Saturday, November 7, 2020

Panggilan Universal kepada Kekudusan


 

Abad-abad pertama Kekristenan diwarnai dengan suatu idealisme akan kekudusan yang bersifat universal. Dan banyak orang-orang kudus dan guru-guru dalam Gereja terus memberi penekanan pada idealisme ini selama berabad-abad. Namun umat Katolik pada umumnya, semenjak abad pertengahan hingga era modern menganggap kekudusan itu hanya diperuntukkan bagi biarawan dan biarawati. Jadi mana mungkin panggilan universal pada kekudusan itu diperuntukkan bagi seluruh anggota Gereja?

Tuntutan akan kekudusan yang universal ini sudah dicanangkan semenjak masa Gereja perdana, seperti yang ditulis oleh Rasul Paulus pada jemaat di Tesalonika

“Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu” (1 Tes 4:3).

Lebih jauh lagi, Santo Paulus menegaskan bahwa kekudusan bukan hanya diperuntukkan bagi pekerjaan atau profesi tertentu, namun dapat dicapai lewat situasi dan kondisi hidup mana pun.

 

Yesus sendiri juga memberi perintah pada kita

“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (Mat 5:48).

Dari abad ke abad, ada banyak umat Kristen yang ingin mengabdikan hidup mereka sepenuhnya pada kekudusan. Ini adalah awal mula dari berdirinya biara-biara. Mereka melepaskan diri dari kehidupan luar agar dapat mengabdikan diri mereka secara total pada Tuhan.

Sikap ini sangat mengakar pada abad-abad pertengahan, namun sudah banyak memudar di era modern. Ini dimulai dengan kebangkitan ordo-ordo pengemis, seperti Fransiskan dan Dominikan di abad pertengahan. Misi yang mereka emban tidak hanya sebatas di lingkungan biara, namun melibatkan diri secara langsung dalam kehidupan duniawi. Mereka tidak hidup di biara-biara terasing namun berkhotbah dan mengajar di jalan-jalan kota dan universitas-universitas yang dipadati oleh orang awam. Lalu ini dilanjutkan dengan muncurnya ordo-ordo ketiga. Yang beranggotakan pria dan wanita yang ingin mengikuti spiritualitas dan praktik ordo-ordo tersebut, namun dalam status tetap sebagai orang awam di tengah dunia.

Santo Fransiskus de Sales (1567-1622) menjadi salah satu guru terbesar yang mengajarkan spiritualitas untuk kaum awam. Bukunya yang berjudul “Introduction to the Devout Life” terutama ditujukan bagi kaum awam di tengah dunia, bukan kaum religius. Ia menegaskan bahwa kehidupan yang penuh devosi itu mungkin dijalani oleh semua orang.

Dan di era belakangan ini, banyak orang dari semua latar belakang kehidupan telah menerapkan spiritualitas dari seorang biarawati ordo Karmelit, Santa Theresia Kanak-Kanak Yesus (1873-1897). Spiritualitasnya disebut “jalan kecil” menuju kesucian. Intinya adalah, setiap perbuatan, betapa pun kecilnya di mata dunia, dapat menjadi sebuat perwujudan kasih pada Tuhan. Santa Teresa telah memberi jalan yang jelas untuk meraih kesucian di dalam setiap kondisi hidup.

Namun meski adanya semua ajaran dan teladan hidup dari orang-orang besar itu, abad duapuluh masih sangat diwarnai oleh pandangan bahwa kekudusan hanya ekslusif bagi kaum religius. Di era inilah Santo Josemaria Escriva lahir dan dibesarkan (1902-1975). Ia mengemban misi dari Tuhan untuk menegaskan bahwa panggilan untuk kekudusan bersifat universal bagi semua orang dari segala latar belakang. Santo asal Spanyol ini melihat bahwa banyak orang sudah lupa akan panggilan Tuhan kita agar menjadi sempurna.

Menjelang akhir hidup St. Josemaria, Gereja secara resmi memproklamirkan pesan yang ia sebarkan tanpa kenal lelah itu. Konsili Vatikan Kedua yang berlangsung dari 1962 hingga 1965, mengeluarkan sebuah dokumen yang berjudul Lumen Gentium, dengan keyakinan bahwa seluruh anggota Gereja dipanggil menuju kekudusan. Bab 5 dari dokumen ini berjudul “The Universal Call to Holiness”. Lebih jauh lagi, Konsili juga menegaskan bahwa kesucian dapat diraih dalam semua jalan dan situasi hidup.

Maka, Konsili ini semakin menguatkan pesan yang telah dikhotbahkan oleh St. Josemaria selama puluhan tahun: semua orang dipanggil untuk menjadi orang kudus, apa pun vokasi dan situasi hidup mereka, dan setiap pekerjaan dan profesi dapat menjadi sarana untuk meraih kekudusan.

