Friday, January 31, 2020

7 Tanda Nyata Kamu Siap Menjalin Sebuah Relasi yang Langgeng


Relasi kita dengan pasangan lebih dari sekadar momen-momen romantis seperti yang digambarkan di dalam film-film ala Holywood. Ini juga tidak melulu seperti status yang banyak ditayangkan di facebook dan Instagram. Pernahkah kamu bertanya, “Apa saya sudah siap untuk masuk ke dalam sebuah relasi yang langgeng?”

Simak 7 tanda kamu sudah siap menjalani sebuah relasi yang langgeng bersama soul mate-mu...

Satu: kamu tidak mencari seseorang sebagai cara pelarian dari masalah. Ini dialami oleh banyak orang. Banyak orang terburu-buru masuk ke dalam sebuah relasi karena mereka kira ini bisa menyelamatkan mereka dari masalah-masalah mereka. Atau bisa juga karena faktor tekanan dari keluarga dan teman, serta sebagai pelarian dari rasa kesepian. Idealnya, kamu ingin menjalin relasi yang langgeng dengan seseorang, karena kamu memang betul-betul melihat adanya potensi untuk membangun masa depan bersama orang tersebut. Tak ada yang lebih baik dibanding menemukan orang yang dipasangkan oleh Tuhan untukmu. Kamu pun siap mengambil sebuah langkah besar ke depan.

Dua: kamu mengerti pentingnya komunikasi yang terbuka. Komunikasi yang baik dengan pasangan adalah kunci dari sebuah relasi yang sehat. Ini bukan artinya relasi kalian jadi bebas konflik, namun ini artinya kesediaan kalian berdua untuk membicarakan masalah secara terbuka. Kamu pun melatih ketrampilan mendengarkan dan menyampaikan isi pikiranmu secara lugas tanpa melukai pihak lain. Jika kalian berdua bisa saling terbuka dan tidak memendam emosi sendiri-sendiri, kalian akan mengalami relasi yang luar biasa.

Tiga: kamu tak lagi memikirkan mantanmu. Saat kamu baru saja putus dan patah hati dengan seseorang, ada dorongan untuk segera mencari orang lain sebagai pengganti untuk mengobati sakit hatimu. Tapi ini tidaklah sehat untuk jangka panjang. Dan kamu hanya semakin merusak dirimu jika kembali terluka dan melukai orang yang sekarang. Masuklah ke dalam relasi baru jika kamu merasa hatimu sudah cukup sembuh dari luka yang sebelumnya dan sudah cukup stabil. 

Empat: kamu sudah menguasai seni penerimaan diri dan mengasihi diri sendiri. Paling baik masuk ke dalam sebuah relasi jika kamu sudah beres dengan masalah kelayakan diri dan citra diri. Juga bisa menerima diri sendiri. Kamu sudah bisa menerima semua kelebihan dan kekuranganmu. Kerap kamu masuk ke dalam sebuah relasi yang tak sehat dan terlalu lama bertahan dengan pasangan yang sebenarnya tidak baik untukmu. Mungkin kamu takut tak akan mendapatkan pasangan selamanya atau tak bisa mendapatkan orang yang lebih baik dari yang sekarang. 

Lima: kamu sudah beroleh pengalaman yang kamu inginkan. Apa kamu punya daftar hal-hal yang ingin kamu lakukan dan capai saat kamu masih singgel? Entah itu pergi traveling ke berbagai tempat, menulis buku, dan masih banyak lagi. Semua impian dan ambisi ini mengarahkan kamu pada pengalaman-pengalaman menarik. Namun setelah ini terpenuhi, sekarang waktunya menjalani tahap pengalaman baru bersama pasanganmu. Yakini impianmu bahwa kamu pasti menemukan seseorang yang punya passion sama denganmu untuk menjalani kehidupan yang maksimal.

Enam: kamu mengerti realita yang sebenarnya dari memelihara sebuah hubungan. Butuh banyak usaha untuk memelihara dan mempertahankan sebuah relasi. Mungkin sewaktu kamu masih muda, kamu menjalin relasi dengan banyak orang namun tak mau memberi komitmen. Namun seiring kamu makin dewasa dan bijak, kamu mengerti bahwa sebuah relasi menuntut banyak refleksi diri dan motivasi untuk mempertahankan dan mengembangkannya. Kamu sekarang sudah bisa menerima kenyataan ini.

Tujuh: kamu siap untuk mengintegrasikan hidupmu bersama hidup orang lain. Kamu sudah siap berubah dan mengerti bahwa kehidupan dan situasi tidak selalu sesuai dengan keinginanmu. Kamu tidak dikelabui oleh gambaran pasangan yang ideal dan mau banyak mengusahakan jalan tengah untuk mencari solusi. Kalian berdua harus mau banyak berkorban agar dapat mengalami kasih, pertumbuhan dan momen-momen indah bersama. 

Sudah siapkah kamu untuk masuk ke dalam sebuah relasi yang langgeng dan memulai bab baru dalam hidupmu?

Alihbahasa: Boni Sindyarta

Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: 7 Signs You are Ready for a Relationship - Psych2Go – YouTube Channel

Thursday, January 30, 2020

Empati vs Simpati: Kamu Tergolong yang Mana?


Bagaimana reaksi kita saat melihat penderitaan? Kita tak dapat menghindari penderitaan, betapa pun kerasnya kita mencoba. Ada macam-macam penderitaan: kemiskinan, tak punya rumah dan sakit penyakit. Penderitaan ada di mana-mana. Bagaimana reaksi kita yang sebenarnya terhadap itu? Saat kamu melihat seorang pria tua gemetar kedinginan di pinggir jalan dengan hanya selembar selimut tipis. Kamu tentu merasa tak nyaman, namun terus berjalan lewat.

Kamu bisa merasakan penderitaan orang tua itu yang rasanya sulit bisa bertahan melewati malam itu. Tapi kamu tetap tak berhenti dan melakukan sesuatu. Disini bagaimana reaksi kita akan menjadi penentu siapa diri kita.

Secara alami, manusia punya rasa simpati terhadap penderitaan manusia lain. Seorang Psikolog bernama Edward Tichiner menerjemahkan sebuah kata didalam bahasa Jerman “Einfuhlung” menjadi “ikut merasakan”di tahun 1909. Sekarang ini kita semua mengenalnya sebagai “empati”. Namun merasa kasihan pada orang lain bukanlah empati, seperti yang dikira oleh banyak orang. Suatu perasaan yang kita alami adalah campuran dari berbagai perasaan.

Rasa kasihan adalah perasaan tidak nyaman dan kesedihan saat melihat penderitaan orang lain. Saat kamu melihat sepasang suami istri saling berteriak satu sama lain dalam pertengkaran, kamu mungkin merasa kasihan pada mereka, berhenti sejenak, namun lalu berjalan lagi. Rasa kasihan adalah menangkap penderitaan orang lain dan kamu merasa tak nyaman karenanya, namun tak lebih dari itu.

Simpati adalah tindakan menunjukkan rasa kasihan secara kasat mata dan mengharapkan orang yang sedang menderita itu diringankan penderitaannya. Ada care dan kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa mengerti secara persis apa yang diderita. Kamu berusaha mengerti dengan cara menempatkan dirimu di posisi orang tersebut. 

Sedangkan empati adalah care dan sekaligus mengerti penderitaan yang sedang dialami orang lain. Ingat, bisa tahu dan mengerti tidak selalu dibarengi dengan peduli. Dan ini artinya bukan empati yang sesungguhnya. Hal ini kerap dijumpai dalam diri orang psikopath. Psikopath bisa mengerti apa persisnya yang membuat orang lain menderita namun malah menggunakannya untuk melukai orang tersebut. Ia tak peduli bagaimana dampak dari perbuatannya terhadap perasaan orang lain.

Kamu perlu pernah mengalaminya sendiri dan punya kepedulian agar bisa berempati. 

Belas kasih bisa saja empati atau simpati dan ini dibarengi dengan keinginan untuk meringankan penderitaan pihak lain. Saat kamu berbelas kasih, kamu berusaha secara aktif untuk mencari solusi. Kamu melakukan sesuatu dengan rasa empati dan simpatimu, dan tidak hanya berjalan lewat begitu saja.

Perlu dicatat bahwa “altrusime” sangatlah berbeda dari empati, simpati, kasihan dan belas kasih. Saat seseorang bertindak altruistik, ia melakukannya dengan dasar bahwa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Bukan karena ia merasa tak nyaman. Sikap altruisme bisa berjarak secara emosi bahkan tanpa perasaan. Karena ini tidak dilandasi oleh perasaan pribadi, namun melakukannya karena menurut anggapannya itu benar. 

Altruisme bisa menjadi bumerang jika orang yang bersangkutan jadi tak peduli lagi pada penderitaan. Ia tak mengerti masalahnya, namun berusaha memecahkannya.

