potensi Besar Namun Gagal oleh Robin Sharma



Kamu punya kejeniusan didalam dirimu. Kamu punya potensi untuk meraih sukses. Kamu hidup di planet ini sebenarnya terlahir dengan sebuah misi. Kamu bertanggung jawab untuk bertumbuh, untuk mengembangkan suatu ketrampilan, dimana dirinya bisa menjadi yang terbaik disitu. Kejeniusan, kesuksesan bukanlah soal genetika, namun ini lebih berhubungan dengan kebiasaan yang kamu jalani setiap hari. Seorang psikolog terkenal asal Amerika, James Flynn memperkenalkan istilah “Capitalization.” Ia mengatakan bahwa seorang pemain basket terbaik, seorang petinju terbaik, pelukis terbaik, entrepreneur terbaik, dll., bukanlah orang-orang yang paling berbakat, namun mereka adalah orang-orang yang mengasah dan mengembangkan bakat dan talenta yang mereka miliki, melebihi rekan-rekan mereka dibidang yang mereka tekuni.

Pertanyaannya adalah, apakah kamu sudah membangun kebiasaan yang bisa mendukungmu untuk meraih sukses? Apakah kamu sudah menganut mindset yang benar? Dalam artikel ini kita akan membahas tentang 5 alasan mengapa banyak orang yang punya bakat dan potensi luar biasa namun mengalami kegagalan….

Alasan #1: ketakutan mereka lebih besar dibanding iman mereka. Tak seorang pun akan percaya padamu tanpa kamu terlebih dahulu percaya pada dirimu sendiri. Kamu terlalu mendengarkan suara-suara (pikiran-pikiran) didalam kepalamu yang membuatmu takut. Kita merasa nyaman didalam zona nyaman kita, saat kita mulai keluar dari zona nyaman ini untuk meraih taraf kemampuan yang lebih tinggi, untuk meraih keberhasilan, kita akan diliputi oleh ketakutan. Dalam bidang Psychobiology yang sedang berkembang saat ini, ditemukan bahwa otak manusia terpola untuk keadaan yang stabil dan itu-itu saja. Ini adalah cara kita untuk survive. Ini mengapa detak jantung kita terus berkisar 72 detakan per menit, dan tekanan darah kita ada dalam rentang yang itu-itu saja. Ini adalah cara kita untuk bertahan hidup. Namun saat kita melihat peluang, punya ide-ide baru dan mulai keluar dari zona nyaman, menuju ke zona yang masih belum kita ketahui, di mana kehebatan dan greatness menanti kita disana, kita jadi takut.

Orang-orang hebat bukanlah orang-orang yang tak kenal takut, namun mereka adalah orang-orang yang terus melatih dirinya, terus membiasakan dirinya untuk menghadapi apa yang mereka takuti. Untuk terus berjalan maju meski takut. Lama-lama mereka merasa nyaman ditengah ketidaknyamanan, dan disinilah banyak peluang-peluang besar menanti kamu. Kamu jadi merasa nyaman saat menghadapi apa yang masih belum kamu ketahui. Kamu jadi merasa nyaman saat menghadapi ketakutan. Itulah yang dilakukan oleh para seniman hebat, entrepreneur hebat. Orang-orang yang berprestasi di bidangnya. Atlit-atlit yang hebat juga melatih diri mereka untuk melakukannya. Setiap hari. Latihlah otakmu setiap hari untuk mencari peluang, untuk masuk kedalam zona yang masih belum kamu ketahui. Jika kamu melakukannya secara konsisten dan terus-menerus, kamu sedang membangun jalur-jalur neurologis didalam otakmu, sehingga lama-kelamaan kamu dapat melakukannya dengan lebih mudah. Ini karena segala sesuatu memang sulit pada awalnya, semua perubahan memang sulit pada awalnya namun ini ujung-ujungnya akan mengarah pada sesuatu yang indah.

Alasan #2: mereka selalu menyalahkan keadaan, bukannya melihatnya sebagai peluang untuk bertumbuh. Semua orang-orang hebat pasti pernah mengalami keterpurukan. Nelson Mandela, ia mengalami penderitaan yang jauh lebih besar dibanding orang kebanyakan. Mother Teresa, ia mengalami kegelapan jiwa yang luar biasa dan banyak rintangan dalam perjalanannya mengemban misinya untuk menolong dan memberi makan pada orang-orang miskin di Kalkuta. Mahatma Gandhi. Rosa Parks. Shakespeare. Tolstoy. Picasso. Jean-Michel Basquiat. Jika kamu mengamati kehidupan mereka semua, kamu akan melihat banyak mereka jauh lebih banyak menderita dibanding orang-orang kebanyakan. Poin yang hendak dikemukakan disini adalah: kamu bisa mengubah penderitaan (pain) menjadi kekuatan (power).

Namun banyak orang tersandung dan jatuh oleh kesulitan dan tantangan hidup, mereka jadi kecewa dan patah semangat, kemudian berhenti berjuang dan berusaha. Banyak orang-orang hebat yang telah meraih dan sampai ke puncak gunung, telah menapaki jalur kegelapan dalam kesendirian. Lembah-lembah kehidupan yang kelam. Namun Rumi, seorang filus dan penyair hebat mengatakannya dengan indah, “Biarkan hatimu terluka berkali-kali, hingga itu akhirnya membuat hatimu terbuka. Semua orang-orang besar pernah terpuruk dan jatuh: Mother Teresa, Nelson Mandela, Martin Luther King, Jr., alih-alih berkata, “Mengapa ini semua terjadi padaku?” “Mengapa hidup ini begitu berat?” Mereka semua punya satu kesamaan: mereka mengubah penderitaan (pain) menjadi kekuatan (power). Mereka mengubah tragedi-tragedi yang mereka alami menjadi kemenangan. Ini bukan artinya prosesnya akan mudah. Namun kamu bisa bertanya pada dirimu sendiri, “Apakah selama ini? Bagaimana selama ini aku menyalahkan situasi? Hal-hal apa saja dalam situasiku yang kusalahkan?” “Saat aku terpuruk, apa dan siapa yang kusalahkan?” “Saat aku merasa hidup ini tidak adil, siapa dan apa yang kusalahkan?” “Saat aku merasa hidup ini berat, apa dan siapa yang kusalahkan?”

Ketahuilah ini: hidupmu adalah tanggung jawabmu sendiri. Kamu bertanggung jawab untuk hidupmu sendiri dan untuk respons-responsmu sendiri. Dan kamu selalu bisa memilih responsmu. Tanyakan pada dirimu sendiri, “Bagaimana aku bisa mengubah batu-batu sandungan dan rintangan-rintangan ini menjadi batu-batu lompatan?” “Bagaimana aku bisa mengubah masa-masa sulit dan penderitaan ini untuk menguatkan aku, menguatkan karakterku, menumbuhkan nilai-nilai kebajikan dan keluhuran (virtues)?” Maka, jangan lagi menyalahkan keadaan. Tujuan dari kehidupan adalah untuk bertumbuh, menguatkan karaktermu, menumbuhkan nilai-nilai yang baik: keberanian, kebaikan hati, keluhuran, kerendahan hati, kejujuran, martabat, keotentikan. Tujuan dari kehidupan adalah untuk pelayanan bagi orang lain dan dunia.

Kamu hidup di planet ini untuk sebuah misi yang besar. Kamu punya tujuan dan panggilan hidup. Jangan menuruti egomu yang berkata, “Aku kan bukan Nelson Mandela.” “Aku kan bukan Mother Teresa.” “Aku kan bukan Thomas Alfa Edison.” “Aku kan bukan Michelangelo.” “Aku kan bukan Picasso.” Namun jadilah hebat menurut caramu sendiri yang unik dan orisinil. Atau, jadilah hebat dibidangmu menurut caramu sendiri yang unik dan orisinil. Jangan mengukur hidupmu dari apa yang masyarakat katakan apa yang harus kamu lakukan, namun dari bagaimana kamu menjalani hidupmu setiap hari, dari bagaimana kamu membangun kebiasaan yang baik, dari bagaimana kamu menjaga integritas, dari bagaimana kualitas pelayananmu pada orang lain, pada keluarga.