Karya hidup St. Josemaria adalah memanggil semua pria dan wanita untuk menghargai panggilan mereka untuk meraih kekudusan di dunia. Impiannya adalah melihat orang-orang biasa menjadi luar biasa lewat sarana pekerjaan mereka sehari-hari.

Hidup dan ajaran St. Josemaria hanya punya satu tujuan: membantu setiap orang untuk menjadi orang kudus. Dia berkali-kali menegaskan bahwa kita dapat menjadi orang kudus di tengah kehidupan sehari-hari dan menguduskan diri dan dunia lewat kerja, kehidupan keluarga, dan kegiatan sehari-hari.

 

Kesimpulan

Abad kedua puluh tecatat sebagai abad paling berdarah dalam sejarah umat manusia. Mulai dari kamp-kamp konsentrasi Nazi di Jerman hingga klinik-klinik aborsi di Amerika Serikat, lebih banyak darah orang-orang tak bersalah telah tertumpah dalam abad ini dibanding seluruh abad-abad sebelumnya digabung jadi satu.

Kita mungkin jadi bertanya, “Di mana Tuhan dalam semua ini?” Renungkan perkataan St. Josemaria Escriva yang telah hidup di abad ini, “Dunia sedang krisis orang-orang kudus” (The Way 301). “Solusi” yang Tuhan berikan pada dunia yang memilih jalan menuju kematian dan kehancuran adalah memunculkan santo-santa yang dapat menunjukkan pada dunia cara hidup yang lebih baik.

Di abad keduapuluh ini, Tuhan menuntun gereja untuk menegaskan kembali ajaran tradisionalnya, bahwa semua orang dipanggil menuju kekudusan. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran dan dosa adalah, setiap orang menjalani hidup yang kudus di tengah dunia.

St. Josemaria mengemban misi dari Tuhan untuk menyebarkan pesan akan panggilan universal pada kekudusan dan menyebarkannya tanpa kenal lelah. Banyak umat Katolik di jaman kini bersikap “taken for granted” pada panggilan menuju kekudusan ini.

Santo asal Spanyol ini menyerukan pesan Kristus dan Gereja perdana: Tuhan ingin agar kita semua “menjadi sempurna” seperti Dia sendiri sempurna adanya.

Sasaran yang tinggi ini tidak dapat diraih dengan upaya setengah hati dan semangat suam-suam kuku. Ini menuntut hasrat dan tekad untuk membiarkan rahmat Tuhan bekerja dalam diri kita, pelan-pelan menguduskan kita dan mengubah kita menjadi semakin serupa dengan putra-Nya, Yesus Kristus.

Keputusan yang perlu kita ambil hari ini adalah, kita menginginkan kekudusan lebih dari segalanya, dan kita akan melakukan apa saja untuk meraihnya. Kekudusan tak perlu dirasa mengintimidasi – ini dapat diraih oleh semua orang.


“To begin is for everyone, to persevere is for saints”

-          St. Josemaria Escriva

 

Alih bahasa: Boni Sindyarta

Sumber: Holiness for Everyone: the Practical Spirituality of St. Josemaria Escriva by Eric Sammons


Friday, March 6, 2020

Temukan Potensi dalam Keheningan untuk Menjadi Versi Dirimu yang Terbaik


Kebutuhan spiritual kita cenderung berubah seiring dengan berubahnya musim-musim kehidupan. Semua orang. Kita masing-masing punya perjalanan spiritual yang unik. Dalam berbagai tahapan perjalanan ini, kita punya kebutuhan-kebutuhan spiritual yang berbeda. Namun ada beberapa kebutuhan yang selalu ada dan tak berubah, entah kita ada di musim kehidupan yang mana: keheningan (silence), kesendirian (solitude) dan kesederhaan (simplicity). Cara kita mengalami ketiga hal ini mungkin berubah, namun ketiga hal ini sangat penting agar kita bisa mengalami sukacita menetap di dunia yang selalu berubah ini.

Kebisingan dunia ini menghalangi kita untuk mendengarkan suara bisikan lembut di dalam diri kita yang selalu menuntun dan membantu kita menjadi versi diri kita yang terbaik. Kita hanya bisa mendengar bisikan ini jika kita membiasakan diri untuk masuk ke dalam keheningan.

Kita tak perlu menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari dalam keheningan. Namun kebiasaan untuk masuk dalam keheningan ini perlu dipelihara. 

Setiap hari, kehidupan akan mengajukan pertanyaan pada kita. Kita harus mencari jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu di dalam hati kita. Setiap hari kita juga dihadapkan pada berbagai pilihan dan peluang. Dalam keheningan kita perlu memilah dengan tajam manakan pilihan-pilihan dan peluang-peluang ini yang semakin mendekatkan kita pada versi terbaik diri kita. 