Contoh sikap altruistik yang keliru adalah saat orangtua mengganti boneka anaknya yang sudah usang dan rusak dengan boneka baru, karena menganggap ini benar untuk dilakukan. Namun dengan menggantinya, mereka menghancurkan semua kenangan dan ikatan perasaan anak dengan boneka lamanya. 

Maka, jika sekarang kamu melihat seorang pria tua yang gemetar kedinginan di pinggir jalan, bagaimana reaksimu? Kasihan? Simpati? Empati? Ataukah kamu akan membawakan dia selimut tambahan karena altruisme? Atau karena belas kasih? Coba kamu renungkan jawabannya...

Alihbahasa: Boni Sindyarta

Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: Sympathy vs Empathy: Which One are You? - Psych2Go – YouTube Channel

Tuesday, January 28, 2020

Ini 5 Pesan yang Disampaikan oleh Mimpi tentang Dirimu




Apa kamu sering bermimpi waktu tidur malam hari? Pernahkah kamu ingin tahu arti mimpimu? Kita tahu bahwa kita sering bermimpi suatu kejadian yang alurnya sulit dimengerti. Rasa-rasanya semua mimpi ini tak ada artinya dan hanya bunga tidur, tak lebih dari itu. Namun tahukah kamu bahwa mimpimu adalah pintu gerbang masuk jauh ke dalam pikiranmu? Mimpi menyampaikan sebuah pesan. Dari hasil-hasil penelitian yang diperoleh, mimpi adalah cara otak untuk memberitahu kita tentang masalah-masalah yang sedang kita alami. 

Entah kamu bermimpi dikejar-kejar sosok menyeramkan atau kamu bermimpi bisa terbang, semuanya adalah cara alam bawah sadarmu memberi pesan yang tak bisa kamu tangkap saat kamu sedang terjaga. Kamu bisa lebih mengenal dirimu sendiri lewat jenis mimpi yang cenderung kamu alami.

Simak pesan-pesan yang disampaikan oleh 5 jenis mimpi yang mungkin pernah kamu alami selama ini:

Satu: mimpi kamu jatuh ke sebuah lubang atau jurang tak berdasar. Pernahkah kamu bermimpi seperti ini. Ini menunjukkan pesan suatu perasaan tak berdaya atau tak mampu. Ini biasanya dialami oleh orang yang mengalami stres karena pekerjaan atau tugas-tugas sekolah. Dengan menganalisa mimpimu, kamu bisa menemukan apa persisnya yang menjadi penyebab. Lalu melakukan langkah-langkah untuk mencari solusi. Mimpi seperti ini juga bisa dialami oleh orang yang merasa kewalahan oleh tuntutan hidup sehari-hari.

Dua: mimpi kamu dikejar-kejar. Ini mimpi yang menakutkan di mana kamu dikejar-kejar oleh sosok menyeramkan atau makhluk yang ganas dan jahat. Ini menandakan kamu sedang berusaha menghindari atau melarikan diri dari masalah di dalam hidupmu. Pertanda ini bisa mendorongmu sadar untuk mau menghadapi dan membereskan masalah-masalah yang sedang kamu alami, yang selama ini berusaha kamu abaikan atau hindari.

Tiga: mimpi kamu sedang terbang. Ini mimpi yang menyenangkan, kamu bisa terbang di angkasa bahkan sampai ke luar angkasa bebas dari hiruk pikuk dan keruwetan duniawi. Ini biasanya mimpi yang positif dan menyuarakan perasaan bebas. Kerap orang yang bermimpi bisa terbang setengah sadar saat mereka bermimpi dan oleh karenanya bisa mengendalikan mimpi mereka. Fenomena ini disebut “lucid dreaming.”Jika kamu bermimpi sedang terbang, ini bisa menandakan kamu terbebas dari sesuatu yang selama ini membelenggu dirimu.

Empat: mimpi kamu sedang mengerjakan ujian. Ini mimpi yang bisa membuatmu stres dalam tidur. Ini menandakan ada rasa takut gagal dan rasa takut akan ketidakmampuan. Mimpi ini sangat lazim dialami banyak orang, karena hampir semua orang pernah mengalami perasaan ini dalam hidupnya. Ini juga bisa menandakan kamu takut gagal dalam sesuatu yang kamu anggap penting dalam hidupmu.

Lima: mimpi tentang masa lalu atau masa depan. Kadangkala kamu bermimpi tentang suatu kejadian di masa lalu atau kejadian di masa depan yang masih belum terjadi. Mimpi tentang kejadian masa lalu bisa menandakan adanya penyesalan atau kerinduan akan momen-momen yang sudah lewat. Sedangkan mimpi tentang masa depan menandakan suatu rasa ketidakpastian dan takut akan masa depan. Ini juga bisa berhubungan dengan keputusan-keputusan yang pernah kamu ambil di masa lalu atau kamu antisipasi dan khawatirkan di masa depan. 

Apakah jenis-jenis mimpi yang diulas di atas cukup bisa menjelaskan mimpi-mimpi yang pernah kamu alami? Semua mimpi unik dan menyuarakan pesan unik yang hanya bisa kamu sendiri yang mengerti. Jika kamu tahu arti pesan dari mimpimu, semoga ini bisa membuat hidupmu lebih baik dan membereskan persoalan-persoalan yang selama ini mengganggumu. Teknik Psikoanalisa yakni analsis mimpi bisa membantumu menyadari pesan yang disampaikan oleh alam bawah sadarmu. Kamu bisa mencari informasi tentang ini di internet dan toko buku.

Penulis: Boni Sindyarta

Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: 5 Things Your Dreams Say about You! - Psych2Go – YouTube Channel

Friday, January 24, 2020

10 Hal yang Diam Diam Bisa Merampok Kebahagiaanmu




Kita semua punya kebiasaan-kebiasaan, keinginan dan hasrat masing-masing. Juga ambisi. Bagaimana kita menjalani hidup sehari-hari dan mindset yang kita anut sangat mempengaruhi kebahagiaan kita. Jika selama ini kamu merasa hidupmu tak bahagia tapi tahu tahu kenapa sebabnya, artikel kali ini bisa memberimu sejumlah petunjuk.

Simak 10 hal yang diam-diam membuat hidupmu tak bahagia...

Satu: kamu diperbudak oleh sasaran-sasaran hidupmu. Punya ambisi dan sasaran dalam kehidupan itu bagus sekali. Ini membuat kita antusias dan punya antisipasi positif untuk masa depan. Dan meraihnya bisa membuatmu bahagia dan puas. Tapi jika selama ini kamu membiarkan hidupmu diperbudak oleh sasaran dan impian, kamu menganggap hanya bisa bahagia saat sasaran atau impian itu tercapai. Kamu baru bisa bahagia saat tiba di posisi atau keadaan tertentu di dalam hidup. Ini bisa merampok kebahagiaanmu saat ini.

Dua: kamu lebih menghargai harta milik dibanding pengalaman. Apa kamu menghabiskan banyak uang untuk membeli jam tangan bermerek, pakaian, sepatu dan benda-benda lain agar kamu merasa oke (feel good)? Memang tak ada salahnya sekali-sekali memanjakan diri dengan membeli benda-benda ini. Tapi menurut sebuah penelitian dengan rentang 20 tahun yang dilakukan oleh seorang profesor di bidang Psikologi, Dr. Thomas Gilovich, rasa senang dan bahagia karena membeli suatu benda akan pudar saat benda itu menjadi bagian hidupan sehari-hari kita yang normal. Ini disebut “hedonic adaptation”. 

Sebaliknya pengalaman menonton konser musik, menonton film, travelling, outing....rasa senang yang kamu rasakan karena hal-hal ini lebih cepat pudar dibanding membeli HP baru, namun kenangan positif yang timbul bisa kamu simpan dan rasakan seumur hidup, lama setelah kesenangan punya HP baru itu pudar.

Tiga: kamu memendam kedongkolan dan amarah. Jika orang berbuat salah padamu, wajar jika kamu kesal atau marah. Ini reaksi yang normal dan bisa dimengerti. Tapi memedam kedongkolan dan amarah serta keinginan untuk membalas dan menyakiti akan menjadi bumerang. Jika kamu tak memaafkan, ini membuatmu semakin terjebak dalam lingkaran setan negativitas. Ini sangat merusak kebahagiaanmu.

Empat: kamu banyak menghabiskan waktu mengingat-ingat masa lalu. Memang enak untuk mengenang momen-momen dan periode bahagia di masa lalu. Tapi ada perbedaan antara mengenang masa lalu dan hidup di masa lalu. Jika kamu terlalu banyak hidup di masa lalu, ini bisa merusak kebahagiaan momen kini dan kamu luput menangkap peluang-peluang yang muncul di hadapanmu. Apalagi jika kamu terus memikirkan pengalaman pahit dan kejadian buruk, ini sangat merusak kesejahteraan emsionalmu.