Alasan #3: mereka membiarkan fokus perhatian mereka teralih. Banyak orang dijaman kini menderita sindrom rentang perhatian terbatas. Perhatian mereka mudah teralih sehingga sulit menciptakan karya dan produk terbaik. Mereka mendengarkan musik disaat mereka seharusnya bekerja. Mereka berulangkali memeriksa medsos dan mengecek email. Sehingga mereka menghabiskan waktu terbaik mereka dalam sehari bukan untuk menjadi produktif. Kamu harus belajar untuk melatih fokus untuk mengerjakan hal-hal yang benar-benar penting. Orang-orang besar secara sengaja menyediakan waktu dalam kesendirian untuk mengerjakan apa yang harus mereka kerjakan dengan kualitas prima.

Alasan #4: mereka memiliki kepercayaan diri yang rendah. Orang-orang besar semuanya punya kepercayaan diri yang tinggi. Mereka punya kepercayaan diri yang tinggi dan mereka maju terus dengan gagasan mereka, meski menghadapi banyak rintangan dan penolakan. Angela Duckworth dari Universitas Pennsylvania menemukan bahwa orang-orang paling sukses adalah mereka yang paling gigih dan persisten. Mereka yang paling tekun. Dan kegigihan, persistensi dan ketekunan dalam artian tertentu adalah suatu bentuk kepercayaan diri juga.

Alasan #5: mereka berhenti terlalu cepat. Martin Luther King Jr. pernah berkata, “Sampai kamu menemukan sesuatu yang kamu bersedia mati untuk itu, kamu tidak pantas untuk hidup.” Ada tujuan dan panggilan hidup. Ada beberapa hal yang cukup penting dan bermakna untukmu sehingga kamu melakukannya dengan sebaik mungkin menurut caramu yang unik dan orisinil. Tetap bertahan pada tujuan dan panggilan hidupmu. Mungkin untuk menjadi atlet sebaik-baiknya yang kamu bisa menjadi. Menjadi seorang ayah atau ibu yang sebaik mungkin yang kamu bisa menjadi. Menjadi manajer sebaik-baiknya yang kamu bisa menjadi. Nyala api apa yang ada didalam hatimu? Api itu memberi pesan padamu, bahwa kamu harus melakukannya. Dan jika kamu tidak melakukannya, tidak ada orang lain yang bisa melakukannya persis seperti kamu. Jika kamu tidak melakukannya, dunia akan mengalami suatu kerugian. Kamu melakukannya cukup lama dengan persistensi, kegigihan, ketekunan, kepercayaan diri, semangat berkanjang dan keberanian sehingga kamu pun memberi manfaat dan pelayanan bagi orang lain dan dunia.
  
Jadi, begitulah kamu-kamu selalu punya potensi dan peluang untuk berhasil dibidangmu dan pada apa yang kamu kerjakan. Kamu hidup di planet ini untuk sebuah misi yang besar. Kamu bisa melakukan misi itu dengan caramu yang unik dan orisinil yang tak seorang pun bisa melakukannya persis sama seperti kamu melakukannya. Ubahlah penderitaan (pain) menjadi kekuatan (power) dan selalu lihatlah masa-masa berat dan sulit serta kejadian-kejadian buruk sebagai peluang untuk bertumbuh. Kamu tak perlu menjadi seorang “Nelson Mandela” atau “Mother Teresa” untuk menjalani misimu didunia. Kamu punya misi yang unik yang bisa kamu jalankan menurut caramu yang orisinil, yang bahkan seorang Nelson Mandela dan Mother Teresa sekalipun tak bisa melakukannya. Jangan berkecil hati namun jalani misi hidupmu setiap hari dengan penuh pengabdian untuk menjadikan dunia ini sebagai tempat yang lebih baik.

Dialihbahasakan & dikembangkan oleh Boni Sindyarta

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: “The Real Reasons Good People Fail” by Robin Sharma


 

Friday, June 21, 2019

5 Cara Mengatasi Masa Suram dan Sulit didalam Hidupmu oleh Robin Sharma



Masa-masa berat dan sulit pasti pernah kita alami. Saat itu terjadi, bagaimana cara kita menyikapi dan menghadapinya? Mari kita belajar dari Robin S. Sharma, seorang motivator ternama dan penulis buku best seller “The Monk Who Sold His Ferrari” untuk membekali kamu dengan wawasan dan kebijaksanaan dikala kamu mengalami hard time. Jangan lewatkan pelajaran sangat berharga dari seorang expert kelas dunia yang sudah berpengalaman membimbing banyak orang untuk sukses dan berkembang maksimal. 

1. Belajar menemukan perspektif. Saat ada kejadian buruk terjadi, pernahkah kamu berkata pada dirimu sendiri, “Hal apa yang lebih buruk yang sebenarnya bisa saja terjadi?” Saat orang yang kamu kasihi meninggal, kamu bisa mengajukan pertanyaan ini. Hal-hal apa saja yang masih bisa kusyukuri disini? Berkat-berkat apa saja yang masih ada dan kuterima disini? Bisa saja kejadiannya lebih buruk lagi. Aku masih pantas bersyukur dalam kejadian ini. Renungkan tentang bunga teratai yang hidup ditengah kubangan lumpur namun bisa menjadi salah satu bunga terindah di dunia. Dia tumbuh sebagai sekuntum bunga yang murni justru ditengah lingkungan lumpur yang kotor. Belajar bersyukur dalam setiap situasi dan menjadikan apa yang terbaik dari situ. Usahakan melihat melampaui situasi dan belajar melihatnya dari perspektif baru.

2. Manfaatkan bagi pertumbuhan. Masa sulit dan kejadian buruk tak lain adalah kesempatan untuk bertumbuh yang datang secara tersamar. Semua orang-orang besar dan legendaris selalu melalui masa-masa berat. Kita semua pasti pernah mengalami masa-masa berat dan sukar, serta kejadian-kejadian buruk. Mereka menggunakan semua yang terjadi pada mereka, entah itu baik atau buruk untuk membentuk diri mereka. Untuk menjadikan diri mereka lebih kuat dan semakin menyadarkan diri mereka akan Diri Sejati mereka yang tersimpan jauh dikedalaman diri mereka. Saat itu terjadi, tanyakan pada dirimu sendiri, “Bagaimana aku bisa menggunakan kejadian ini untuk bertumbuh. Bagaimana aku menjadikan ini semua sehingga aku lebih kreatif, produktif, lebih bisa melayani orang lain, lebih mengasihi – menurut caraku yang unik?” 


Semua orang-orang besar, semua pembuat sejarah, semua orang-orang legendaris, semua tokoh-tokoh pelayan kemanusiaan yang besar, semua raksasa dibidang bisnis, semuanya punya satu kesamaan: mereka lebih banyak menderita dibanding orang rata-rata. Mereka semua menderita demi karya seni mereka, demi misi hidup mereka, demi ambisi mereka, demi pelayanan kemanusiaan mereka. Mereka semua menderita. Jadi ajukan pertanyaan ini pada dirimu sendiri, “Bagaimana aku bisa menggunakan masa sulit dan kejadian buruk ini untuk membuatku lebih kreatif, lebih kuat, lebih tangguh, lebih berani, lebih bisa melayani, lebih tulus dan otentik, dsb.?”

3. Alami perasaannya sehingga kamu pun sembuh. Kamu bisa mengubah penderitaanmu menjadi power. Banyak orang dijaman kini berusaha melarikan diri dari penderitaan dan perasaan tidak nyaman. Namun agar kamu bisa sembuh dari luka-luka akibat perlakuan orang, akibat situasi, akibat kejadian buruk, kamu terlebih dahulu harus mau masuk kedalam hatimu dan mengalami apa yang kamu rasakan, untuk kemudian melepaskannya (perasaan itu). Kamu pun bebas dan sembuh dan menjadi lebih utuh. Ini adalah cara untuk memurnikan hatimu dan jiwamu. Kita semua punya apa yang disebut “sumur penderitaan” – ini adalah kumpulan luka-luka, kekecewaan, dikhianati, apa saja peraaan-perasaan negatif yang membuat kita menderita. Banyak orang menyuruh kita agar jangan merasakannya. Untuk lari darinya. Mereka berkata, “Hanya orang lemah yang perasa.” 