Keheningan dan kesendirian akan menyingkap siapa kita hari ini, dengan segala kelebihan dan kelemahan kita. Namun ini juga mengingatkan kita bahwa kita bisa menjadi orang yang lebih baik dibanding yang hari ini.

Dalam keheningan, kita bisa melihat orang seperti apa kita sekarang dan kita bisa menjadi orang seperti apa kelak. Ini menantang kita untuk berubah dan bertumbuh menjadi versi terbaik diri kita yang mungkin kita raih. Namun selama ini kita memenuhi hidup kita dengan kebisingan agar perhatian kita teralih dari perubahan-perubahan yang sebenarnya kita tahu perlu kita lakukan.

Menetapkan komitmen untuk menjadi versi diri kita yang terbaik adalah kunci untuk menjalani kehidupan dengan makna dan passion.

Keheningan adalah sahabat terbaik bagi banyak orang dari abad ke abad. Banyak pelajaran tentang kehidupan yang dapat kita petik di dalam keadaan hening. Di dalam keheningan. Termasuk pelajaran-pelajaran tentang talenta dan bakat kita yang unik dan bagaimana kita dapat menggunakannya untuk menggenapi takdir dan panggilan hidup kita sebagai manusia. 

Franz Kafka, seorang novelis, filsuf dan penyair berdarah campuran Czechoslovakia dan Yahudi menulis, “Engkau tak perlu keluar dari kamarmu. Duduklah dalam keheningan. Dengarkan. Engkau bahkan tak perlu mendengarkan. Hanya menunggu. Engkau bahkan tak perlu menunggu. Cukulah belajar hening, diam dan sendirian. Dunia akan tersingkap dengan sendirinya di hadapanmu.”

Belajarlah untuk hening. Belajarlah untuk diam. Ini adalah salah satu dari pelajaran terbaik yang dapat kamu peroleh dalam perjalanan hidupmu. 

Jiwa kita butuh simplisitas (simplicity). Simplisitas adalah salah satu dari prinsip-prinsip yang mengatur alam semesta. Namun seiring dengan abad demi abad terus berjalan, manusia malah mencari cara yang lebih rumit untuk memecahkan masalah-masalahnya dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Siapa dari antara kita yang ingin hidupnya jadi lebih rumit? Tidak ada! Kita semua merindukan hidup yang simpel.

Kita perlu kembali belajar untuk mendengarkan suara bisikan lembut di dalam diri kita. Kita mendengar tuntunannya dari hari ke hari agar kita lebih menyederhanakan hidup kita. Saat perkataan-perkataan orang dan kebisingan dunia mengganggu ketenangan kita dan membuat hidup kita lebih rumit, bisikan lembut di dalam diri kita berkata, “Mengapa kau membiarkan itu semua membuat hidupmu jadi rumit dan sengsara?” Kita perlu memalingkan diri dari itu semua agar dapat memelihara kedamaian di dalam hati kita yang bersumber dari diri sejati kita. Bersumber dari simplisitas yang kerap diabaikan oleh dunia. 

Sederhanakan hidupmu dan hiduplah dari dirimu yang sejati, maka kamu pun mengalami kedamaian batin yang sangat didambakan oleh orang-orang arif dan suci dari abad ke abad. 

Alih bahasa: Boni Sindyarta

Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…  

Sumber: The Rythm of Life: Living Everyday with Passion and Purpose by Matthew Kelly

Tuesday, March 3, 2020

Dengarkan Bisikan Hatimu dan Genapi Panggilan Hidupmu



Ada sebuah suara bisikan yang lembut di dalam dirimu. Di dalam diri kita semua.

Saat kamu masih kecil. Masih kanak-kanak, kamu bisa mendengar suara bisikan lembut ini dengan jelas. Mungkin kamu kerap menuruti bisikan lembut ini. Kamu minta maaf pada ayah ibu kita, setelah kamu nakal dan berbuat salah. Kamu mengembalikan mainan yang kita pinjam dari teman. Kamu tidak mau mencontek saat ulangan di sekolah. Ini semua karena kamu mendengarkan bisikan di dalam hatimu. Kamu hidup dengan gembira dan menjadi dirimu sendiri, tanpa banyak memakai topeng dan ja-im (jaga image).

Tapi semakin kita beranjak besar. Kita mendengar banyak suara-suara yang berusaha mempengaruhi kita. Juga suara-suara orangtua kita sendiri. Suara saudara kandung kita. Suara guru-guru di sekolah. Suara saudara-saudara. Suara teman-teman kita. Suara tetangga. 