Lima: kamu terlalu menghemat pengeluaran. Terus menyimpan uang yang sudah kamu peroleh dengan susah payah dan menggunakan sesedikit mungkin, dan membeli barang-barang dengan harga termurah memang bisa mencegah dompetmu kosong. Tapi jika kamu terlalu ketat dalam pengeluaran dan tak mengijinkan dirimu untuk having fun dan mentraktir diri sendiri, akhirnya tujuanmu yang sebenarnya untuk menghemat tidak tercapai dan hidupmu sulit bahagia. 

Enam: kamu tidak berkontribusi. Wajar saja jika kamu berpikir untuk menyimpan semua yang kamu peroleh hanya untuk dirimu sendiri. Namun menurut para peneliti di Stony Brook University, saat kita bermurah hati dan memberi ke orang lain, otak kita akan mengeluarkan sejumlah zat kimia yang membuat kita merasa damai dan bahagia. Penelitian lain yang diadakan di Carnegie Mellon University memperoleh temuan bahwa orang yang melakukan kerja relawan selama 4 jam dalam seminggu punya resiko 40% lebih kecil untuk mengalami tekanan darah tinggi dibanding orang yang tidak melakukannya. Memang memberi lebih baik dibanding menerima.

Tujuh: melarikan diri dari masalah. Melarikan diri dari masalah dan bukannya memikirkan dan menyusun rencana untuk solusi akan merusak kebahagiaanmu. Jika kamu terus bermain video game, menonton televisi, bermain medsos, minum minuman kerasa dan makan snack tanpa henti sebagai pelarian dari masalah, ini hanya membuatmu makin stres dan tak bahagia. Berandai-andai masalah tidak ada bukanlah solusi, karena alam bawah sadarmu tahu bahwa masalah masih tetap ada dan belum beres.

Delapan: kamu membiarkan jalannya hari-harimu dikuasai oleh berbagai sarana pengalih perhatian. Apa yang langsung kamu lakukan saat bangun tidur di pagi hari? Apa kamu langsung browsing status di medsos? Apa yang kamu lakukan di waktu luang? Apa kamu melatih ketrampilan yang ingin kamu kuasai, berolahraga dan melakukan hal-hal positif? Jika kamu menggunakan sebagian besar waktu sepanjang hari untuk bermain medsos, memeriksa email, bermain video game, menonton tv, kamu biasanya tidak merasa positif tentang diri sendiri karena menghabiskan waktu untuk hal-hal itu. Hidupmu jadi tak bahagia. 

Sembilan: menampik pujian. Terkadang harga diri kita memang sedang rendah-rendahnya. Dan kita tak mau dianggap orang sombong karena menerima pujian dari orang lain dan berbangga untuk itu. Kita menampik pujian orang, atau berkata pujian mereka terlalu berlebihan. Namun sebenarnya tak ada salahnya menerima pujian tulus yang diberikan orang lain. Karena memang begitu adanya yang mereka katakan.

Sepuluh: kamu memandang hidupmu terlalu serius. Kita memang sebaiknya serius, bijak dan tidah gegabah dalam mengambil berbagai keputusan dalam hidup. Tapi jika kamu takut pada penilaian orang lain dan terlalu serius menyikapi hidupmu, mudah jengkel dan bad mood oleh gangguan-gangguan kecil, dan khawatir tentang segala hal, hidupmu jadi sulit bahagia.

Maka, perbanyaklah tersenyum dan tertawa, putuskan untuk be happy dan having more fun. 

“Hal terpenting yang bisa kamu lakukan adalah enjoy hidupmu  dan be happy. Tak ada yang lebih penting dari ini.”
- Audrey Hepburn

Alihbahasa: Boni Sindyarta

Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: 10 Things that Secretly Making You Unhappy - Psych2Go – YouTube Channel

Thursday, January 23, 2020

5 Alasan Mengapa Kamu Perlu Menetapkan Batasan Batasan yang Sehat dalam Relasi



Jika batasan-batasanmu dilanggar, ini bisa menimbulkan luka emosional yang sulit sembuh, bahkan permanen. Apa kamu pernah merasa dirimu tak dimengerti, disalahpahami, atau bahkan lebih parah...diabaikan. Sudah menjadi bawaan alami manusia untuk menyuarakan sudut pandangnya. Untuk sudut pandangnya didengar atau didiskusikan bersama. Ini bersumber dari kebutuhan kita yang mendasar untuk menjalin keterhubungan dengan manusia lain dan menjadi bagian dari komunitas.

Namun kerap komunikasi tidak berjalan mulus seperti yang kamu inginkan. Kalau sudah begini bisa timbul masalah relasi yang pelik. Artikel kali ini akan membahas 5 alasan mengapa kamu perlu menetapkan batasan-batasan yang sehat dalam relasi dengan orang lain. Entah itu di rumah, sekolah atau kampus, tempat kerja dan masyarakat. Batasan-batasan yang sehat itu sangat penting. Berikut ini sebabnya...

Satu: kesehatan emosimu sangat berhubungan dengan penetapan batasan. Kamu akan merasa lebih punya kendali atas dirimu dan merasa lebih nyaman jika kamu tahu siapa kamu, bagaimana kamu ingin orang lain memperlakukan kamu dan perlakuan apa yang tak bisa kamu tolerir. “Saya mengasihi diri saya apa adanya.” “Saya ingin diperlakukan seperti saya memperlakukan orang lain.” “Saya tak akan mentolerir perlakuan orang yang merendahkan saya.” Kejelasan dalam hal-hal ini akan melindungi perasaanmu dan membuatmu merasa lebih punya kendali atas perasaanmu. 

Namun orang lain kerap tak bisa diprediksi dan interaksi yang tadinya betul-betul didorong oleh niat baik bisa berubah menjadi pertengkaran. Maka punya kejelasan dalam aspek-aspek di atas itu penting agar kamu tahu bagaimana merespons saat interaksi tak berjalan mulus. Ini membuatmu merasa lebih punya kendali atas situasi. Kamu pun lebih tenang, lebih percaya diri dan bisa melindungi harga dirimu saat terlibat masalah relasi dengan orang lain.

Dua: kamu berhak untuk didengar dan dimengerti. Kamu adalah tuan dan majikan atas dirimu sendiri. Maka, kamu layak mengijinkan dirimu untuk mengalami dan merasakan perasaan apa pun yang timbul dalam dirimu, terlepas dari masukan dan pendapat orang luar. Dirimu berarti. Perasaan dan emosimu berarti. Kamu layak dikasihi, dihargai dan dimengerti. Kita punya hasrat untuk dimengerti oleh orang lain atau setidaknya didengar sudut pandang kita. 

Hasrat ini semakin kuat dalam relasi dengan orang yang kita peduli dan sayangi. Nyatakan secara spesifik dan lugas tentang bagaimana perasaanmu adalah kuncinya. Ini artinya mengungkapkan perasaan-perasaanmu, meski kamu pikir pihak lain kurang bisa mengerti. Ini juga termasuk membela hak-hak dan posisi kita jika dilanggar. Ini membuat kita masuk ke dalam komunikasi secara terbuka dan aktif. Ini akan mendorong saling pengertian dan ikatan yang lebih kuat antar kedua belah pihak. 

Tiga: kadangkala situasi memang menuntut kita bersikap asertif. Saat orang lain bersikap terlalu memaksa bahkan agresif, kita jadi sulit menerapkan standar dalam hal batasan. Serangan terhadap batasan adalah pelanggaran serius. Sikap dan perkataan yang bersifat merendahkan, mencemooh, menghakimi, menuntut dan memaksa bisa merusak kesejahteraan emosional kita. Kamu layak dihormati. Ini saatnya sikap asertif berperan. Ini bukan artinya kamu harus membalas agresi dengan agresi. 

Namun ini artinya kamu memelihara batasan dan berkata “tidak” saat kamu ingin berkata “tidak”. Ini juga artinya kamu berpegang teguh pada apa yang kamu yakini dan bersikap serta berkelakuan yang melindungi kepentinganmu dan tujuanmu. Kamu selalu bisa membuat penyesuaian. Kesejahteraan emosionalmu penting. 

Empat: ini membuatmu kesadaran tentang dirimu sendiri (self awareness) berkembang. Agar kamu bisa menetapkan batasan, kamu harus tahu apa yang sesungguhnya kamu inginkan. Kamu mungkin harus merenung dan mengadakan refleksi dan pemeriksaan batin agar lebih bisa mengenal dirimu sendiri. Menetapkan batasan juga bisa menyadarkan kamu, bahwa kamu bertanggung jawab untuk kebahagiaanmu sendiri. 