Namun ilmu psikologi menemukan bahwa agar kamu bisa sembuh dan terbebas dari perasaan itu, kamu harus mau mengalaminya. Kamu harus berani mengalaminya. Jika tidak maka ini semua akan tersimpan di dalam sumur penderitaan alam bawah sadarmu. Semua timbunan luka dan perasaan negatif ini, sehingga ini harus dilepaskan, agar kamu bisa mengalami intimitas dan terhubung dengan aliran kreativitasmu, produktivitasmu, keberanianmu, dan Diri Sejatimu yang otentik. Semua perasaan itu lama sifatnya, kamu sudah pernah mengalaminya sebelumnya, jadi jika kamu pernah dikhianati, kamu akan memproyeksikan hal yang sama orang yang sekarang mengkhianatimu. Maka sadari perasaan-perasaan itu lalu lepaskan, agar kamu pun bebas dan menjadi lebih utuh.

4. Menghargai setiap musim kehidupan. Di jaman kini, kultur kita didominasi oleh mencari kesenangan. Banyak orang berfoto selfie dan memamerkan betapa senang mereka. Namun sebenarnya tidak bisa seperti itu. Orang-orang besar tidak selalu hidup dalam kesenangan dan kebahagiaan. Apa yang menjadikan Martin Luther king seperti yang kita kenal. Apa yang menjadikan John Kennedy seperti yang kita kenal. Apa yang menjadikan Mother Teresa seperti yang kita kenal. Apa yang menjadikan kamu dan begitu banyak orang yang mungkin dianggap rata-rata. Yang menjadikan begitu banyak ayah dan ibu yang hebat. Bukanlah saat-saat mudah dan menyenangkan. Namun kita semua dibentuk dalam saat-saat susah dan senang. Dalam musim-musim kehidupan susah dan senang. 


Maka, agar kamu bisa mengatasi masa-masa sulit dalam hidupmu, hargailah saat itu terjadi. Kamu akan menjadi pribadi yang lebih utuh dan otentik dan menjalani kehidupan yang kaya makna jika kamu menghargai musim kehidupan apa pun yang sedang kamu jalani sambil tetap setiap pada panggilan dan tujuan hidupmu. Masa-masa sulit dimaksudkan untuk melepaskan kamu dari ego yang memandang itu sebagai buruk. Namun bagian dirimu yang lebih dalam dan bijak tahu bahwa ini adalah masa terburuk yang terbaik yang pernah kamu lalui. Saat kamu sudah melaluinya, kamu yang sudah dilepaskan banyak dari jerat ego, bisa mengatakan seperti itu. Mengapa kamu perlu melaluinya, karena kamu perlu belajar pelajaran-pelajaran yang diberikan olehnya yang membentuk kamu menjadi orang seperti sekarang ini.

5. Rengkuhlah pemurnian. Saat kejadian buruk atau masa-masa sulit menerpamu, katakan, “Aku mau menjalani pemurnian ini.” Bagaikan emas yang digarang di atas api untuk memurnikannya sehingga menjadi emas murni. Begitu pula kehidupan akan memurnikan kamu dari sifat-sifat yang tak terpuji dan dari ego yang keras kepala. Ada sebuah kisah tentang patung Budha yang terbuat dari emas, di Bangkok. Ada sebuah patung Budha yang sangat besar, terbuat dari emas, namun kemudian saat Bangkok diserang oleh musuh, pada bhiksu menutupinya dengan lumpur berlapis-lapis, dengan tujuan agar patung Budha itu tidak dijarah oleh para penyerang. Beberapa tahun kemudian sekelompok pengembara menemukan patung Budha ini, ia samar-samar melihat sesuatu yang berkilau dibalik lumpur itu, dan mereka kemudian bersama-sama menghilangkah lapisan lumpur dan menemukan patuh Budha emas itu, masih dalam keadaan utuh dan tak bercacat seperti semula. Teman, kamu adalah emas murni.
 

Di dalam setiap otak manusia tersimpan benih-benih kejeniusan. Ingatlah wawasan ini: dalam ujian-ujian terberat, kamu akan menemukan kekuatanmu yang terbesar. Segalanya yang terjadi padamu yang dianggap sebagai buruk oleh ego, sebenarnya adalah proses pemurnian untuk membakar semuanya yang menghalangi kejeniusanmu untuk keluar. Aagar emas murni yang tersimpan didalam dirimu bisa muncul.

Maka, jalani dan hadapi kejadian-kejadian dan masa-masa buruk didalam hidupmu dengan mindset di atas, agar kamu mendapatkan manfaat sebesar-besarnya. Ini akan semakin menguatkan, menumbuhkan dan memurnikan kamu, dan bukan membuatmu terpuruk selamanya. Kamu adalah emas murni, kamu punya benih-benih kejeniusan didalam dirimu, kamu punya Diri Sejati yang tersimpan jauh dikedalaman dirimu. Biarkan kejadian buruk dan periode sulit memunculkannya keluar sehingga kamu pun semakin bersinar menampilkan terang dirimu yang sejati.

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Thursday, June 20, 2019

Kisah Seorang Pembersih Selokan Kota yang Menjadi Ayah Terkaya di Dunia



Ada kisah tentang seorang ayah yang sangat miskin. Ia bekerja sebagai seorang pembersih selokan kota. Setiap hari kerjanya masuk ke lorong-lorong selokan bawah tanah di bawah jalanan aspal yang dilalui banyak mobil yang melintas lalu lalang. Tak seorang pun penduduk kota peduli dan menaruh hormat padanya. Ia memiliki seorang anak perempuan. “Aku tak pernah memberitahu pada anakku perempuan, apa pekerjaanku. Aku tak mau ia jadi malu karena tahu ayahnya hanya seorang pembersih selokan.” “Setiap kali anakku bertanya apa pekerjaanku, aku selalu menjawab bahwa aku seorang buruh pabrik.” “Ya, aku kan tak terlalu berbohong, aku hanya seorang buruh kasar.”

Setiap kali aku pulang dari bekerja, aku selalu pergi ke kamar mandi umum dan membersihkan diri di sana agar aku tak pulang ke rumah dengan tubuh kotor sehingga anakku tahu apa pekerjaanku. Aku ingin menyekolahkan anakku sampai tamat perguruan tinggi. Aku mau dia punya kebanggaan di depan teman-temannya. Jika teman-temannya tahu apa pekerjaan ayahnya, ia pasti sangat malu. Aku tak mau teman-temannya menghina dia, seperti banyak orang menghinaku.

Aku menghabiskan setiap sen dari penghasilanku untuk membelikan anakku buku-buku dan perlengkapan sekolah. Aku tak pernah membeli pakaian baru sama sekali. Semua uangku kuhabiskan untuk biaya keperluan rumah tangga dan biaya pendidikan anakku. Aku hanya ingin agar dia bisa bersekolah dan mendapat masa depan yang lebih baik dariku.

Namun apa boleh buat, aku hanya seorang pembersih selokan kota. Sehari sebelum hari terakhir pembayaran uang masuk kuliah, aku masih belum punya uang untuk membayarnya. Hari itu, aku sangat sedih. Begitu sedihnya sampai aku tak sanggup bekerja. Aku hanya duduk di samping timbunan kotoran selokan yang sudah berhari-hari lamanya dan sangat bau. Aku tak berani pulang untuk menemui anak perempuanku. Aku tak tahu harus bilang apa padanya. Sejak masih kecil, bahkan bayi aku sudah terlahir sebagai orang miskin. Aku memang harus menerima takdirku sebagai orang miskin.

Hari pun menjelang sore. Aku melihat teman-temanku sesama pembersih selokan berkumpul. Entah apa yang mereka bicarakan. Mereka tampak mendekat bersama-sama menghampiriku. Salah seorang duduk disebelahku dan berkata, “Teman, kami tahu kamu sedang dalam kesulitan. Ini, terimalah bantuan dari kami. Kami semua adalah saudara-saudaramu. Jangan menolaknya.” Aku hampir tak percaya dengan kata-katanya dan kebaikan teman-temanku. Mereka masing-masing memberi seluruh upah harian mereka hari itu untukku. Mereka kumpulkan semuanya dan berikan kepadaku. Sungguh kebaikan hati yang tulus dan tak terlupakan. Aku jadi terharu.