Mereka mengatakan, kamu harus begini. Kamu harus begitu. Supaya kamu oke. Supaya orang menghargai kamu. Kamu harus seperti saya ini. Yang bisa ini dan itu. Yang punya ini dan itu. Kamu harus jadi orang bertitel. Kamu harus sukses. Kamu harus kaya. Kamu harus punya rumah bagus. Kamu harus punya pekerjaan dan posisi mentereng di kantor. Dll...

Kita mendengarkan suara-suara iklan di televisi yang memang dirancang untuk memancing bahkan menciptakan kebutuhan-kebutuhan di dalam diri kita. Mereka berkata, “Kamu harus pakai produk ini, biar keren.” “Kalau kamu punya ini dan itu, kamu oke.” “Kalau kamu liburan disana dan disini, artinya kamu orang berkelas.”Dan masih banyak lagi pesan dan taktik advertising.

Ini terus kita dengar dari orang lain dan banyak sumber, maka lambat laun kita mulai dan semakin percaya bahwa itulah yang benar. Kita terpukau dengan iklan-iklan dan produk-produk. Kita semakin percaya bahwa itulah penentu nilai diri kita yang paling benar. Paling absolut. Jika kita tidak punya ini dan itu, jika kita tidak pakai  produk ini dan itu, maka nilai diri kita pun kurang atau lebih rendah dibanding mereka yang punya. 

Kita lebih percaya dan mendengarkan itu semua. Maka, lama-kelamaan suara bisikan lembut ini makin lemah, karena terus kita abaikan, dan akhirnya hilang dan terkubur oleh suara-suara orang dan benda-benda duniawi.

Kita pun terus beranjak dewasa, dan suara bisikan ini makin terkubur di tengah kesibukan dan aktivitas sehari-hari. Saat itulah kita diberitahu bahwa kita sekarang sudah dewasa dan siap menghadapi kehidupan. Kita harus bekerja di kantor. Kita harus menikah. Kita harus punya anak. Kita harus sukses. Kita harus kaya. Harus, harus, harus, harus dan harus....

Dalam perjuangan kita memenuhi semua keharusan itu, kita pun lupa pada bisikan lembut ini. Kita lebih menganggap semua keharusan itu sebagai patokan mutlak yang menentukan siapa diri kita. Hidup kita jadi ditentukan oleh semua  keharusan itu. Itulah yang mengarahkan hidup kita.

Tapi tunggu dulu...sebenarnya itu semua bukan penentu utama siapa kita. Orang-orang yang mengatakan, “Kamu ini harus seperti saya lho....atau seperti anak-anak saya ini yang begini dan begitu, yang bisa ini dan itu, yang punya ini dan itu... – biasanya mengatakan itu dengan suatu hidden agenda. Dengan suatu motif terselubung. Pesannya biasanya tak jauh-jauh dari ini, “Kamu harus seperti saya ini karena saya ini lebih baik dari kamu.” “Kamu harus seperti anak-anak saya ini, karena anak-anak saya ini lebih baik dari kamu,.... lebih baik dari anak-anakmu.”

Tapi bisikan batin yang lembut di dalam dirimu tak punya motif apa pun. Dialah penuntun sejati hidupmu. Dia tak punya maksud terselubung. Dia tidak mencari keuntungan. Dia tulus menyuarakan kebenaran.

Kamu boleh menyebut bisikan lembut ini sebagai suara hati. Suara Tuhan. Penuntun internal. Jati diri. Inilah dirimu yang autentik. Dirimu yang sejati. Yang nilainya tak ditentukan oleh semua omongan orang luar, penilaian orang lain, penghakiman orang lain, kritik orang lain, bahkan juga pujian dan sanjungan orang lain.

Ini suara bisikan yang mengarahkan kita untuk menemukan tujuan sejati hidup kita. Memenuhi panggilan hidup kita sebagai manusia. Inilah suara diri kita yang terbaik. Diri kita yang autentik. Diri sejati kita.

Demi mengikuti tuntunan suara ini, mungkin dibutuhkan pengorbanan dan disiplin. Namun ini selalu mengarahkan kita untuk menjadi versi diri kita yang terbaik. Manusia berproses. Manusia menjadi. Menjadi versi terbaik dirinya masing-masing. Menjadi versi terbaik dirinya yang mungkin ia raih.

Jangan abaikan bisikan lembut suara ini. Jangan abaikan bisikan batinmu. Jangan menukar bisikan itu dengan semua apa kata orang dan penilaian orang. Dengarkan bisikan itu dan ikuti petunjuknya. 

Di dunia jaman kini, dimana mayoritas orang terbuai dan mendewakan sukes dan harta duniawi sebagai penentu akhir nilai diri mereka, dengarkan bisikan lembut batinmu. Inilah jalur satu-satunya menuju kedamaian yang sangat jarang ditemukan orang di dunia kini. 

