Tuesday, January 21, 2020
6 Tanda Selama Ini Kamu Terlalu Keras Sama Diri Sendiri
Terkadang, orang yang melontarkaan celaan paling pedas pada diri kita tak lain adalah diri kita sendiri. Apa yang kamu lakukan jika ada racun di dalam tubuhmu? Kamu tentu mau mengeluarkannya. Tapi pikiran-pikiran yang mengkritik diri sendiri tidak semudah itu dihentikan. Dengan latihan, kamu bisa mendebat dan mempertanyakan pikiran-pikiran itu dan mengatur benakmu sendiri. Terlalu mengkritik diri sendiri akan membuatmu tersiksa. Apa selama ini kamu kerap melakukannya? Mari kita lihat bersama...
Simak enam tanda selama ini kamu terlalu keras pada diri sendiri...
Satu: kamu menyalahkan diri sendiri untuk hal-hal yang ada diluar kendalimu. Kita memang perlu bertanggung jawab untuk kesalahan-kesalahan yang kita lakukan, dan ini baik adanya. Namun, jika kamu terlalu keras pada diri sendiri, kamu bisa lupa bahwa kamu adalah manusia biasa yang bisa berbuat salah. Jika terjadi ketidakberesan dan ada kejadian yang tak diharapkan, kamu mulai menyalahkan diri sendiri meski sudah berusaha sebaik mungkin.
Daripada terus-terusan menyalahkan diri sendiri, terimalah apa yang memang tak bisa kamu ubah dan fokus apa yang bisa kamu ubah untuk memperbaiki situasi.
Dua: kamu fokus pada hal-hal yang belum kamu selesaikan dan tuntaskan. Punya ambisi dan mengerahkan upaya untuk meraih sasaran dan impian itu baik. Tapi jika kamu selalu membandingkan keberhasilanmu dengan keberhasilan orang lain, kamu pun lupa melihat kemajuan yang telah berhasil kamu raih. Daripada terus-terusan tidak puas dan merasa belum menuntaskan dan meraih sesuatu, belajarlah untuk menghargai kemajuan dan perjalananmu sendiri.
Setiap orang maju dan berkembang menurut ritmenya sendiri-sendiri, dan meski kamu sekarang ini belum berada di posisi atau keadaan yang kamu inginkan, bukan artinya kamu tak akan pernah sampai ke sana. Ingat, tak ada sukses yang diraih dalam tempo semalam.
Tiga: kamu sulit menerima pujian. Jika kamu terlalu keras pada diri sendiri, kamu biasanya terjebak dalam self-talk negatif. Jadi, meski ada orang yang memberimu pujian tulus, kamu bilang dia berbohong. Ini karena sikapmu yang terlalu mengkritik diri sendiri mempengaruhi gambaran yang kamu punya tentang diri sendiri dan ini juga mempengaruhi bagaimana kamu mengartikan pujian orang lain. Kamu merasa dirimu tak cukup baik untuk dipuji. Kamu merasa orang yang memujimu hanya ingin membuatmu senang, bukan karena hasil usaha atau kualitas-kualitas baik yang kamu punya.
Maka, belajarlah untuk mengelilingi diri dengan orang-orang yang menyayangimu secara tulus dan melihat yang terbaik di dalam dirimu. Kamu jadi lebih mudah untuk menyayangi dan menerima dirimu apa adanya dengan segala cacat dan kekurangan.
Empat: kamu cenderung mengabaikan dan kurang menghargai ide-idemu sendiri. Kamu tak perlu menjadi seorang genius atau seniman dengan bakat luar biasa. Kita semua bisa menghasilkan karya kreatif dan punya ide-ide kreatif. Jika kamu terlalu keras pada diri sendiri, kamu membunuh ide-ide sebelum bisa berkembang dan tidak men-sharing-kan itu dengan orang lain. Biarkan dan kembangkan ide-idemu kemudian tindaklanjuti untuk mewujudnyatakannya. Jika kamu punya ide untuk melukis, buatlah lukisan itu. Jika kamu punya ide untuk menulis sebuah buku, wujudkan dan tulislah buku itu jadi kenyataan.
Selama ini kamu tidak mewujudkan ide-idemu karena kamu takut gagal. Tapi ingat, ide-ide adalah batu-batu loncatan menuju kemajuan, bukan menuju kesempurnaan.
Lima: kamu terus memikirkan kesalahan-kesalahan masa lalu yang sudah lewat. Jika kamu terlalu fokus pada kesalahan dan apa yang tidak beres di masa lalu, kamu jadi terpenjara oleh masa lalu dan hidupmu sulit maju. Daripada terus-terusan mengkritik diri sendiri untuk kesalahan-kesalahan itu, belajarlah dari kesalahan-kesalahan itu. Mustahil menjalani hidup tanpa kegagalan, kesalahan, disakiti dan menyakiti orang lain, entah disengaja atau tidak.
Baik kiranya kamu memikirkan bagaimana efek perbuatanmu pada orang lain, dan ini tidak sama dengan terobsesi oleh kesalahan-kesalahan masa lalu.
Enam: kamu jarang memberi dirimu kesempatan untuk santai. Terus-menerus memikul tekanan tidaklah produktif, dan ini hanya akan membuat kondisimu makin buruk. Dan saat kondisimu makin buruk, performamu juga makin buruk. Ada baiknya melangkah mundur sejenak agar bisa melihat gambaran besarnya dan having fun secara berkala. Jika kamu terus berusaha tak kenal henti mengejar impianmu, kamu akan kehilangan saat-saat berkualitas dengan orang-orang tersayang. Kamu jadi tak bisa menikmati hidup dan tak punya kenangan momen-momen indah saat kamu tua nanti.
Jadi, slow down dan lepaskan...ijinkan dirimu untuk santai dan rileks...menikmati pemandangan matahari terbenam di pantai...
Terlalu keras pada diri sendiri akan membuatmu sulit bahagia dan menikmati hidup. Jika selama ini kamu terlalu keras pada diri sendiri, belajarlah mengendurkannya dan tidak terus-terusan menuntut dirimu harus maksimal dan sempurna. Justru dengan melepaskan sikap ini, kamu bisa berkembang lebih baik dan potensi-potensimu lebih berkembang karena tidak selalu hidup dibebani tekanan dan tuntutan berlebih...
Penulis: Boni Sindyarta
“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"
D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat
Menginspirasi, mendidik dan menghibur…
Sumber: 6 Signs You May be too Hard on Yourself - Psych2Go – YouTube Channel
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment