Friday, June 21, 2019

5 Cara Mengatasi Masa Suram dan Sulit didalam Hidupmu oleh Robin Sharma



Masa-masa berat dan sulit pasti pernah kita alami. Saat itu terjadi, bagaimana cara kita menyikapi dan menghadapinya? Mari kita belajar dari Robin S. Sharma, seorang motivator ternama dan penulis buku best seller “The Monk Who Sold His Ferrari” untuk membekali kamu dengan wawasan dan kebijaksanaan dikala kamu mengalami hard time. Jangan lewatkan pelajaran sangat berharga dari seorang expert kelas dunia yang sudah berpengalaman membimbing banyak orang untuk sukses dan berkembang maksimal. 

1. Belajar menemukan perspektif. Saat ada kejadian buruk terjadi, pernahkah kamu berkata pada dirimu sendiri, “Hal apa yang lebih buruk yang sebenarnya bisa saja terjadi?” Saat orang yang kamu kasihi meninggal, kamu bisa mengajukan pertanyaan ini. Hal-hal apa saja yang masih bisa kusyukuri disini? Berkat-berkat apa saja yang masih ada dan kuterima disini? Bisa saja kejadiannya lebih buruk lagi. Aku masih pantas bersyukur dalam kejadian ini. Renungkan tentang bunga teratai yang hidup ditengah kubangan lumpur namun bisa menjadi salah satu bunga terindah di dunia. Dia tumbuh sebagai sekuntum bunga yang murni justru ditengah lingkungan lumpur yang kotor. Belajar bersyukur dalam setiap situasi dan menjadikan apa yang terbaik dari situ. Usahakan melihat melampaui situasi dan belajar melihatnya dari perspektif baru.

2. Manfaatkan bagi pertumbuhan. Masa sulit dan kejadian buruk tak lain adalah kesempatan untuk bertumbuh yang datang secara tersamar. Semua orang-orang besar dan legendaris selalu melalui masa-masa berat. Kita semua pasti pernah mengalami masa-masa berat dan sukar, serta kejadian-kejadian buruk. Mereka menggunakan semua yang terjadi pada mereka, entah itu baik atau buruk untuk membentuk diri mereka. Untuk menjadikan diri mereka lebih kuat dan semakin menyadarkan diri mereka akan Diri Sejati mereka yang tersimpan jauh dikedalaman diri mereka. Saat itu terjadi, tanyakan pada dirimu sendiri, “Bagaimana aku bisa menggunakan kejadian ini untuk bertumbuh. Bagaimana aku menjadikan ini semua sehingga aku lebih kreatif, produktif, lebih bisa melayani orang lain, lebih mengasihi – menurut caraku yang unik?” 


Semua orang-orang besar, semua pembuat sejarah, semua orang-orang legendaris, semua tokoh-tokoh pelayan kemanusiaan yang besar, semua raksasa dibidang bisnis, semuanya punya satu kesamaan: mereka lebih banyak menderita dibanding orang rata-rata. Mereka semua menderita demi karya seni mereka, demi misi hidup mereka, demi ambisi mereka, demi pelayanan kemanusiaan mereka. Mereka semua menderita. Jadi ajukan pertanyaan ini pada dirimu sendiri, “Bagaimana aku bisa menggunakan masa sulit dan kejadian buruk ini untuk membuatku lebih kreatif, lebih kuat, lebih tangguh, lebih berani, lebih bisa melayani, lebih tulus dan otentik, dsb.?”

3. Alami perasaannya sehingga kamu pun sembuh. Kamu bisa mengubah penderitaanmu menjadi power. Banyak orang dijaman kini berusaha melarikan diri dari penderitaan dan perasaan tidak nyaman. Namun agar kamu bisa sembuh dari luka-luka akibat perlakuan orang, akibat situasi, akibat kejadian buruk, kamu terlebih dahulu harus mau masuk kedalam hatimu dan mengalami apa yang kamu rasakan, untuk kemudian melepaskannya (perasaan itu). Kamu pun bebas dan sembuh dan menjadi lebih utuh. Ini adalah cara untuk memurnikan hatimu dan jiwamu. Kita semua punya apa yang disebut “sumur penderitaan” – ini adalah kumpulan luka-luka, kekecewaan, dikhianati, apa saja peraaan-perasaan negatif yang membuat kita menderita. Banyak orang menyuruh kita agar jangan merasakannya. Untuk lari darinya. Mereka berkata, “Hanya orang lemah yang perasa.” 