Moral dari kisah ini: pria ini mungkin salah seorang lapisan kelas masyarakat paling miskin. Namun ia memberi dari kekurangannya. Pria ini mungkin tak pernah berpikir yang tinggi-tinggi tentang tujuan hidup, makna hidup dan panggilan hidup. Yang ia tahu hanyalah ia bekerja setiap hari untuk menafkahi keluarga dan menyekolahkan anaknya. Ia menjalani sebuah kehidupan yang bermakna dan bertujuan, meski tidak melakukan pekerjaan yang sesuai dengan passion dan bakat talentanya.

Yang ia tahu hanyanya ia bangun setiap pagi untuk bekerja bagi keluarga dan menyekolahkan anaknya. Ia bekerja seharian dan menjadi lelah, tidak mengharapkan banyak untuk dirinya sendiri. Hampir seluruh hidupnya diabdikan demi keluarga dan anaknya. Ia bekerja demi orang lain. Bukan demi dirinya sendiri. Ia melakukan pekerjaannya untuk orang lain. Dalam kemiskinannya, ia justru semakin bisa banyak memberi.

Bagaimana dengan kamu? Apakah selama ini kamu bekerja hanya untuk memuaskan dirimu sendiri atau kamu bekerja sebagai suatu bentuk pengabdian dan pelayanan bagi orang lain. Apakah kamu mengabdikan dirimu hanya untuk memuaskan dan menyenangkan dirimu sendiri, atau kamu mengabdikan dirimu demi kebaikan, kebutuhan dan kepentingan orang lain? Kamu selalu bisa memberi dalam keadaan berkelimpahan maupun dalam berkekurangan. Tidak selalu harus berbentuk uang dan materi, namun juga bisa dalam bentuk pelayanan, waktu, tenaga, perhatian, kebaikan dan pertolongan bagi kebutuhan, kepentingan dan perkembangan orang lain.

Jika kamu menjalani hidup seperti itu, kamu akan menjalani kehidupan yang bermakna. Itulah panggilan dan tujuan hidupmu, yakni pengabdian dan pelayanan pada orang lain dengan cara yang kamu bisa. Tidak selalu harus sesuatu yang menggunakan bakat dan passion-mu. Tapi perbuatan baik yang kecil-kecil setiap hari untuk keluarga dan lingkungan sekitar. Pengorbanan kecil-kecil. Ini akan memurnikan jiwamu. Tuhan akan memberi kamu rahmat yang cukup untuk melakukannya.

Bagaimana kamu mau menjalani hidupmu? Kita dapat belajar dari si pria pembersih selokan di atas, bekerja sesuatu dengan bidang kita masing-masing. Melakukan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita sehari-hari dengan tekun, benar dan tulus. Kebaikan hati dan kesediaan untuk melayani adalah suatu bentuk potensi saja. Orang terlahir dengan potensi bawaan, dengan tendensi bawaan, bagaimana ia mengembangkan kepribadian dan hal-hal baik yang ia bawa semenjak ia masih kecil adalah soal pilihan dan perjuangan terus-menerus sepanjang hidup. Di penghujung hidupmu kelak, akan menjadi orang macam apakah kamu? Menjadi lebih baik dengan fungsi-fungsi luhur yang terlatih dan berkembang, atau justru mengalami degradasi jiwa dan kemerosotan akhlak.

Seperti dikatakan oleh Viktor Frankl: kamu selalu bisa memilih dan menentukan sikap. Kamu punya kehendak bebas untuk menentukan hidupmu dan dirimu sendiri. Bekerjasamalah dengan bantuan rahmat Tuhan untuk menjadikan yang terbaik.

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: “Story of a Poor Father Who Become the Richest Man in the World.”


 

Wednesday, June 19, 2019

5 Pelajaran Bernilai dari Viktor Frankl yang Bermanfaat Bagi Kita yang Hidup di Jaman Kini




Di tahun 1945, beberapa bulan setelah bebas dari sebuah kamp konsentrasi milik Nazi Jerman, Fiktor Frankl mulai menulis sebuah buku yang kelak menjadi best seller dan karya klasik sepanjang masa, “Man’s Search for Meaning.” Usianya saat itu 40 tahun. Sebelum Perang Dunia kedua pecah, ia adalah seorang psikolog yang tinggal di Vienna dan memiliki praktek yang berhasil dalam profesinya. Man’s Search for Meaning menceritakan tentang pengalaman mengerikan yang ia alami selama ia tinggal dalam periode yang sarat dengan penderitaan disana, sebagai seorang tahanan. Ia pernah menjalani tinggal di beberapa kamp konsentrasi, seperti Auschwitz, Dachau dan lainnya. Bukunya mengisahkan tentang apa yang menjadi sumber kekuatannya sehingga ia bisa survive dalam situasi kamp konsentrasi itu. Man’s Search for Meaning hingga kini telah terjual lebih dari 10 juta eksemplar dan diterjemahkan kedalam 24 bahasa.

Frankl mengatakan bahwa perjuangan seseorang yang terpenting dalam hidupnya adalah perjuangan untuk mencari makna dan memaknai hidupnya. Dan apa yang ia temukan bahkan semakin relevan dijaman kini, dimana banyak orang mengalami keputusasaan dan merasa hidupnya kosong. Mari kita simak 5 pelajaran sangat bernilai yang dapat kita temukan didalam bukunya kita dapat menjalani kehidupan kita dengan makna dan tujuan yang bernilai, sesuai situasi kehidupan dan kepribadian kita.

Frankl memandang kehidupan adalah suatu upaya pencarian akan makna. Ini berbeda dengan banyak orang yang mengisi hidupnya dengan upaya untuk mengejar kenikmatan dan kesenangan. Mungkin kita hidup dalam rentang spektrum ini. Di satu sisi kita ingin menjalani kehidupan yang bermakna, dan disisi lain kita juga ingin menikmati hidup dengan berbagai kesenangannya. Tentukan sendiri bagaimana kamu mengolah artikel ini sesuai dengan situasi hidupmu dan kepribadianmu.

1. Kita bisa menentukan sikap. Frankl dan sesama tahanan lain diambil dari segala yang mereka miliki. Harta milik, teman, keluarga, status, bahkan nama mereka. Mereka sekarang tak lain adalah seorang tahanan dengan kode dan nomor tertentu. Dari semuanya itu hanya tersisa satu hal yang tak dapat direnggut dari mereka: kehendak bebas, kemampuan untuk memilih dan menentukan sikap dalam situasi apa saja. Kemampuan untuk memilih reaksi terhadap pikiran, perasaan dan situasi apa saja. Seseorang bisa menentukan dirinya mau menjadi apa, dalam situasi hidup apa pun yang melingkupinya. Kita selalu punya kehendak bebas untuk memilih apa yang baik, untuk setia pada nilai-nilai, panggilan hidup, dan tugas-tugas kita.

2. Penderitaan memang tak terhindarkan – namun yang lebih menentukan adalah bagaimana kita bereaksi terhadap penderitaan itu. Frankl menyatakan bahwa seseorang bisa menemukan makna didalam hidupnya lewat tiga cara: pertama lewat pekerjaan, khususnya jika pekerjaan ini melibatkan unsur kreativitas dan sejalan dengan panggilan hidup dan tujuan hidup yang lebih besar dari diri kita; kedua, lewat mengasihi dalam bentuk pelayanan pada orang lain; dan ketiga, lewat penderitaan, yang adalah suatu pengalaman manusia yang dasariah (fundamental). Pada yang ketiga inilah terkandung ujian tertinggi bagi kita. Seperti menurut penuturan Frankl sendiri, “Jika kehidupan memang terkandung suatu makna, maka pasti juga ada makna yang terkandung didalam penderitaan. Penderitaan adalah sesuatu yang tak terpisahkan dari kehidupan, seperti halnya kematian. Tanpa adanya penderitaan dan kematian, kehidupan manusia tak akan utuh.” Maka, ujian bagi kita semua adalah bagaimana respons kita terhadap penderitaan didalam hidup kita. Lebih lanjut Frankl berkata, “Cara bagaimana seseorang menerima takdirnya dan seluruh penderitaan yang terkandung didalamnya, cara bagaimana seseorang memikul penderitaannya [salibnya], akan memberinya peluang yang besar sekali – bahkan didalam situasi paling sulit sekalipun – untuk semakin memperdalam makna hidupnya.