Selama kamu masih merasa dirimu lebih atau kurang dari orang lain. Selama kamu masih merasa dirimu jadi korban. Selama kamu masih merasa itu semua menjadi penentu siapa dirimu....itu tandanya unsur ego masih berperan. Namun itu hanyalah ilusi dan bukan dirimu yang sejati. Itu bukan penentu akhir nilai dirimu. 

Tujuan hidup kita di dunia adalah untuk semakin menyadari dan mengenal diri sejati kita. Untuk menyadari siapa diri kita yang sejati. Untuk menjadi versi terbaik diri kita yang mungkin kita raih. Untuk mengembangkan potensi dan talenta kita hingga maksimal, agar bisa memberi manfaat pada dunia dan orang lain. Untuk memberi kebaikan dan kasih pada orang lain. Dengan itu, kita pun menggenapi misi dan panggilan hidup kita di dunia.

“Perjalanan terjauh, pengembaraan yang terjauh...adalah pengembaraan untuk menemukan diri kita yang sejati.” 

Penulis: Boni Sindyarta

Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Friday, February 28, 2020

Jangan Dipaksakan, Ini 5 Tanda Kamu Belum Siap Menjalin Relasi yang Langgeng




Tanpa sadar, mungkin selama ini kita cepat menyalahkan orang lain untuk masalah-masalah yang kita hadapi. Untuk kesulitan-kesulitan yang kita hadapi. Mungkin orang yang paling cepat kita salahkan adalah pasangan kita sendiri. Kita berkata, “Kenapa kau masih saja belum bisa mengerti aku?” “Kenapa kau selalu tidak punya waktu untuk mendengarkan?” “Kenapa sih, kau selalu sibuk dengan ponselmu.” “Kenapa kau tidak pernah bisa melihat sudut pandangku?” “Kenapa kau selalu lebih mementingkan egomu?” “Kenapa kau sulit diajak diskusi?” Dan masih banyak lagi kesalahan yang kita tudingkan ke pasangan.

Tapi coba kamu jujur pada diri sendiri. Apa kamu lebih baik dari pasanganmu? Apa kamu juga tidak melakukan kesalahan yang sama seperti dia? Makna inti dalam sebuah relasi dengan pasanganmu adalah: kamu tidak saja belajar untuk mengasihi dia, bukan cuma itu, tapi kamu juga belajar menjadi orang yang lebih baik. Menjadi versi terbaik dirimu dalam relasimu bersamanya. Kamu harus berusaha untuk terus belajar, berkembang dan memperbaiki diri.

Simak 5 tanda bahwa kamu mungkin belum siap menjalin relasi yang langgeng dengan pasangan...

Satu: kamu selalu lebih mementingkan dan mengutamakan diri sendiri (egois). Kamu memang juga harus memprioritaskan kesejahteraan emosionalmu. Ini sehat secara psikologis. Tapi ada beda antara hidup sehat dan seimbang dengan selalu mengutamakan kesejahteraan diri sendiri dengan mengorbankan pasangan. Profesor di bidang psikologi klinis, Srini Pillay mengatakan bahwa orang-orang yang egois biasanya menderita perasaan dirinya kurang adequat (kurang memadai, kurang berkualitas, kurang cukup baik) sebagai pribadi dan manusia. 

Maka, saat mereka mulai mengasihi seseorang, bahkan meski hanya mulai mengasihi sedikit saja, mereka khawatir dirinya akan diperalat, dimanipulasi, dicurangi, dan harus rela berkorban menderita seumur hidup semata-mata demi kebahagiaan pasangan. Mereka khawatir relasi ini tak mungkin langgeng. 

Orang yang mengasihi secara egois sulit untuk bahagia karena mereka tak terhubung dengan diri autentik mereka. Diri sejati mereka. Mereka tidak mengasihi dengan tulus namun hanya demi keuntungan dan kebutuhan diri sendiri. Jika selama ini kamu jauh lebih banyak menerima dibanding memberi ke pasangan, Pillay mengatakan kamu perlu membereskan akar masalah, akar penderitaan di dalam dirimu yang membuatmu jadi punya sifat seperti itu. Kamu harus belajar dan berusaha memperbaiki diri.

Dia juga menekankan tentang pentingnya punya hobi agar kamu lebih bisa membina keterhubungan dengan dirimu sendiri yang autentik (diri sejati). Seperti menulis jurnal, bermeditasi, jalan/lari pagi, melukis, dan masih banyak lagi. 