Tak ada orang yang bisa membaca pikiranmu dan menebak apa yang sesungguhnya kamu inginkan secara akurat 100%. Beranggapan orang lain bisa tahu dengan sendirinya tanpa komunikasi yang cukup tidaklah masuk di akal. Punya kejelasan tentang batasan-batasanmu akan membuatmu paham bahwa kamu perlu mengomunikasikan atau meminta apa yang kamu inginkan dan butuhkan.

Lima: ini menciptakan relasi yang sehat. Saat kamu bisa mengomunikasikan keinginan dan kebutuhanmu secara pantas, relasimu dengan orang lain akan berkembang dengan baik. Pasangan yang saling terbuka dan jujur satu sama lain akan lebih saling mengerti. Mereka tahu apa yang bisa membuat pasangan jengkel dan marah dan apa keterbatasan mereka masing-masing. Ini menjadikan relasi lebih bahagia dan sehat. Kalian jadi lebih bisa hidup berdampingan. 

Punya kejelasan dan menetapkan serta memelihara batasan yang sehat dalam relasi akan membuat kalian berdua lebih nyaman dan bisa mengembangkan harga diri yang positif. Menetapkan batasan bisa membantumu sadar bahwa dirimu utuh, baik dan berharga. Meski hubungan kemitraan dengan pasangan bisa memberi peningkatan dan kemajuan positif agar kamu berkembang maksimal sebagai pribadi, kamu tetap bisa survive tanpa pasanganmu. Kamu utuh dan lengkap tanpa dia. Pasanganmu adalah bonus. 

Menetapkan batasan sangatlah kondusif agar kamu bisa hidup berdampingan dengan orang lain secara sehat dan menetap. Ini bisa memelihara relasi yang positif. Ini juga penting agar mentalmu tetap sehat. Jika kamu mengalami masalah relasi, entah itu dengan atasan, pasangan atau orangtua, mungkin ini bisa diperbaiki lewat memeriksa batasan-batasanmu dan cara menegaskan batasan-batasan itu. Usahakan win-win solution.

Alihbahasa: Boni Sindyarta

Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: 5 Reasons to Set Healthy Boundaries with Toxic People - Psych2Go – YouTube Channel

Tuesday, January 21, 2020

Kenali 15 Tanda Saat Seseorang Ingin Bunuh Diri




Bunuh diri adalah tindakan mencabut nyawa sendiri. Ini sangat menyedihkan, namun sayangnya sering terjadi di jaman kini. Setiap empat puluh detik, ada satu orang yang bunuh diri di suatu tempat di seluruh penjuru dunia. Ini artinya satu juta orang meninggal akibat bunuh diri dalam setahun. Mungkin ada dari temanmu yang pernah ingin bunuh diri? Kenali tanda-tandanya dan segera lakukan tindakan pencegahan dan mintalah bantuan profesional agar hal terburuk tak terjadi.

Simak 14 tanda yang nampak saat seseorang ingin bunuh diri, namun ingin tidak semua orang yang ingin bunuh diri menunjukkan tanda-tanda ini...  

Satu: bicara tentang bunuh diri. “Apa pendapatmu tentang bunuh diri?” “Apa kamu pernah punya ide untuk bunuh diri?” “Kalau kamu ingin bunuh diri, kamu mau pakai cara apa?” “Menurutmu, cara paling mudah untuk bunuh diri itu bagaimana?” Pertanyaan-pertanyaan seperti ini biasanya dilontarkan oleh orang yang ingin bunuh diri. Ini tandanya orang itu sedang memikirkannya dan mau minta pendapatmu. Ia bertanya namun tak mengakuinya terang-terangan. Pertanyaan-pertanyaan ini juga bisa menandakan jeritan minta tolong.

Dua: memberikan barang-barang berharga. Orang yang ingin bunuh diri merasa tak membutuhkannya lagi. Ini ia pikir bisa berguna untuk orang lain setelah kematiannya. 

Tiga: membuat surat perpisahan. Biasanya ada sebuah atau serangkaian pemicu yang membuat seseorang ingin bunuh diri. Ia akan menulis surat perpisahan. Jika kamu mendapati ada temanmu yang menulis surat perpisahan tanpa sebab yang jelas, jangan diam saja. Tanyakan sebabnya dan beri perhatian yang tulus.

Empat: menyimpan senjata/benda tajam. Ini bukan pertanda pasti seseorang ingin bunuh diri, namun jika tiga tanda yang disebutkan sebelumnya muncul, ini bisa mengarah ke situ. 

Lima: pola tidur yang tak lazim. Gangguan tidur dan pola tidur yang tidak lazim biasanya dijumpai pada orang yang ingin bunuh diri. Ini disebabkan oleh stres atau pikiran-pikiran menganggu karena suatu masalah yang menyebabkan orang bersangkutan jadi sulit tidur. Sulit tidur ini juga bisa timbul karena orang tersebut mengalami depresi dan sedang memikirkan tindakan bunuh diri.

Enam: kekurangan tenaga. Ini biasanya dialami oleh orang yang terkena depresi yang dibarengi oleh pikiran-pikiran ingin bunuh diri. Ini disebabkan kurang tidur dan kurang termotivasi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang sebenarnya bisa membuat kondisinya membaik.

Tujuh: penyalahgunaan obat dan minuman beralkohol. Saat seseorang ingin bunuh diri, ia biasanya banyak menyendiri dan memutuskan kontak dengan manusia lain. Saat ia kehilangan kontak dengan orang lain, ia akan beralih ke obat-obatan dan minuman beralkohol sebagai cara pelarian. Alasan lain, orang bersangkutan berpikir obat-obatan ini akan memberinya cukup tekad untuk melakukan bunuh diri. 

Delapan: tidak punya semangat untuk kehidupan sosial. Orang depresif dan ingin bunuh diri biasanya memutuskan kontak dengan orang-orang sekitar. Ia menjauhi kerabat dan teman karena merasa dirinya tidak cukup baik untuk membina relasi dengan mereka. Ia juga bisa menganggap kegiatan bersosialisasi tidak penting. 

Sembilan: tidak lagi melakukan kegiatan-kegiatan yang tadinya ia sukai. Seperti pada orang yang terkena depresi, orang yang ingin bunuh diri juga tak berminat lagi pada kegiatan-kegiatan ini. Ia tak berminat lagi pada apa pun.

Sepuluh: tindakan melukai diri sendiri. Ini adalah tanda paling jelas saat seseorang ingin bunuh diri. Contohnya, menyilet urat nadinya, membakar diri atau minum racun. Ini biasanya dilakukan orang bersangkutan untuk menguji dirinya sendiri apa ia memang betul-betul mau bunuh diri. Ia juga bisa mengatakan bahwa derita fisik akibat tindakan melukai diri bisa meredakan derita emosional yang selama ini menyiksanya.

Sebelas: tindakan beresiko. Hasil-hasil penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang berniat bunuh diri cenderung melakukan tindakan beresiko seperti mengemudikan kendaraan secara membahayakan dan terlibat perkelahian.

Duabelas: reaksi emosional yang tak jelas atau meledak-ledak. Apa yang kamu katakan bisa memicu respons emosionalnya tanpa sebab yang jelas. Ini karena perkataanmu membangkitkan ingatan tentang peristiwa traumatis di masa lalu. 

Tigabelas: bahasa tubuh lunglai. Ini pertanda yang sangat umum. Namun jika banyak dari tanda-tanda yang disebutkan sebelumnya muncul, ini biasanya menunjukkan adanya depresi atau keinginan bunuh diri. Bahu lunglai, pandangan mata terarah ke bawah dan menghindari kontak mata. 

Empatbelas: ada percobaan bunuh diri sebelumnya. Ini pertanda kuat, jika seseorang dulu pernah mencoba bunuh diri, ada kemungkinan sekarang ia mau melakukannya lagi. Ini disebut tendensi bunuh diri. Depresi biasanya membutuhkan penanganan dengan obat, dan jika penggunaan obat dihentikan secara tiba-tiba ini bisa membuat depresi makin parah sehingga timbul keinginan bunuh diri. 

Limabelas: terlihat tenang dan bahagia. Tanda ini biasanya sulit terdeteksi, karena kamu mengira orang yang bersangkutan telah membaik keadaannya. Banyak orang mengira seseorang melakukan bunuh diri saat ada di titik terendah kesedihannya. Saat ia hanya berbaring di tempat tidur sepanjang hari. Namun di titik ini seseorang tidak mau melakukan apa-apa. Tindakan bunuh diri butuh perencanaan dan tenaga. Saat orang bersangkutan punya cukup tenaga untuk berpikir cukup jernih dan melakukannya. Banyak laporan menyebutkan bahwa menjelang bunuh diri, orang bersangkutan terlihat tenang dan bahagia. Ini karena ia merasa rencana dan keputusannya sudah final dan ia tak lama lagi terbebas dari penderitaannya. 