3. Kekuatan yang terkandung didalam tujuan dan panggilan hidup. Frankl mengamati sesama tahanan yang sanggup untuk survive, yang menemukan cara untuk memikul penderitaan, selalu punya tujuan dan panggilan hidup yang membuat mereka mampu bertahan melewati situasi dan kondisi sangat sulit. Bagi sebagian dari mereka, itu adalah anak, pasangan atau sanak keluarga yang menunggu mereka saat mereka bebas kelak. Bagi sebagian tahanan lain, itu adalah pekerjaan atau karya kreatif yang masih belum rampung dan membutuhkan kontribusi mereka yang unik. Saat bekerja di rumah sakit di kamp konsentrasi, ia mengamati bahwa angka kematian tahanan melonjak drastis dalam periode seminggu setelah natal dan akhir tahun 1944. Ia mempertalikannya dengan adanya harapan dikalangan tahanan bahwa mereka akan bebas sebelum Natal. Namun ternyata setelah tahun baru mereka tak kunjung bebas, mereka pun sadar bahwa situasi tetap tak berubah. Mereka pun kehilangan harapan dan keberanian. Ini pada gilirannya mengakibatkan menurunnya daya tahan dan kemampuan untuk survive.

4. Ujian sebenarnya terhadap karakter kita, ini akan terungkap dari bagaimana kita berespons dan bertindak. Frankl sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada jawaban yang umum dan berlaku bagi semua orang tentang makna kehidupan. Setiap orang harus menemukan sendiri jawabannya untuk mereka masing-masing. Setiap orang punya makna hidup yang sifatnya unik dan khas untuk diri mereka masing-masing. Kita menemukan makna hidup kita yang unik menurut situasi kehidupan kita, watak kepribadian kita, relasi-relasi kita dan pengalaman-pengalaman kita. Kehidupan akan menguji kita dan hasilnya akan terungkap bagaimana cara kita berespons dan bertindak. Sehubungan dengan ini, Frankl bertutur, “Kita tidak perlu bertanya terus tentang makna kehidupan, namun terlebih kita pantas memandang diri kita sebagai orang yang ditanya oleh kehidupan – setiap hari, bahkan setiap jam. Jawaban kita tidak terungkap lewat kata-kata dan meditasi, namun ini lebih pada sikap dan kelakuan kita. Kehidupan ujung-ujungnya adalah soal mengemban tanggung jawab untuk menemukan jawaban-jawaban yang benar untuk persoalan-persoalannya dan untuk memenuhi tugas yang telah ditetapkan secara terus-menerus bagi setiap individu.” 


Maka, jawaban tentang makna hidup tidak akan ditemukan lewat bermeditasi di atas puncak gunung, namun ini dapat ditemukan setiap hari, bahkan setiap jam dalam pilihan kita dalam kehendak bebas kita untuk memilih melakukan apa yang benar dan melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab kita.

5. Kebaikan manusia dapat ditemukan justru di tempat-tempat paling tak terduga. Orang mungkin mengira bahwa para perwira pengawas tahanan adalan orang-orang yang kejam dan tak berperikemanusiaan. Namun Frankl menemukan justru sebaliknya, ia mengalami momen-momen kebaikan hati justru dari mereka. Pernah ada seorang penjaga secara diam-diam memberinya sebongkah roti dengan memikul resiko dirinya ketahuan dan dihukum. Bukan rotinya itu sendiri yang paling penting, namun tatapan mata dan perkataan penjaga itu saat memberikannya. Sedangkan disaat-saat lain ia melihat para pengawas lain memukuli tahanan karena pelanggaran terkecil. Sehubungan dengan itu, Frank berkata, “Kehidupan di kamp konsentrasi bisa merobek jiwa manusia dan mengungkap tentang kedalaman-kedalamannya, yang memang sudah menjadi sifat bawannya adalah campuran dari kebaikan dan kejahatan.”

Buku “Man’s Search for Meaning” dan ajaran Viktor Frankl sangat relevan bagi kita yang hidup dijaman kini, dimana banyak orang mengalami krisis makna dan kekosongan. Menemukan dan menekuni makna hidup sangat penting jika kita ingin mengalami apa yang dikatakan oleh Sokrates sebagai sebuah “Kehidupan yang layak dijalani.” Wawasan-wawasan yang diajarkan oleh Frankl menyatakan bahwa tidak saja upaya pencarian akan makna itu mengandung nilai tersendiri, namun ini memang sudah menjadi tugas hidup yang fundamental bagi kita semua untuk menemukan makna hidup kita masing-masing, mengejarnya dan menekuninya setiap hari.

Bila Frankl menekankan tentang fungsi kehendak bebas manusia untuk menentukan hidupnya dan responsnya, kita tetap tidak melupakan peran iman dan bimbingan Tuhan untuk mengarahkan respons kita dan jalan hidup kita disetiap persimpangan penting dan menentukan didalam kehidupan. Setiap pilihan yang kita ambil akan membawa konsekuensi, entah itu pilihan baik atau buruk. Iman juga tetap menyertakan dimensi psikologis dari orang beriman. Karena iman dihayati oleh seorang manusia dengan segala dimensi psikologisnya. Dan aspek psikologis juga masuk kedalam dimensi keimanan seseorang. Keduanya tak dapat dilepaskan satu sama lain dan saling melengkapi dan memperkaya. 


Memperdalam wawasan kita dikedua dimensi ini akan sangat mengembangkan dan memperkaya batin, mental, psikologis dan keimanan kita, dalam mengarungi perjalanan kehidupan, hingga kita kembali pada Sang Pencipta kelak.

Dialihbahasakan & dikembangkan oleh Boni Sindyarta

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: https://www.realtimeperformance.com/5-lessons-from-viktor-frankls-book-mans-search-for-meaning/

Thursday, June 13, 2019

Mindset Ampuh untuk Membantu Kamu Cepat Bangkit dari Keterpurukan dan Setbacks



Pernahkah kamu mengalami kegagalan dan setelah itu terjebak dalam keadaan dimana kamu merasa tak nyaman cukup lama. Apa pun yang kamu lakukan rasanya tak banyak membuahkan hasil. Mungkin kamu mengalami konflik dengan pasangan atau didalam pekerjaan. Kehilangan orang yang kamu kasihi. Rasanya kamu ada dititik rendah kehidupan. Kamu ingin keluar dari keadaan ini namun rasanya sulit. Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada yang terpuruk cukup lama, bahkan sampai bertahun-tahun, tapi ada juga yang bisa bangkit dengan lebih cepat dan melanjutkan perjuangan mereka. Lalu, apa yang membedakan kedua kelompok ini? Mengapa yang satu terpuruk lama dan yang lain bangkit lebih cepat? Jawabannya terletak pada: sikap.

Sikap memberi peran sangat besar kalau sudah soal bangkit dari keterpurukan dan setbacks. Kembangkan mindset positif, mentalitas berpikir positif. Mindset positif tidak saja membantu kamu bangkit lebih cepat, namun ini juga berdampak positif bagi kesejahteraan emosional dan kesehatan psikologis (mental).

Mindset positif bermanfaat bagi kesehatan

Saat kamu mengalami setback dan terjebak dalam keterpurukan, biasanya kamu menganut mindset negatif dan pesimis. Menganut mindset positif dan berpikir positif bukan artinya mengabaikan semua perasaan negatif, buruk dan menyakitkan, ini semua tetap ada dan tidak sebaiknya disangkal. Namun ini artinya kamu memang dan menyikapinya dengan sikap positif dan produktif. Kamu tidak terus-terusan dan memandang dirimu semata-mata sebagai “korban” dari situasi dan orang lain, namun kamu memandanya dari lensa “kesempatan untuk bertumbuh dan belajar.”

Sadari Self-Talk di Dalam Kepala 

Saat kamu sedang terpuruk, baru saja mengalami setbacks dan kegagalan, biasanya kamu dipenuhi oleh pikiran-pikiran negatif. Sadari pikiran-pikiran ini karena ini tidak bermanfaat bagi kemajuanmu. Sadari apa saja pikiran yang muncul lalu gantilah dengan pikiran-pikiran positif. Pikiran negatif hanya akan hilang jika digantikan oleh pikiran lain. Maka, gantilah itu dengan pikiran-pikiran positif yang memberdayakan dan memotivasi kamu bangkit dan maju.