Dua: kamu angkuh dan yakin bahwa dirimu selalu benar. Kamu selama ini selalu bersikukuh dan menganggap dirimu benar. Padahal tanpa sadar dengan kamu bersikap seperti itu, kamu membuat pasanganmu banyak menderita. Kamu lebih mementingkan ego pribadi, bukan kepentingan dan kebutuhan bersama. Kemungkinan sikap selalu merasa diri benar ini timbul dan berakar pada suatu relung penderitaan yang sangat mendalam di batinmu. Kamu dulu pernah punya sejarah masa kecil atau trauma yang masih perlu dibereskan. Kamu menganggap penderitaanmu ini disebabkan oleh orang lain. Kamu menganggap orang lain ingin bahagia dan mengejar impian lantas kamu yang dijadikan korban karena itu. Kamu menganggap karena orang lain ingin tampil lebih baik, lebih kuat, lebih keren, lantas kamu yang dikorbankan. Kamu meyakini bahwa demi ego orang lain, kamu harus menderita. 

Maka, sebagai cara untuk survive, kamu pun membentuk suatu pola pikir, keyakinan, dan nilai-nilai yang kamu anggap paling benar (menurut versimu sendiri), dan tanpa sadar kamu banyak mengorbankan pasanganmu sendiri karena itu. 

Dalam relasi, kamu dan pasanganmu harus sama-sama merasa dirinya didengarkan dan dimengerti. Terlepas apa kalian berdua memang punya kapasitas yang cukup untuk mengerti satu sama lain. Apa pada akhirnya, kamu lebih mementingkan untuk benar dan harus kehilangan pasangan yang kamu sayangi? 

Kamu mungkin takut minta maaf jika berbuat salah, karena kamu berpikir selama ini harus kamu terus yang minta maaf sedangkan pasanganmu tak pernah mau minta maaf. Hanya kamu terus yang harus mengalah dan memperbaiki diri sedangkan pasanganmu tak mau berusaha berubah. Tapi jika kamu bersedia merendah untuk minta maaf, pasanganmu akan tahu bahwa kamu tidak merasa bangga dengan kesalahanmu dan perbuatanmu. 

Yang terpenting bukan meributkan siapa yang benar dan siapa yang salah. Siapa yang paling benar dan siapa yang paling salah. Tapi bagaimana kalian berdua bisa menghindari pertengkaran yang sama terulang lagi. 

Tiga: kamu selalu bergantung pada pasanganmu untuk membuatmu senang dan bahagia. Kamu jadi gelisah dan tidak bisa berfungsi dengan baik jika pasanganmu tidak hadir di dekatmu. Ini namanya co-dependent. Tanyakan pada dirimu, apa selama ini kamu memang menyayangi pasanganmu atau dia hanya untuk memenuhi kebutuhan emosionalmu. Relasi kasih adalah lebih soal apresiasi dan penghargaan. Bukan posesif.

Ilmu psikologi menemukan bahwa co-dependency berakar pada rasa tidak bisa mencukupi kebutuhan diri sendiri (self-insufficiency). Ini berakar pada kebutuhan-kebutuhan masa kecil yang tak terpenuhi. Mungkin kamu perlu dibantu untuk masuk ke dalam dirimu dan bersentuhan serta membereskan perasaan-perasaan yang selama ini jauh terpendam di dalam hatimu. Carilah bantuan profesional.

Membicarakannya akan menyembuhkan dan membuat perasaanmu lebih baik. Saat kamu menghadapi dan membereskan rasa-rasa insecure yang sangat berakar dan terpendam ini, pasti berpengaruh positif pada relasimu dengan pasangan. Relasi kalian berdua bisa semakin berkembang dan autentik. 

Empat: kamu mengharapkan pasanganmu bisa membaca pikiranmu (mind reading). Lagi-lagi komunikasi yang baik dan terbuka adalah kuncinya. Jika selama ini kamu diam-diam memendam sesuatu dan jadi bersikap pasif agresif, karena kamu takut menciptakan konflik, kamu pun berharap pasanganmu bisa membaca pikiran dan tahu dengan sendirinya apa yang membuatmu dongkol. 

Ketrampilan komunikasi salah satunya, “Selalu saja aku yang mencuci piring dan membersihkan sisa makananmu.” Gantilah dengan, “Aku harap kamu bisa membantu aku mencuci piring dan membereskan sisa makanan. Terima kasih kalau kau mau melakukannya.” Dengan cara ini, kamu tetap bisa menyuarakan keinginanmu tanpa menudingkan jari ke pasangan. Ini bisa membuat pasanganmu jadi defensif dan menyerang balik. Pertengkaran pun terjadi.

Lima: kamu punya masalah komitmen. Fobia komitmen juga disebut kegelisahan dalam relasi (relationship anxiety). Kamu sebenarnya ingin membina relasi yang langgeng, tapi dihambat oleh rasa takut dan kegelisahan. Banyak penyebab yang mendasarinya, seperti melihat orangtuamu bercerai. Atau relasi yang tidak sehat dengan mantan-mantanmu. Membuatmu jadi takut untuk menyingkap kerentanan yang memang perlu di dalam sebuah relasi yang langgeng dan autentik dengan pasangan. Kamu takut pasanganmu akan menggunakan itu untuk memanipulasi kamu. Nantinya mengecewakan kamu atau bahkan meninggalkan kamu. Mungkin kamu perlu bantuan profesional untuk mengelola sisi-sisimu yang rentan.  