Bunuh diri bukan solusi. Ini hanya membuat situasi makin runyam, terutama bagi kerabat orang bersangkutan. Lebih baik kamu belajar menghadapi kehidupan dengan segala kesulitan dan masalahnya berbekal ilmu psikologi dan keimanan yang saat ini sumber-sumbernya makin berlimpah dan tersedia secara cuma-cuma. Jika saat ini kamu sedang di titik terendah hidupmu, jangan biarkan dirimu dilanda keinginan bunuh diri. Carilah bantuan profesional dan kerohanian. Kelak kamu pun bisa menolong orang lain yang kena masalah dan punya keinginan serupa. 

“Ujung-ujungnya butuh keberanian lebih besar untuk terus melanjutkan kehidupan dibanding untuk mencabut nyawamu sendiri. Maka kuatkanlah hatimu...”
- Anonim

Alihbahasa: Boni Sindyarta

Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: 15 Signs of Someone Who Wants to Commit Suicide - Psych2Go – YouTube Channel

6 Tanda Selama Ini Kamu Terlalu Keras Sama Diri Sendiri




Terkadang, orang yang melontarkaan celaan paling pedas pada diri kita tak lain adalah diri kita sendiri. Apa yang kamu lakukan jika ada racun di dalam tubuhmu? Kamu tentu mau mengeluarkannya. Tapi pikiran-pikiran yang mengkritik diri sendiri tidak semudah itu dihentikan. Dengan latihan, kamu bisa mendebat dan mempertanyakan pikiran-pikiran itu dan mengatur benakmu sendiri. Terlalu mengkritik diri sendiri akan membuatmu tersiksa. Apa selama ini kamu kerap melakukannya? Mari kita lihat bersama...

Simak enam tanda selama ini kamu terlalu keras pada diri sendiri... 

Satu: kamu menyalahkan diri sendiri untuk hal-hal yang ada diluar kendalimu. Kita memang perlu bertanggung jawab untuk kesalahan-kesalahan yang kita lakukan, dan ini baik adanya. Namun, jika kamu terlalu keras pada diri sendiri, kamu bisa lupa bahwa kamu adalah manusia biasa yang bisa berbuat salah. Jika terjadi ketidakberesan dan ada kejadian yang tak diharapkan, kamu mulai menyalahkan diri sendiri meski sudah berusaha sebaik mungkin.

Daripada terus-terusan menyalahkan diri sendiri, terimalah apa yang memang tak bisa kamu ubah dan fokus apa yang bisa kamu ubah untuk memperbaiki situasi.

Dua: kamu fokus pada hal-hal yang belum kamu selesaikan dan tuntaskan. Punya ambisi dan mengerahkan upaya untuk meraih sasaran dan impian itu baik. Tapi jika kamu selalu membandingkan keberhasilanmu dengan keberhasilan orang lain, kamu pun lupa melihat kemajuan yang telah berhasil kamu raih. Daripada terus-terusan tidak puas dan merasa belum menuntaskan dan meraih sesuatu, belajarlah untuk menghargai kemajuan dan perjalananmu sendiri. 

Setiap orang maju dan berkembang menurut ritmenya sendiri-sendiri, dan meski kamu sekarang ini belum berada di posisi atau keadaan yang kamu inginkan, bukan artinya kamu tak akan pernah sampai ke sana. Ingat, tak ada sukses yang diraih dalam tempo semalam.

Tiga: kamu sulit menerima pujian. Jika kamu terlalu keras pada diri sendiri, kamu biasanya terjebak dalam self-talk negatif. Jadi, meski ada orang yang memberimu pujian tulus, kamu bilang dia berbohong. Ini karena sikapmu yang terlalu mengkritik diri sendiri mempengaruhi gambaran yang kamu punya tentang diri sendiri dan ini juga mempengaruhi bagaimana kamu mengartikan pujian orang lain. Kamu merasa dirimu tak cukup baik untuk dipuji. Kamu merasa orang yang memujimu hanya ingin membuatmu senang, bukan karena hasil usaha atau kualitas-kualitas baik yang kamu punya.

Maka, belajarlah untuk mengelilingi diri dengan orang-orang yang menyayangimu secara tulus dan melihat yang terbaik di dalam dirimu. Kamu jadi lebih mudah untuk menyayangi dan menerima dirimu apa adanya dengan segala cacat dan kekurangan.

Empat: kamu cenderung mengabaikan dan kurang menghargai ide-idemu sendiri. Kamu tak perlu menjadi seorang genius atau seniman dengan bakat luar biasa. Kita semua bisa menghasilkan karya kreatif dan punya ide-ide kreatif. Jika kamu terlalu keras pada diri sendiri, kamu membunuh ide-ide sebelum bisa berkembang dan tidak men-sharing-kan itu dengan orang lain. Biarkan dan kembangkan ide-idemu kemudian tindaklanjuti untuk mewujudnyatakannya. Jika kamu punya ide untuk melukis, buatlah lukisan itu. Jika kamu punya ide untuk menulis sebuah buku, wujudkan dan tulislah buku itu jadi kenyataan.

Selama ini kamu tidak mewujudkan ide-idemu karena kamu takut gagal. Tapi ingat, ide-ide adalah batu-batu loncatan menuju kemajuan, bukan menuju kesempurnaan.

Lima: kamu terus memikirkan kesalahan-kesalahan masa lalu yang sudah lewat. Jika kamu terlalu fokus pada kesalahan dan apa yang tidak beres di masa lalu, kamu jadi terpenjara oleh masa lalu dan hidupmu sulit maju. Daripada terus-terusan mengkritik diri sendiri untuk kesalahan-kesalahan itu, belajarlah dari kesalahan-kesalahan itu. Mustahil menjalani hidup tanpa kegagalan, kesalahan, disakiti dan menyakiti orang lain, entah disengaja atau tidak. 

Baik kiranya kamu memikirkan bagaimana efek perbuatanmu pada orang lain, dan ini tidak sama dengan terobsesi oleh kesalahan-kesalahan masa lalu. 

Enam: kamu jarang memberi dirimu kesempatan untuk santai. Terus-menerus memikul tekanan tidaklah produktif, dan ini hanya akan membuat kondisimu makin buruk. Dan saat kondisimu makin buruk, performamu juga makin buruk. Ada baiknya melangkah mundur sejenak agar bisa melihat gambaran besarnya dan having fun secara berkala. Jika kamu terus berusaha tak kenal henti mengejar impianmu, kamu akan kehilangan saat-saat berkualitas dengan orang-orang tersayang. Kamu jadi tak bisa menikmati hidup dan tak punya kenangan momen-momen indah saat kamu tua nanti.

Jadi, slow down dan lepaskan...ijinkan dirimu untuk santai dan rileks...menikmati pemandangan matahari terbenam di pantai...

Terlalu keras pada diri sendiri akan membuatmu sulit bahagia dan menikmati hidup. Jika selama ini kamu terlalu keras pada diri sendiri, belajarlah mengendurkannya dan tidak terus-terusan menuntut dirimu harus maksimal dan sempurna. Justru dengan melepaskan sikap ini, kamu bisa berkembang lebih baik dan potensi-potensimu lebih berkembang karena tidak selalu hidup dibebani tekanan dan tuntutan berlebih...

Penulis: Boni Sindyarta

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: 6 Signs You May be too Hard on Yourself - Psych2Go – YouTube Channel

Sunday, January 19, 2020

7 Fakta Psikologis tentang Musik yang Menarik dan Belum Banyak Orang Tahu


Musik adalah bahasa jiwa. Selama ribuan tahun, manusia telah menciptakan jutaan lagu dan melodi yang bisa menghanyutkan perasaan, menginspirasi dan menghipnotis. Sejarah dan kultur tak dapat dipisahkan dari musik. Jadi, tak heran jika musik sangat besar efeknya bagi pikiran kita. Musik bisa membantu kita rileks, terbang ke awang-awang, dan musik juga bisa mendorong kita hingga batas kemampuan. Apa kamu ingin tahu sains di balik semua ini?

Simak 7 fakta psikologis yang menarik dan belum banyak orang tahu tentang musik...

Satu: efek Mozart. Efek Mozart mungkin adalah konsep sains paling populer di seputar musik. Konsep ini dikembangkan oleh Dr. Gordon Shaw, beberapa dekade lalu. Gagasan dasarnya cukup sederhana: musik klasik bisa membuatmu tambah pintar. Hasil-hasil penelitiannya menunjukkan bahwa mendengarkan musik klasik bisa meningkatkan IQ-mu hingga 9 poin. 

Ini berhubungan dengan penalaran spasial (spatial reasoning). Aktivitas otak ini digunakan dalam pengerjaan soal-soal matematika, bermain catur, engineering dan sains. Efek Mozart menyatakan bahwa musik klasik meningkatkan penalaran spasial secara signifikan. Mungkin, sudah waktunya kamu mendengarkan lagu-lagu gubahan Mozart saat belajar dan bekerja. 