Namun ilmu psikologi menemukan bahwa agar kamu bisa sembuh dan terbebas dari perasaan itu, kamu harus mau mengalaminya. Kamu harus berani mengalaminya. Jika tidak maka ini semua akan tersimpan di dalam sumur penderitaan alam bawah sadarmu. Semua timbunan luka dan perasaan negatif ini, sehingga ini harus dilepaskan, agar kamu bisa mengalami intimitas dan terhubung dengan aliran kreativitasmu, produktivitasmu, keberanianmu, dan Diri Sejatimu yang otentik. Semua perasaan itu lama sifatnya, kamu sudah pernah mengalaminya sebelumnya, jadi jika kamu pernah dikhianati, kamu akan memproyeksikan hal yang sama orang yang sekarang mengkhianatimu. Maka sadari perasaan-perasaan itu lalu lepaskan, agar kamu pun bebas dan menjadi lebih utuh.

4. Menghargai setiap musim kehidupan. Di jaman kini, kultur kita didominasi oleh mencari kesenangan. Banyak orang berfoto selfie dan memamerkan betapa senang mereka. Namun sebenarnya tidak bisa seperti itu. Orang-orang besar tidak selalu hidup dalam kesenangan dan kebahagiaan. Apa yang menjadikan Martin Luther king seperti yang kita kenal. Apa yang menjadikan John Kennedy seperti yang kita kenal. Apa yang menjadikan Mother Teresa seperti yang kita kenal. Apa yang menjadikan kamu dan begitu banyak orang yang mungkin dianggap rata-rata. Yang menjadikan begitu banyak ayah dan ibu yang hebat. Bukanlah saat-saat mudah dan menyenangkan. Namun kita semua dibentuk dalam saat-saat susah dan senang. Dalam musim-musim kehidupan susah dan senang. 


Maka, agar kamu bisa mengatasi masa-masa sulit dalam hidupmu, hargailah saat itu terjadi. Kamu akan menjadi pribadi yang lebih utuh dan otentik dan menjalani kehidupan yang kaya makna jika kamu menghargai musim kehidupan apa pun yang sedang kamu jalani sambil tetap setiap pada panggilan dan tujuan hidupmu. Masa-masa sulit dimaksudkan untuk melepaskan kamu dari ego yang memandang itu sebagai buruk. Namun bagian dirimu yang lebih dalam dan bijak tahu bahwa ini adalah masa terburuk yang terbaik yang pernah kamu lalui. Saat kamu sudah melaluinya, kamu yang sudah dilepaskan banyak dari jerat ego, bisa mengatakan seperti itu. Mengapa kamu perlu melaluinya, karena kamu perlu belajar pelajaran-pelajaran yang diberikan olehnya yang membentuk kamu menjadi orang seperti sekarang ini.

5. Rengkuhlah pemurnian. Saat kejadian buruk atau masa-masa sulit menerpamu, katakan, “Aku mau menjalani pemurnian ini.” Bagaikan emas yang digarang di atas api untuk memurnikannya sehingga menjadi emas murni. Begitu pula kehidupan akan memurnikan kamu dari sifat-sifat yang tak terpuji dan dari ego yang keras kepala. Ada sebuah kisah tentang patung Budha yang terbuat dari emas, di Bangkok. Ada sebuah patung Budha yang sangat besar, terbuat dari emas, namun kemudian saat Bangkok diserang oleh musuh, pada bhiksu menutupinya dengan lumpur berlapis-lapis, dengan tujuan agar patung Budha itu tidak dijarah oleh para penyerang. Beberapa tahun kemudian sekelompok pengembara menemukan patung Budha ini, ia samar-samar melihat sesuatu yang berkilau dibalik lumpur itu, dan mereka kemudian bersama-sama menghilangkah lapisan lumpur dan menemukan patuh Budha emas itu, masih dalam keadaan utuh dan tak bercacat seperti semula. Teman, kamu adalah emas murni.
 

Di dalam setiap otak manusia tersimpan benih-benih kejeniusan. Ingatlah wawasan ini: dalam ujian-ujian terberat, kamu akan menemukan kekuatanmu yang terbesar. Segalanya yang terjadi padamu yang dianggap sebagai buruk oleh ego, sebenarnya adalah proses pemurnian untuk membakar semuanya yang menghalangi kejeniusanmu untuk keluar. Aagar emas murni yang tersimpan didalam dirimu bisa muncul.

Maka, jalani dan hadapi kejadian-kejadian dan masa-masa buruk didalam hidupmu dengan mindset di atas, agar kamu mendapatkan manfaat sebesar-besarnya. Ini akan semakin menguatkan, menumbuhkan dan memurnikan kamu, dan bukan membuatmu terpuruk selamanya. Kamu adalah emas murni, kamu punya benih-benih kejeniusan didalam dirimu, kamu punya Diri Sejati yang tersimpan jauh dikedalaman dirimu. Biarkan kejadian buruk dan periode sulit memunculkannya keluar sehingga kamu pun semakin bersinar menampilkan terang dirimu yang sejati.

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

No comments:

Post a Comment