Penulis: Boni Sindyarta

Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: 5 Signs You Cannot Handle a Relationship – Psych2Go – YouTube Channel

Thursday, February 27, 2020

Belum Menemukan Passion? Ikuti 2 Langkah Mudah Ini


Pernahkah kamu merenung dan bertanya, “Bagaimana saya bisa menemukan apa passion saya?”Nah, ini memang pertanyaan yang sangat penting. Passion-mu bisa, namun tidak selalu berhubungan dengan panggilan hidupmu. Artikel kali ini akan memberitahu kamu bagaimana cara menemukan passion-mu. Lebih hebatnya lagi, jika passion itu bisa menjadi sumber penghasilanmu...so, let’s take a look...

Banyak orang mengira passion mereka sudah ditetapkan sejak lahir. Bahkan semenjak sebelum kita lahir ke dunia. Dan satu-satunya yang perlu kita lakukan adalah menemukan passion itu. Tapi, sebetulnya banyak yang bisa menjadi passion-mu. Bahkan kamu bisa punya lebih dari satu passion.

Kita bisa melihat banyak contoh seperti ini pada diri orang-orang sukses dan terkenal. Seperti misalnya, Tim Ferriss. Ia adalah seorang penulis terkenal yang mengarang banyak buku. Juga seorang speaker. Tapi, tahukah kamu bahwa ia juga seorang dancer, pegulat dan investor handal?

Nah, sekarang mari kita simak dua langkah mudah yang bisa membantu kamu untuk menemukan passion-mu...

Langkah pertama: kamu perlu mengubah sumber aliran dopamin. Dopamin adalah hormon yang dilepaskan oleh otak kita. Dopamin berfungsi untuk memotivasi kita melakukan sesuatu. Tanpa adanya aliran dopamin sama sekali, kamu bisa mati kelaparan, bahkan meski ada makanan di depanmu. Kamu sama sekali tak termotivasi menyentuhnya. Aliran hormon dopamin juga dibarengi rasa bahagia dan nikmat.

Masalahnya, di abad sekarang ini, dopamin bisa diperoleh dengan harga sangat murah. Dan ini tersedia di mana saja. Cara yang sehat untuk mengalami aliran dopamin adalah lewat: menciptakan sesuatu – to create something. Kamu menulis buku. Kamu melukis. Kamu membuat sajak. Kamu membangun rumah. Kamu berkebun. Kamu merawat bunga. Kamu menanam sesuatu dan memetik buahnya. Saat melakukan dan menjalani seluruh prosesnya, kamu mengalami aliran dopamin dan feel good. Saat kamu tekun melakukannya, lambat laun ini menjadi passion-mu. Jadi, passionmu bisa beberapa. 

Masalahnya, di era modern ini, kita bisa bisa membanjiri otak kita dengan dopamin tanpa perlu melakukan apa-apa dan menciptakan apa pun. Kita surfing di internet. Kamu main medsos terus. Kamu duduk menonton tv sepanjang hari. Kamu memesan makanan dengan sarana delivery tanpa harus keluar rumah. Dan masih banyak lagi macamnya. Cara-cara seperti ini menjadi sumber aliran dopamin. Dengan cara-cara seperti ini, kita mengalami aliran dopamin lewat mengonsumsi sesuatu. Sedangkan cara yang lebih sehat, kita mengalami aliran dopamin lewat menciptakan sesuatu. Ini sebuah perbedaan yang sangat menyolok.

Nah, agar sesuatu hal bisa menjadi passion-mu, ini harus bersumber dari kegiatan mencipta – to create something. Jika kita mengalami banyak aliran dopamin dari tindakan mengomsumsi, ini namanya adiksi (kecanduan). Kamu kecanduan nonton tv, kamu kecanduan main video game, kamu kecanduan makan junk food, kamu kecanduan beli pakaian, kamu kecanduan main medsos, dan masih banyak lagi bentuk kecanduan lainnya. 

Namun, jika kamu mengalami banyak aliran dopamin dari kegiatan menciptakan sesuatu, inilah: passion. Kamu passion menggambar. Kamu passion menulis. Kamu passion berkebun. Kamu passion menggubah lagu. Kamu passion menari. Dll.