Dua: terapi musik bisa membantu perbaikan kerusakan otak. Belakangan ini, kerusakan otak adalah menjadi topik paling populer diteliti dan dibahas di dunia psikologi. Sebagian orang yang menderita kerusakan otak merasa sangat tidak nyaman dan rasa sakit yang cukup menyiksa. Ini merusak kualitas hidup mereka.

Lalu apa hubungannya dengan musik? Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa musik dapat memperbaiki kerusakan otak dan telah dihipotesakan bahwa terapi musik memberi dampak signifikan terhadap neurogenesis. Neurogenesis adalah pembentukan sel-sel baru dalam otak. 

Tiga: mendengar suara musik/lagu dalam mimpi sangat jarang terjadi. Coba kamu ingat-ingat apa selama ini kamu pernah mendengar suara musik saat sedang bermimpi? Hanya sebagian kecil dari populasi dunia yang pernah mengalaminya. Menurut hasil penelitian di tahun 2018, hanya 6% dari seluruh mimpi yang bisa diingat ada suara musik didalamnya. Menariknya, semakin besar kemungkinan kamu mengalami mimpi seperti ini jika kamu seorang musisi atau sering mendengarkan musik.

Empat: seluruh otakmu teraktivasi saat kamu mendengarkan musik. Ada banyak akvititas yang bisa membuat seluruh bagian otakmu menyala, dan mendengarkan musik jelas salah satunya. Saat kamu mendengarkan musik tak ada bagian otak yang tak teraktivasi. Bagian-bagian otak yang bertanggung jawab bagi emosi, kreativitas dan fungsi motorik jadi aktif saat kamu mendengarkan musik. Jadi, jika kamu mau senam otak, setel saja lagu-lagu favoritmu.

Lima: musik dapat meningkatkan kemahiran bahasa. Kaitan antara musik dan bahasa adalah salah satu topik paling menarik di dunia psikologi. Keduanya sangatlah berhubungan. Sebuah hasil penelitian di tahun 2012 menegaskan bahwa musik dan bahasa ternyata tidak menggunakan fungsi otak yang berlainan. Dulunya, fungsi bicara dianggap ada di hemisfer otak sebelah kiri. Sedangkan fungsi musik ada di hemisfer sebelah kanan. Namun sekarang telah diyakini bahwa kedua hemisfer ini sama-sama berperan untuk bahasa dan musik. Ini artinya fungsi musik dapat meningkatkan fungsi bicara dan sebaliknya. Dengan kata lain, kedua kegiatan ini menggunakan otot otak yang sama.

Enam: selera musikmu mengungkap banyak hal tentang kepribadianmu. Pernahkah kamu bertanya mengapa kamu suka jenis musik tertentu? Mengapa suara musik kesukaanmu dianggap gangguan besar oleh orang lain? Ini ada hubungannya dengan kepribadianmu. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa jika kamu suka genre musik tertentu, kamu punya ciri-ciri kepribadian tertentu. 

Penelitian di tahun 2014 mengungkap bahwa orang ekstrovert punya selera musik yang umum namun condong pada musik pop. Ini hanya satu contoh dari segunung hasil penelitian tentang topik ini. Apa lagu favoritmu? Apa yang dicerminkan oleh lagu ini tentang kepribadianmu?

Tujuh: terapi musik bisa membantu anak-anak dengan gangguan autisme. Di atas sudah disebutkan bahwa musik bisa menyalakan seluruh otakmu. Fakta ini membuat musik adalah pilihan ideal bagi anak-anak penyandang autisme. Saat kedua hemisfer aktif, anak-anak autis jadi punya kesadaran tentang dirinya (self aware) sambil membentuk relasi dengan orang-orang sekitar. 

Bermain musik secara berkelompok adalah terapi yang sangat bermanfaat untuk anak-anak dengan gangguan autis. Karena mendorong anak untuk berinteraksi dengan instrumen musik dan menjalin komunikasi dengan anaik pemain musik lainnya. Ini akhirnya membuat mereka bisa melakukan upaya kolaborasi bersama untuk bermain musik (band).

Banyak sekali bukan, manfaat psikologis yang bisa diberikan oleh musik.... Lagu-lagu favoritmu bisa memberi cerminan apa tentang dirimu? Dengan mendalaminya, kamu pun bisa lebih mengenal dirimu sendiri lewat musik.

“Music is the universal language of mankind.”
- Henry Wadsworth Longfellow       

Alihbahasa: Boni Sindyarta

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: 7 Interesting Psychological Facts about Music - Psych2Go – YouTube Channel

Tuesday, January 14, 2020

Waspada Ini 10 Cara Depresi Merusak Hidupmu




Di jaman kini dengan segala macam masalah, tuntutan dan kebutuhan, ada begitu banyak orang terkena depresi di seluruh penjuru dunia. Menurut data yang diperoleh dari World Health Organization, sebanyak 300 juta orang dari berbagai usia terkena depresi. Biasanya, orang yang terkena depresi awalnya tak sadar kalau dirinya mulai terkena gangguan mental ini. Tahap-tahap awal depresi biasanya tak kentara. Tahu-tahu kamu sudah dalam cengkeraman depresi parah. 

Jika kamu terkena depresi, biasanya gejala-gejalanya kamu merasa putus asa, jiwa dan kehidupan terasa hampa, terus-menerus diliputi kesedihan, lelah, mudah jengkel, serta gelisah. Depresi tidak saja merampok motivasimu untuk menjalani kehidupan, namun ini juga membuatmu sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan. Sayangnya, orang yang terkena depresi bisa melakukan perbuatan yang memperparah situasi.

Berikut ini 10 akibat yang disebabkan oleh depresi. Semakin cepat kamu pulih dari kesepuluh akibat ini, makin baik...

Satu: mengisolasi diri sendiri. Orang yang terkena depresi biasanya mengisolasi dirinya sendiri karena berbagai alasan. Sebagian melakukannya karena merasa tidak sanggup menghadapi situasi sosial, dan lainnya meyakini dirinya sebaiknya menyendiri dengan kondisinya. Juga bisa terjadi, seseorang jadi benci dengan dirinya sendiri maka ia memilih untuk tidak menjalin interaksi dengan orang lain. Orang dengan gangguan depresi parah bisa diam di dalam rumah selama berminggu-minggu tanpa keluar sama sekali. 

Dua: kacau dan berantakan. Depresi selalu membuatmu terus-menerus merasa lelah, maka kegiatan tugas-tugas rumah tangga jadi tak beres. Piring-piring dan pakaian kotor semakin menumpuk dan sampah di keranjang semakin bertimbun.  Mengerjakan tugas sehari-hari bisa dirasa sangat berat karena kamu sangat kekurangan tenaga. Hidup di tempat yang berantakan membuat kondisi pikiranmu makin kacau dan kamu jadi makin gelisah. Ini semua karena kelelahan kronis akibat depresi.

Tiga: kurang merawat diri. Berdampingan dengan poin kedua, karena depresi menyedot semua energimu, bahkan untuk bangkit dari tempat tidur di pagi hari, menggosok gigi dan mandi, menyisir rambut, semua ini jadi melelahkan. Orang-orang disekitarmu yang tak mengerti mengira kamu malas. Namun sebenarnya ini berat bahkan menyakitkan. 

Empat: sulit tidur. Depresi sangat mempengaruhi jadwal dan kualitas tidurmu. Banyak orang depresi mengalami insomnia dan hanya bisa tidur sebentar saat malam. Ini karena banyak pikiran berkecamuk di kepala, juga pikiran-pikiran negatif akibat depresi. Kamu bangun dengan tubuh tidak bugar karena hampir sepanjang malam gelisah. Kemungkinan lain, kamu jadi tidur berlebihan, namun tetap tidak fit dan lelah.

Lima: mendramatisir setiap situasi dan mudah melihatnya sebagai bencana. Depresi bisa mengelabui pikiranmu, membuatmu yakin akan terjadi hal-hal negatif. Kamu selalu mengantisipasi terjadinya hal-hal buruk dan bencana, untuk mendukung cara berpikir pesimis. Dan pikiran negatif biasanya menarik kejadian-kejadian negatif. Saat memang terjadi sesuatu yang negatif, kamu melihatnya sebagai bukti bahwa hidup itu memang buruk, kejam dan banyak bencana. Kamu kelewat mendramatisir situasi hidupmu secara umum dan situasi hidup sehari-hari. Ini menyebabkan lingkaran setan dan membuatmu makin terpuruk dalam depresi.

Enam: pola makan buruk. Orang yang terkena depresi biasanya makan berlebihan atau malah hampir tidak mau makan sama sekali. Banyak yang duduk di depan kulkas dan memakan apa saja yang bisa dimakan, untuk meringankan perasaan kosong dan kesedihan yang melanda. Lainnya jadi sangat tak berselera makan. Karena kamu sangat lelah, bahkan untuk menyiapkan makanan di meja makan sekalipun jadi berat.