Mungkin sekali dari pikiran-pikiran self talk negatif ini didukung oleh logika dan rasanya benar, maka gunakan logika juga untuk mengubahnya, meng-counter-nya dengan pikiran-pikiran self talk positif yang lebih memberdayakan dan mendorong kamu maju. Mendorong kamu belajar dan bertumbuh.

Jika kamu mau selangkah lebih maju, carilah akar dari pikiran-pikiran self talk negatif ini didalam batinmu. Mungkin kamu pernah mengalami trauma dimasa kecil dan masa lalu yang masih perlu dibereskan dan disembuhkan. Mintalah bantuan seorang konselor profesional dan teman terpercaya. Kesediaan memaafkan dan merelakan, jika memang diperlukan bisa sangat membantu kesembuhan dan kepulihanmu.

Kamu bisa lebih aktif dan tidak terus diam di tempat. Bila perlu berdoalah untuk kesembuhan sambil melakukan langkah-langkah aktif untuk melakukan apa yang bisa dikerjakan. Lakukan sesuatu yang produktif, konstruktif dan berguna. Do something!! Buat dirimu berguna bagi lingkungan. Hasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Menganut dan terus memelihara harapan, optimisme dan berpikir positif dapat sangat bermanfaat bagi kemajuanmu dan kepulihanmu. Berharap dan percaya pada Tuhan dan diri sendiri bahwa kamu bisa melewati semuanya ini sangat bermanfaat. Kaitkan pengharapanmu pada Tuhan di relung keterpurukan terdalam didalam batinmu bisa sangat menguatkan dan memberdayakan. Terus memelihara pengharapan meski mungkin tak semua yang kamu harapkan itu terwujud, tetap bisa menopang kamu dalam masa-masa sulit setbacks dan keterpurukan.

Berlatih meditasi secara teratur juga bisa sangat membantu karena ini bisa menjernihkan pikiranmu, menjaga kestabilan mood dan membuat mood-mu lebih positif. Kamu pun jadi lebih produktif dan lebih bisa menikmati hidup.

Banyak-banyaklah bersyukur 

Sikap bersyukur sangat bermanfaat dalam masa-masa keterpurukan dan setbacks. Dengan memelihara sikap bersyukur, kamu bisa meminimalisir pengaruh negatif dari kegagalan dan situasi hidup dalam keterpurukan, dan berbarengan dengan itu kamu juga menguatkan pengaruh positif yang ada didalam hidupmu. Syukuri apa yang ada didalam hidupmu, atau masih ada. Syukuri kehadiran orang-orang yang mengasihimu. Syukuri bahwa kamu masih punya pekerjaan dan tempat tinggal. Bersyukurlah setiap kamu bangun pagi untuk berkah kehidupan yang kamu alami, meski keadaanmu sekarang mungkin sulit. Syukuri untuk setiap kemajuan yang kamu raih betapapun kecilnya. Setiap langkah maju yang kamu raih. Setiap pekerjaan dan perbuatan baik yang kamu lakukan. Syukuri setiap karya yang kamu hasilkan.

Percaya pada Tuhan dan diri sendiri 

Seperti telah disebutkan tadi, kamu bisa memilih dan punya kehendak bebas untuk percaya pada dirimu sendiri bahwa kamu punya potensi dan bisa bangkit dari keterpurukan dan setbacks. Memilih untuk percaya pada diri sendiri yang dibarengi dengan percaya pada Tuhan adalah salah satu kekuatan terbesar yang dimiliki manusia. Percaya bahwa kamu punya kemampuan. Percaya bahwa masih terbuka banyak kemungkinan untuk maju dan berkembang. Percaya bahwa Tuhan pasti membantu kamu yang dibareng dengan usahamu sendiri. Percaya bahwa ada masa depan yang sarat dengan kemungkinan berkembang dan potensi. Percaya bahwa usahamu pasti membuahkan hasil. Percaya bahwa kamu pasti bisa survive lewat gabungan usaha dan pertolongan Tuhan.

Sikapmu sangat mewarnai keadaanmu 

Sikapmu sangat menentukan seberapa lama kamu ada didalam keadaan terpuruk dan negatif. Jangan mau terpuruk terus, karena kamu punya potensi dan kehidupan terus berjalan. Hasilkan sesuatu yang berguna dari pengalaman negatif yang kamu alami untuk menolong orang lain. Sikapmu sangat mewarnai perilaku dan tindakan yang kamu lakukan, juga dalam masa keterpurukan dan setbacks.

Jangan lari dari kesulitan dan penderitaan. Rengkuhlah itu sebagai kesempatan untuk belajar dan bertumbuh. Ini juga membuatmu lebih kuat dan dewasa. Jangan lupa untuk banyak-banyak bersyukur karena dapat menjadi peredam untuk kejadian dan situasi negatif serta menguatkan apa yang positif dalam hidupmu.

Dengan menganut mindset positif, memelihara pengharapan, optimisme dan banyak-banyak bersyukur akan menguatkan mentalmu dan memberdayakan kamu untuk lebih cepat pulih dan bangkit dalam masa keterpurukan dan setbacks. Selalu percaya pada dirimu sendiri dan pada Tuhan!!

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

10 Cara Cerdas dan Efektif untuk Menghadapi Kegagalan




Kita semua ingin maju dan meraih sesuatu yang kita anggap penting dan bermakna didalam kehidupan. Kita semua punya impian dan rindu meraihnya dan menjadi bahagia. Namun, kerap kita gagal meraih sasaran dan tujuan kita. Memang situasi tidak selalu mendukung bahkan menghambat. Saat mengalami kegagalan, bagaimana sebaiknya kita menyikapinya, apakah kita bisa menerimanya atau terpuruk lama, selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun? Semua orang pasti pernah gagal. Kegagalan menunjukkan bahwa kita sudah mencoba dan berusaha. Kegagalan memang bisa terasa menyakitkan. Hampir semua orang tidak mau gagal dan berusaha mengindarinya sebisa mungkin. Lalu, bagaimana cara kita menyikapi dan menghadapi kegagalan saat mengalaminya. Cara coping yang sehat akan sangat mempengaruhi apakah kamu bisa segera bangkit atau terpuruk terus.

Simak 16 cara dan mindset yang efektif untuk menghadapi kegagalan. Simaklah dan segeralah bangkit untuk kembali berjuang dan menghadapi kehidupan. Jangan biarkan potensimu tak berkembang hanya karena satu atau beberapa kali kegagalan. Kamu berhak maju dan berkembang untuk berhasil dalam apa yang kamu anggap penting dan bermakna.

1. Belajarlah untuk menerima apa yang terjadi. Belajarlah untuk menerima kegagalan. Penerimaan adalah langkah pertama dan sangat penting dalam menghadapi kegagalan. Jujurlah pada diri sendiri. Jangan berusaha mengabaikannya atau berpura-pura seolah itu tidak terjadi. Daripada terus hanyut dan terbenam dalam sikap mengasihani diri sendiri dan keputusasaan, belajarlah untuk menerima situasi dan kenyataan. Semakin cepat kamu menerima kegagalan itu, semakin cepat kamu bisa move on dan kembali maju serta berjuang. Jika kamu bersedia menerima kegagalan, kamu berada diposisi yang lebih baik untuk berubah dan melakukan sesuatu terhadap kegagalanmu.

2. Terimalah dan rengkuhlah perasaan-perasaanmu. Kegagalan biasanya dibarengi dengan perasaan-perasaan negatif. Ini bisa berupa marah, dongkol, frustrasi atau menyalahkan situasi dan orang lain. Rasa malu, gelisah dan depresi juga bisa menyusul. Kamu jadi terpuruk dan depresif. Namun ini semua hanya merugikan dirimu dan semakin menyulitkan keadaanmu. Kamu jadi terbelenggu oleh perasaan-perasaan negatif. Banyak orang berusaha dengan berbagai cara untuk menghindari diri mereka mengalami emosi-emosi negatif ini. Namun ini sebenarnya kurang tepat. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa jauh lebih bermanfaat untuk mengolah dan mengalami perasaan-perasaan ini daripada berusaha menolaknya atau mengabaikannya. Dibutuhkan kejujuran pada diri sendiri dan kerendahan hati disini. 