Tujuh: kurang/tak punya semangat hidup. Depresi merampok minat-minat dan hasrat-hasrat kehidupan yang biasanya kamu punya. Kamu jadi kehilangan minat pada kegiatan waktu luang dan hobi. Pelan-pelan, kamu merasa makin kehilangan daya hidup, jiwamu makin hampa dan mati. Jika tak hati-hati dan segera ditangani, kamu bisa berbaring di tempat tidur sepanjang hari. Dalam kasus depesi berat, bahkan bisa timbul keinginan bunuh diri.

Delapan: melarikan diri dari masalah. Depresi itu sendiri sudah sangat menguras tenaga dan membebani. Kamu merasa hancur dan tak bisa berbuat apa-apa untuk hidupmu. Ini masih ditambah lagi dengan masalah-masalah kehidupan yang memang riil. Kamu jadi mengabaikan dan melarikan diri dari itu semua. Namun ini malah memperburuk keadaan karena masalah yang tak dibereskan jadi makin bertumpuk.

Sembilan: diliputi rasa bersalah dan benci pada diri sendiri. Jika kamu membiarkan pikiranmu dikuasai depresi, biasanya akan timbul rasa benci pada diri sendiri. Kamu jadi bicara negatif tentang diri sendiri dan ini merusak harga diri dan kepercayaan dirimu. Citra dirimu pun rusak. Lambat laun kamu semakin meyakini dirimu tak berharga. Bisa terjadi orang jadi menyalahkan diri sendiri karena berpikir semua masalah yang timbul karena kesalahannya. 

Sepuluh: hidup dicekam ketakutan. Mirip dengan poin kelima, orang yang terkena depresi biasanya dicekam ketakukan, meyakini hal-hal buruk akan terjadi. Mereka bisa mensabotase situasi yang tadinya baik menjadi buruk karena menyakini yang buruk pasti terjadi. Kerap mereka menolak peluang-peluang yang ditawarkan oleh kehidupan, yang sebenarnya berpotensi membuat mereka keluar dari situasi sulit yang telah menyebabkan depresi. Mereka tidak mau berusaha mengejar impian karena merasa percuma saja, tokh pasti tidak berhasil. Jangankan mengejar impian, menjalani hidup hari demi hari saja berat. Bisa juga terjadi, mereka meyakini bahwa impian yang terwujud itu terlalu indah untuk jadi kenyataan. Mereka tidak percaya bisa meraih hal-hal besar.

Efek depresi tidak selalu sama untuk setiap orang. Poin-poin yang disebutkan di atas adalah gejala-gejala paling umum yang biasanya menyertai gangguan depresi. Cara sederhana untuk mengatasinya: tidak membiarkan dirimu berlarut-larut dalam kesedihan, istirahat cukup, olahraga teratur, mengatur pola makan, menjalani konseling atau psikoterapi, dan mengubah pola pikir. 

Jangan biarkan hidupmu hancur oleh depresi, lakukan penanganan sesegera mungkin sebelum depresi makin parah. Atasilah depresi secara cerdas dan andalkan pertolongan Tuhan.

Penulis: Boni Sindyarta

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: 10 Things Depression Makes Us Do - Psych2Go – YouTube Channel

Sstttt...Nggak Banyak Orang Tahu 12 Fakta Psikologis Manusia yang Fun dan Menarik Ini


Manusia dengan segala sifat dan kelakuannya memang sangat menarik. Ilmu Psikologi dan Neurosains dapat membantu menjelaskan ini semua. Otak kita menentukan tindak tanduk kita. Mulai dari mengambil keputusan, mengalami cinta dan hingga kebiasaan melamun dan berkhayal. Ini juga dapat menjelaskan tentang bagaimana sebuah kebiasaan terbentuk serta bagaimana cara kerja fungsi memori. Kamu tentu ingin tahu mengapa kamu berkelakuan, berpikir dan merasa seperti selama ini. 

Maka, ayo kita simak ulasan 12 fakta psikologis yang fun namun selama ini belum banyak diketahui orang...


Satu: multitasking. Tahukah kamu bahwa otakmu tak dirancang untuk melakukan multitasking? Menurut hasil penelitian, otak kita hanya bisa fokus pada satu hal setiap saat. Jika kamu merasa sepertinya selama ini kamu bisa multitasking, sebenarnya otakmu mengalihkan fokus sangat cepat. Kita bisa berbicara dan berjalan secara berbarengan karena keduanya bersifat otomatis. Namun otakmu tak dapat memroses tugas-tugas yang butuh fungsi otak yang tinggi secara berbarengan. Misalnya, kamu tidak bisa membaca buku sambil menonton televisi secara berbarengan.


Dua: gosip. Apakah kamu senang bergosip atau terlibat dalam percakapan tentang topik-topik yang mendalam? Ini faktanya....75 hingga 80 persen percakapan mengandung muatan gosip. Orang menggunakannya sebagai sumber informasi tentang orang lain dan menarik kesimpulan tentang orang lain. 


Tiga: adiksi pada media sosial. Apa kamu kecanduan bermain media sosial. Kamu tak henti-hentinya memeriksa IG atau facebook, atau platform-platform media sosial lainnya. Dopamin di otakmu itulah yang membuatmu kecanduan mencari informasi baru. Ini adalah zat neurotransmitter di otak yang menimbulkan hasrat untuk kamu terus-menerus mencari informasi, maka kamu mengalami rasa senang jangka pendek saat melihat status atau meng-update status di media sosial. 


Empat: kebiasaan. Pernahkah kamu bertanya berapa lama waktu dibutuhkan untuk membentuk kebiasaan baru? Tadinya dipercaya bahwa hasil-hasil penelitian menunjukkan perlu 21 hari. Namun hasil-hasil penelitian terkini menujukkan dibutuhkan sekitar sedikitnya 66 hari. Ini alasannya mengapa orang yang mau membangun kebiasaan berolahraga hanya bertahan selama beberapa hari pertama dan setelah itu berhenti. 


Lima: berpegangan tangan. Apakah kamu senang saling berpegangan tangan dengan orang yang kamu sayangi? Ini ada kabar baik untukmu. Berpegangan tangan dengan orang yang kamu sayang dan peduli dapat meringankan stres dan rasa sakit fisik. Ini menurunkan hormon Kortisol dan meningkatkan produksi Oxytocin. Kortisol adalah hormon yang dihasilkan saat kamu stres, sedangkan Oxytocin adalah hormon kasih sayang. Perasaanmu pasti lebih positif dan tubuhmu lebih nyaman setelah berpengangan tangan dengan orang terkasih.


Enam: junk food. Apa kamu sulit menahan diri untuk membeli dan menyantap junk food. Kecanduan makan melibatkan area otak yang sama dengan kecanduan obat-obat terlarang. Junk food mengaktifkan sistem reward (pemberian imbalan) di otak yang melepaskan hormon Dopamin. Otakmu tanpa sadar mencari perilaku yang bisa memberi imbalan, maka ini semakin menyulitkan kamu mengendalikan diri untuk tidak makan junk food. 


Tujuh: Dunning Kruger Effect. Tahukah kamu bahwa orang-orang pandai biasanya meng-underestimate kepandaian mereka sendiri? Ini disebut Dunning Kruger Effect. Terjadi saat seseorang tidak punya penilaian yang tepat tentang kapasitas mereka untuk melakukan sesuatu. Akibatnya ia terlalu menilai rendah potensinya sendiri.


Delapan: ingatan jangka panjang. Sadarkah kamu, kamu saat mengingat-ingat kejadian masa lalu, ingatanmu mengalami distorsi? Ini karena otakmu mengubah suatu memori setiap kali kamu mengingatnya atau memikirkannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat kamu mengingat kembali sesuatu, kamu mengingat kali terakhir ingatan tentang sesuatu itu muncul, dan bukan mengingat sesuatu atau kejadian yang sebenarnya. Jadi informasinya sudah terdistorsi.


Sembilan: pengambilan keputusan. Pernahkah kamu bertanya bagaimana cara otakmu membuat keputusan? Mungkin kamu tak percaya, tapi sebagain besar keputusanmu dibuat dalam alam bawah sadar. Otakmu akan kewalahan jika setiap kali kamu harus melakukan kalkulasi secara sadar untuk membuat keputusan. Otakmu akan kebanjiran informasi setiap detiknya dan akan kekurangan daya serta mengalami overload untuk memproses itu semua.


Sepuluh: alam dan otak. Tahukah kamu bahwa otakmu akan mengeluarkan zat-zat tertentu saat kamu ada di alam terbuka. Ini berguna mem-boost kemampuan berpikir dan meringankan stres. Meluangkan waktu di alam bebas memberi kesempatan istirahat pada prefrontal korteks. Hasil-hasil penelitian juga menunjukkan bahwa meluangkan waktu di alam terbuka dapat meningkatkan kesehatan mental. 


Sebelas: penolakan dan rasa sakit pada tubuh. Pernahkah kamu bertanya, mengapa otak tak dapat membedakan antara perasaan ditolak dan rasa sakit secara fisik? Meski otak melakukan pemrosesan yang berbeda terhadap rasa sakit emosional dan rasa sakit fisik, ini tak dapat membedakan antar keduanya. Ini karena otak sama-sama melepaskan zat pereda rasa sakit alami saat orang mengalami derita fisik atau derita emosional. Maka ini dapat membuat otak bingung.


Duabelas: melamun/berkhayal. Kamu mungkin tak sadar, tapi kamu bisa melamun dan berkhayal antara 30 – 47 persen waktumu dalam sehari. Mengapa kamu melakukannya? Karena kegiatan ini memberi kesempatan pada otak untuk berkelana secara bebas. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan melamun dan berkhayal dapat meningkatkan produktifitas dan mem-boost kreatifitas. Selain itu juga ditemukan bahwa kegiatan ini dapat membantumu mengerti pikiran-pikiran dan perasaan-perasaanmu, serta memberi kesempatan pada otak menyusun berbagai skenario kehidupan.


12 fakta yang diulas di atas hanyalah sebagian kecil dari begitu banyak fakta psikologis yang menarik dan fun tentang manusia. Fakta mana yang jadi favoritmu? Dengan tahu fakta-fakta ini kamu jadi lebih mengerti dirimu. Saat kamu tahu sesuatu, kamu jadi sadar tentang itu. Dan jika kamu sadar sesuatu tentang dirimu, kamu jadi lebih punya kendali atas dirimu dan situasi. Knowledge is power....


Alihbahasa: Boni Sindyarta


“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"


D*Light Institute – House of D*Light

Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…


Sumber: 12 Fun and Awesome Psychological Facts You Wish You Knew – Psych2Go – YouTube Channel

Monday, January 13, 2020

9 Tanda Kamu Punya Trauma Masa Kecil yang Perlu Dibereskan


Siapa di antara kita yang tak pernah mengalami trauma? Hampir setiap orang pasti punya trauma. Mungkin kamu banyak mengalami trauma waktu masa kecil. Menjalani hidup dengan luka-luka batin bekas trauma memang tidak mudah. Trauma bisa berupa emosional, mental atau fisik. Saat kamu beranjak dewasa, kamu mengira trauma-trauma itu sudah beres dan kamu sudah bisa mengatasinya. Namun ternyata masih belum atau belum sepenuhnya. Tandanya nampak pada perilaku-perilaku yang kurang sehat saat kita dewasa. Jika kamu tak membereskan ini, perilaku-perilaku itu akan terus ada, bahkan bisa sampai seumur hidup. 

Cara untuk membereskan trauma adalah menghadapi masa lalu yang menyebabkan trauma. Dengan kamu mengijinkan dirimu untuk mengalami perasaan-perasaan yang menyakitkan, mengungkapkannya dan mengolahnya, kamu bisa melepaskan diri dari pengaruh trauma masa kecil.

Ayo kita simak 10 perilaku kurang sehat pada masa dewasa yang disebabkan oleh trauma masa kecil. 

Satu: kerap dicekam ketakutan. Kamu selalu berusaha bermain aman. Masalahnya, perilaku ini menghalangi kamu untuk mengalami kehidupan sepenuhnya. Kamu jadi sulit hidup maksimal dan tidak berani mengejar impianmu. 

Dua: pasif agresif. Trauma mengajarkan pada orang yang mengalaminya untuk melindungi dirinya. Ini kamu lakukan dengan selalu bersikap mengitari masalah dan bukan menghadapinya secara langsung. Jadi kamu pun memendam amarah. Namun lama-kelamaan emosi yang terpendam ini akan meletus atau tumpah keluar. Selama ini kamu mungkin mengira menghindari negativitas dalam dirimu, namun sebenarnya kamu menghindari emosi-emosi yang masih perlu dibereskan.

Tiga: terlalu overprotektif pada diri sendiri. Kamu percaya semua orang akhirnya akan mengkhianati kamu dan berbuat jahat padamu, cepat atau lambat. Ini menghalangi kamu mengalami relasi yang mendalam dan memuaskan. Kamu mengekang dirimu sendiri untuk menjalin relasi dengan orang lain. Hanya karena kamu dulu pernah dikhianati dan dijahati orang, bukan artinya semua orang itu jahat dan berniat jahat.

Empat: memandang dan menjadikan diri sendiri sebagai korban. Jika kamu dulu terbiasa dijadikan korban atau dikorbankan demi orang lain, ini akan menjadi bagian identitasmu. Dan ini bisa terpatri kuat dalam pikiranmu. Sayangnya, kamu yang menganut identitasmu sebagai korban, ini akan mempengaruhi seluruh aspek hidupmu secara negatif. Dan ini bisa menyebabkan kejadian serupa selalu terulang. Kamu jadi sulit maju. Ingat, kamu bukan korban, kamu adalah penentu hidupmu sendiri.

Lima: selalu mengantisipasi masalah atau bencana. Tanpa sadar mungkin kamu selama ini mengantisipasi masalah serupa yang dulu pernah membuatmu trauma, akan terulang lagi. Meski masalah itu sudah lama lewat, bahkan sudah beres. Ini menghalangi kamu hidup di masa kini dan menikmati hidup.

Enam: kerap lupa suatu kejadian atau periode hidupmu. Trauma bisa menyebabkan pikiranmu mengalami apa yang disebut “black out.” Kamu jadi lupa banyak momen yang membuatmu trauma atau suatu periode kehidupan yang traumatis. Ini menghalangimu untuk hidup secara utuh, rasanya seolah ada bagian hidupmu yang hilang. Juga sungguh tak nyaman bukan, bila orang kebanyakan bisa mengingat momen-momen hidupnya yang sudah lewat sedangkan kamu sendiri “nge-blank.”

Tujuh: merasa diri tidak utuh. Ini dekat dengan poin sebelumnya. Orang yang mengalami trauma berat bisa merasa ada bagian dirinya yang hilang. Ia jadi kehilangan kontak dengan kehidupan. Ini adalah mekanisme survival. Ini menyebabkan mekanisme pertahanan diri disosiasi seperti telah dibahas di artikel sebelumnya. Agar bisa bertahan, kamu mengembangkan suatu karakter atau kisah kehidupan dimana kamu seolah-olah berkembang dan berhasil. Namun ini malah menyulitkan kamu membina keterhubungan dengan dirimu yang sebenarnya dan seutuhnya.

Delapan: kamu tertarik kepada situasi tak sehat sejenis. Bisa terjadi kamu mencari orang yang punya ciri-ciri dan watak serupa dengan orang yang dulu pernah menganiaya kamu. Ini bisa mengundang kejadian serupa di masa lalu terulang lagi. Ini bukan artinya kamu cari masalah, tapi memang tendensi alami otak kita untuk melekat pada situasi serupa atau mirip.

Sembilan: mencari pengakuan dan penghargaan luar secara berlebihan. Tumbuh dibesarkan di lingkungan rumah dimana terjadi penganiayaan verbal dan fisik bisa membuat kamu jadi insecure. Saat dewasa, kamu jadi berlebihan mencari pengakuan dan penghargaan dari orang lain. Di medsos kamu yang mendewakan jumlah “like” yang kamu peroleh untuk setiap status yang kamu update. Kebutuhan pengakuan dan penghargaan dari orang lain adalah kebutuhan yang wajar dan sehat, setiap orang membutuhkan ini, namun jika berlebihan ini biasanya menandakan ada akar trauma. Kamu sangat mendambakan dirimu disukai banyak orang dan jadi tergantung oleh pengakuan dan penghargaan orang lain.

Selama trauma-trauma masa kecil belum beres, ini pasti akan menggejala pada masa dewasa. Kamu sulit menjadi pribadi yang berkembang maksimal dan utuh jika ini belum dibereskan. Kembali ke masa lalu memang perlu untuk membereskannya, namun jangan get stuck di situ. Hidupmu ke depan masih panjang, masih banyak karya bisa kamu hasilkan dan kamu masih bisa berkembang jauh lebih banyak lagi. 

Bicarakan dengan seorang sahabat terpercaya dan konselor atau terapis profesional bila perlu. Saat kamu sudah membereskan akar trauma, kamu pasti mengembangkan kapasitas lebih untuk menolong orang lain dengan masalah serupa. Hidupmu jadi lebih bahagia dan bisa berguna untuk orang lain.

Penulis: Boni Sindyarta

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: 9 Signs You’re Dealing with Childhood Trauma – Psych2Go – YouTube Channel