Sebenarnya membiarkan dirimu mengalami perasaan-perasaan negatif dan menyakitkan ini dan menjadi sumber untuk stimulus positif. Ini bisa memecutmu dan mendorongmu untuk berjuang lebih keras agar kegagalan serupa tak terjadi lagi. Maka, jangan tolak atau abaikan perasaan-perasaan negatif dan menyakitkan ini, namun hargai dan terimalah, biarkan dirimu mengalaminya. Dengan melakukannya, kamu malah bisa pulih lebih cepat dan terbebas dari perasaan-perasaan itu. Alami, terima, lalu relakan (let go) – sepenuhnya. 

Kamu jadi lebih cepat pulih dan bisa kembali berjuang. Adakan pemeriksaan batin secara jujur, jika kamu membutuhkan bantuan seorang teman atau konselor yang bisa dipercaya, usahakan temukan itu. Jika kamu mengalaminya dan melepaskannya, bebanmu pun jadi lebih ringan dan kamu pun bisa melangkah maju untuk kembali berjuang dan berusaha melakukan sesuatu yang positif dengan hidupmu atau meraih impianmu. Beri nama pada perasaan-perasaan itu dan nyatakan secara verbal. Alami, terima, akui, relakan, lepaskan dan move on.

3. Sadari usaha-usaha atau cara-cara tak sehat yang kamu lakukan untuk mengindari perasaan yang menyakitkan. Biasanya orang berusaha menghindrinya lewat minuman keras, menyantap junk food, seks bebas, penyalahgunaan obat, kecanduan berbelanja. Namun ini adalah solusi temporer dan tak menghilangkan rasa sakit sepenuhnya dan bukan solusi efektif. Malah sebaliknya, cara-cara ini semakin memperburuk keadaan. Maka, sadari jika kamu mulai terlibat dengan cara-cara ini dan jangan teruskan.

4. Belajar dan menerapkan cara coping yang sehat. Cara-cara coping yang sehat misalnya berlatih meditasi secara teratur, mendengarkan lagu-lagu relaksasi. Jalan santai. Coping yang sehat sangat besar manfaat dan pengaruhnya untuk kepulihanmu dan seberapa cepat kamu kembali bisa produktif dan berjuang.

5. Miliki jaringan pendukung. Kesuksesan dalam hidup jarang sekali diraih sendirian. Kamu butuh orang lain untuk dukungan. Seperti telah disebutkan di atas, mungkin kamu perlu membicarakan tentang kegagalanmu dengan orang-orang yang bisa kamu percayai untuk mencurahkan perasaan dan mengolahnya. Dukungan mereka bisa membuatmu pulih lebih cepat dan move on.

6. Sadari keyakinan-keyakinan keliru tentang kegagalan. Banyak orang tanpa sadar menganut atau mengembangkan keyakinan-keyakinan yang salah tentang kegagalan. Mereka beranggapan bahwa sebuah kegagalan itu sudah final. Kenali dan sadari apa saja keyakinan-keyakinan ini, lalu ubahlah menjadi keyakinan-keyakinan yang lebih memberdayakan.

7. Emban tanggung jawab. Ini bukan artinya kamu sebaiknya terus-menerus menyalahkan diri sendiri dan mengkritik diri sendiri. Namun juga jangan terus-menerus menyalahkan orang lain untuk kemalangan yang kamu derita, karena ini juga akan menghalangi kamu untuk bertumbuh dan memperbaiki segi-segi yang butuh pembenahan dalam dirimu. Berikan penjelasan yang logis tentang penyebab kegagalanmu dan usahakan itu bernada penjelasan bukan untuk terus berdalih membenarkan diri sendiri dan menyalahkan orang lain.

8. Lakukan analisa pada apa yang terjadi. Kamu memang tak bisa kembali ke masa lalu dan mengulangi semuanya, namun kamu bisa memeriksa dan menganalisa apa yang telah terjadi, melihat apa yang menyebabkan kamu gagal. Melihat alur yang mengarah pada kegagalan. Jika kamu sudah memeriksa dan melihat penyebabnya atau dimana letak ketidakberesannya, ini bisa membantumu untuk tidak melakukan kesalahan serupa dan pola serupa terjadi lagi. Dengan memeriksa dan menganalisa kamu pun tahu dimana titik-titik lemahmu dan dimana kamu melakukan kesalahan/salah langkah. Analisa ini memberimu keyakinan diri untuk bangkit dan to do better next time.

9. Temukan alasan untuk terus maju dan berjuang. Sadari dan ketahui apa yang menjadi alasanmu. Know your “why.” Kenapa kamu mau maju? Jika tak dikelola dengan baik, kegagalan bisa membuatmu putus asa dan kehilangan harapan. Sukses memang butuh banyak perjuangan dan waktu. Memang rasanya tak adil dan sulit diterima jika apa yang telah kamu perjuangkan selama bertahun-tahun tiba-tiba hancur berantakan dalam sekejap. Adalah kenyatan yang keras bahwa dunia tidak selalu menghargai kerja kerasmu. Maka kamu harus menemukan alasan internal yang bisa menjadi sumber motivator bagimu untuk terus maju dan berjuang. Makna atau nilai apa yang kamu cari dan perjuangkan. Apa alasannya.

10. Mengembangkan ketangguhan mental. Jangan membiarkan kegagalan menghancurkan kamu. Latihlah dan kembangkan kekuatan untuk tahan terhadap pukulan-pukulan kehidupan yang kamu alami sepanjang jalan. Orang selalu bisa berkembang, maka tidak ada kata akhir dari berjuang dan menjadi bertumbuh tambah kuat. Latihlah dirimu untuk mengembangkan mindset dan cara pandang dan sikap positif dalam menghadapi kejadian negatif dan kehidupan. Didalam kegagalan selalu tersedia peluang untuk bertumbuh menjadi lebih kuat dan lebih baik dibanding sebelumnya. Seringkali dari kegagalan terdalam dan terbesar, tersedia peluang pertumbuhan dan kemajuan terbesar.

Ulasan tentang cara-cara di atas hanya bersifat pendahuluan saja. Kamu masih harus melakukan pengolahan agar dapat menerapkannya kedalam situasi hidupmu dan dirimu. Kegagalan mungkin menghambat kamu dan membuatmu terpuruk selama bertahun-tahun, namun itu tetap bukan penentu siapa dirimu. Kegagalan bisa menjadi sumber pelajaran terbesar dan paling berharga jika kamu menyikapinya dengan tepat. Maka, jangan takut untuk gagal. Lebih baik berusaha dan gagal daripada tidak mau berusaha dan berjuang, membiarkan hidupmu terus berlalu namun tetap diam di tempat.


“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

To inspire, educate and entertain…

Tuesday, June 11, 2019

12 Hal Ini akan Kamu Alami Saat Kamu Mulai Menekuni Passion dan Panggilan Hidupmu



Kita semua dibekali dengan bakat, talenta, potensi dan kemampuan yang luar biasa. Kita juga dikarunia kehendak bebas oleh Tuhan, untuk memutuskan bagaimana kita hendak menjalani hidup kita. Apakah kita mau mendaki jenjang akademi sampai ke puncak, apakah kita mau menjalani magang dan menjadi seorang profesional yang mahir. Dan masih banyak lagi. Kita semua punya pilihan. Dengan adanya kehendak bebas untuk memilih ini, juga dibarengi dengan konsekuensi, yakni tanggung jawab. Bagaimana kita bertanggung jawab atas pilihan-pilihan kita dengan konsekuensinya. Semua pilihan mengandung pro dan kontra. Saat kamu ada di persimpangan jalan kehidupan, catatlah pro dan kontra untuk menentukan pilihan mana yang kamu mau ambil. Bandingkan pro dan kontra berbagai pilihan dan kemungkinan yang ada, baru kemudian kamu bisa tentukan pilihan.

Bicara soal pilihan dan potensi, banyak orang punya potensi yang besar, namun mereka memutuskan atau merasa tidak punya pilihan kecuali mengikuti apa yang didikte oleh teman, orangtua dan masyarakat. Mereka tidak membuat pilihan dan keputusan untuk diri sendiri, namun membiarkan orang lain yang menentukan dan memutuskan untuk mereka. Mereka tidak menjadi diri mereka sendiri. Untungnya, sebenarnya terbuka kemungkinan untuk kamu menjalani hidup sesuai panggilan hidupmu. Sesuai dengan nilai-nilai yang kamu anggap penting dan juga menekuni apa yang menjadi passionmu.

Simak 12 hal yang terjadi saat kamu mulai menekuni passion dan panggilan hidupmu:

1. Kamu memperluas zona nyamanmu. Mungkin banyak orang mengira bahwa kita harus mengorbankan segalanya demi mengejar passion dan menggenapi panggilan hidup. Namun ini tidak benar adanya. Kamu tidak perlu tergesa-gesa dalam menemukan passion dan panggilan hidupmu. Kamu tidak bersaing dengan siapa pun. Saat kamu telah menemukan passion dan panggilan hidupmu, kamu bisa memperluas zona nyamanmu saat menekuni keduanya. Ini menuntut pengambilan resiko dan kamu mungkin merasa tak nyaman pada awalnya. Namun seiring dengan berjalannya waktu, kamu pun akan semakin terbiasa.

2. Kepercayaan dirimu akan meningkat. Kita semua tidak ingin mendapat penolakan. Dalam menjalani relasi kita sehari-hari, kita semua ingin merasa diterima apa adanya. Namun bagaimana kamu tahu jika kamu tak pernah mengekspresikan dirimu apa adanya. Orang yang menjalani hidupnya demi memenuhi impian orang lain dan tidak menjadi dirinya sendiri, biasanya kurang percaya diri. Ini karena mereka tidak hidup menurut nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang mereka anut. Saat kamu menekuni apa yang menjadi passion-mu dan panggilan hidupmu, kepercayaan dirimu akan meningkat dengan sendirinya dan kamu merasa lebih nyaman dengan diri sendiri.

3. Kamu bertumbuh. Memang kita tidak bisa mendapat kepastian penuh tentang masa depan. Punya keraguan tentang apa yang mungkin dan bisa kamu raih itu wajar dan normal. Namun jangan membiarkan keraguan ini menghalangi kamu mengejar passion dan menggenapi panggilan hidup. Saat kamu menekuni passion, kemampuan dan bakat-bakat bawannmu akan muncul dan kamu pun berkembang. Kamu berpeluang jauh lebih besar untuk meraih sukses jika menekuni bidang yang menjadi passionmu, dibanding jika tidak.

4. Kamu mengalami kepuasan batin didalam pekerjaan. Harus bangun setiap pagi dengan perasaan harus mengejakan pekerjaan yang tidak mereka sukai demi agar bisa survive membuatmu akan terkuras, baik secara mental, emosional, spiritual bahkan mungkin akhirnya juga finansial. Temukan pekerjaan yang sesuai dengan passion-mu. Ini akan memberimu kepuasan batin dan membuatmu lebih bisa menikmati hidup.

5. Kamu memperoleh keseimbangan antara hidup – kerja. Idealnya, memang ada keseimbangan antara hidup dan bekerja. Namun ini tidak selalu bisa dialami oleh orang yang tidak menyukai pekerjaaanya. Saat kamu menekuni pekerjaan yang adalah passion-mu, kamu merasa seolah-olah kamu tidak bekerja, karena kamu senang melakukannya. Hidupmu jadi lebih seimbang. Namun ini hanya bisa dicapai jika kamu melakukan pekerjaan yang kamu senangi.

6. Wawasanmu bertambah luas. Jika kamu setiap hari harus melakukan pekerjaan yang tak kamu sukai, wawasanmu jadi kurang berkembang. Kamu hanya bekerja semata-mata demi income untuk kemudian menghabiskannya. Namun jika kamu menekuni passion, wawasanmu jadi berkembang dan kamu jadi lebih tahu bagaimana menghadapi tantangan hidup sehari-hari. Saat wawasanmu berkembang, ini akan memberi dampak positif pada karirmu dan hidupmu sehari-hari. Kamu juga jadi lebih produktif.

7. Kamu menarik hal-hal baik dan positif. Aura dan getaran yang kita pancarkan, kerap tanpa sadari menarik orang-orang yang sejenis. Dengan hidup menjadi dirimu sendiri dan menekuni apa yang menjadi passion-mu, kamu cenderung menarik orang-orang yang tepat. Kamu mungkin perlu mengorbankan sejumlah relasi yang memang sebaiknya kamu lakukan jika kamu ingin menjalani kehidupan yang otentik menurut siapa dirimu dan nilai-nilaimu.

8. Kamu menjadi orang yang lebih baik hati. Saat kamu menekuni passion dan panggilan hidupmu, kamu menjadi orang yang lebih baik hati karena kamu merasa lebih damai dan menjadi dirimu sendiri. Orang akan merasakannya dan ini akan berdampak dalam interaksimu dengan mereka. Kamu pun menebarkan pengaruh positif dan memberi banyak manfaat bagi orang lain.

9. Kamu membebaskan kreativitasmu. Memang rasanya lebih aman untuk menjalani rute yang sama dan sudah banyak orang yang melaluinya. Namun jenis rasa aman seperti ini sebenarnya menghambat kreativitas. Untuk memenuhi impianmu dan mengejar passion-mu, kamu mungkin perlu menempun rute-rute baru dengan gagasan-gagasan segar. Ini bisa membuatmu lebih kreatif. Mungkin ini adalah jalan dan rute yang sepi dan kamu harus menempuhnya sendirian. Namun kuncinya adalah keyakinamu pada dirimu sendiri dan impianmu. Jika kamu terus bertekun, kamu akan meraihnya.

10. Kamu menaklukkan rasa takut. Rasa takut adalah penghancur passion. Jika kamu menuruti rasa takut dan keraguan, kamu tidak kunjung mulai dan terus menunda-nunda. Sebenarnya saat paling tepat untuk mengejar passion-mu adalah saat ini. Jangan membiarkan rasa takut menghalangi kamu. Kamu terus bisa belajar sambil berjalan maju.

11. Kamu merasa memperoleh kepastian yang melebihi ketidakpastian yang kamu alami. Kamu mungkin memang tidak tahu, bagaimana jadinya hidupmu kelak saat kamu menekuni apa yang menjadi passion-mu, namun sadarilah bahwa perasaan ini memang wajar. Namun justru didalam ketidakpastian ini terkadung berbagai kesempatan dan peluang bagimu untuk meraih impian dan sasaranmu. Jangan membiarkan ketidakpastian ini menghalangi kamu untuk menekuni apa yang menjadi passion-mu. Saat kamu menekuni passion dan panggilan hidup, kamu akan mulai memperoleh kejelasan dan bisa melihat peluang-peluang di sepanjang jalan.

12. Kamu mengalami lebih sedikit penyesalan kelak di peghujung hidupmu. Banyak orang mengalami penyesalan, saat menoleh ke belakang merenungkan hidup mereka saat mereka di usia senja, tentang impian-impian tak terpenuhi, rencana-rencana gagal, kemampuan-kemampuan dan potensi-potensi yang tak dikembangkan. Maka, coba kamu luangkan waktu untuk merenungkannya, dan bayangkan baginya jadinya hidupmu kelak jika kamu bersedia untuk menjalani panggilan hidupmu. Apakah ini memang layak dijalani, atau kamu lebih mementingkan rasa aman namun harus mengerjakan pekerjaan yang tidak kamu senangi. Meski menekuni passion dan panggilan hidup tidak membuat hidupmu seperti yang kamu tadinya bayangkan, ini tetap memberi makna dalam hidupmu dan kamu punya lebih sedikit penyesalan kelak di penghujung hidupmu.

Menekuni passion dan panggilan hidup memang akan menghadapkan kamu pada ketidakpastian. Namun jangan biarkan ini menghalangi kamu menjadi the best you can be. Kamu pasti sukses jika terus mengembangkan bakat, talenta dan potensi bawaanmu. Hidupmu jadi lebih bermakna dan memuaskan jika kamu melakukan apa yang menjadi passion-mu dan menekuni panggilan hidupmu. Memang sudah seperti ini hukumnya. Maka, mulailah adakan perubahan-perubahan yang perlu untuk melakukannya. Kelak, kamu akan heran sendiri bahwa ternyata kamu bisa meraih kemajuan seperti yang tak pernah terbayangkan olehmu sebelumnya. So, jangan biarkan hidupmu terus berlalu dengan sia-sia tanpa mengisinya dengan makna.

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…