Agar kamu bisa menemukan passionmu caranya adalah dengan mengurangi konsumsi: kurangi nonton tv, kurangi main video game, kurangi makan junk food, kurangi kecanduan berbelanja, Dll. Dan tahukan kamu apa yang lantas terjadi: saat kamu mengurangi sumber aliran dopamin dari kegiatan mengkonsumsi (kecanduan), kamu secara alamiah akan mulai mencari sumber aliran dopamin dari: menciptakan sesuatu. Otakmu secara alamiah akan mencari aliran dopamin dari kegiatan mencipta.

Ini sangat penting dan berhubungan dengan langkah kedua berikut ini...

Langkah kedua: adakan eksplorasi pada berbagai jenis kegiatan mencipta dan hobi. Carilah hobi, cobalah berbagai macam hobi dan kegiatan mencipta. Buatlah sebuah daftar hobi dan kegiatan mencipta. Lalu, cobalah satu demi satu. Kamu harus mencoba satu kegiatan atau hobi setiap kali. Jangan beberapa secara berbarengan. Tujuannya, memberi dirimu kesempatan dan waktu untuk melihat apakah kamu bisa bertahan cukup lama pada hobi dan kegiatan ini untuk menjadi passion-mu. 

Jika kamu sudah berhasil melakukan langkah pertama, yakni mengubah sumber aliran dopamin dari kegiatan mengomsumsi (kecanduan), kepada kegiatan mencipta. Jika kamu berhasil menurangi sumber aliran dopamin yang pertama, maka secara alami dengan sendirinya kamu mulai mencari kegiatan dan hobi. Mis. kamu sekarang mau mulai menekuni hobi fotografi. Kamu mulai bermain dengan kamera saku atau fasilitas foto pada ponsel. Kamu melakukannya selama beberapa lama, dan melihat apa masih merasa terus menyenanginya, dengan kata lain masih terus merasakan aliran dopamin saat melakukan kegiatan atau hobi ini. 

Jika tidak, cobalah hobi dan kegiatan berikutnya, begitu seterusnya. Jika kamu masih belum juga menemukan hobi atau kegiatan itu, mungkin kamu masih belum berhasil menjalankan langkah pertama: mengurangi sumber aliran dopamin dari tindakan mengkomsumsi (kecanduan). Kamu masih terus membiarkan dirimu dikuasai oleh kecanduan dan konsumsi, dan kurang mau berusaha mencari sumber kesenangan dari mencipta dan hobi. Yah, mungkin langkah-langkah ini terdengar simplistis. 

Tapi inilah langkah mudah untuk menemukan passion-mu. Pertama, kurangi sumber aliran dopamin dari kegiatan mengkonsumsi (kecanduan), lalu adakan eksplorasi pada berbagai jenis hobi dan kegiatan mencipta. 

Selamat mencoba dan tetap semangat untuk menemukan passionmu...

Alih bahasa: Boni Sindyarta

Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: How to Find Your Passion – Improvement Pill – YouTube Channel

Wednesday, February 26, 2020

Ini 7 Tanda Kamu Punya Daya Intuisi Kuat, Selamat ya



Pernahkah kamu merasa sudah punya semacam perasaan orang mau bilang apa, atau merasa suatu kejadian akan terjadi sebelum itu benar-benar terjadi? Ini namanya firasat atau intuisi. Ini sudah banyak diteliti oleh para psikolog. Intuisi itu penting karena ini bisa membantu kita dalam membina relasi dengan dunia dan orang-orang disekitar kita. Setiap orang dibekali dengan intuisi. Namun tak semua orang tahu cara menggunakan dan mengembangkan daya intuisinya secara maksimal. Dan hanya ada segelintir orang yang sungguh dibekali oleh bakat intuisi yang sangat kuat. 

Simak 7 tanda jika kamu punya daya intuitif yang kuat...

Satu: kamu cepat membaca perasaan orang. Apa orang kerap menilai kamu orang yang peka dan punya empati tinggi? Kamu bisa masuk ke dalam sebuah ruangan dan langsung merasakan aura di ruangan itu dan orang-orang di dalamnya. Entah itu dari ekspresi wajah, intonasi suara dan bahasa tubuh mereka. 

Dua: kamu pandai menilai watak orang. Apa kamu bisa langsung merasa jika seseorang punya aura negatif. Kesan pertama yang kamu peroleh dalam menilai orang sering akurat. Orang sulit menipumu karena kepekaan dan kesadaran yang tinggi bisa membuatmu melihat masuk melampaui topeng-topeng sosial yang dikenakan banyak orang. Orang mungkin menilai kamu terlalu memusingkan detail, tapi sebenarnya intuisimu yang tajam membuatmu bisa melihat banyak hal yang luput dari perhatian orang.

Tiga: kamu kerap mengalami “kesadaran aha” tiba-tiba. Kamu kerap punya pikiran-pikiran acak di dalam kepala, entah dari mana. Ini adalah tanda jelas bahwa kamu punya intuisi kuat. Pikiran-pikiran ini bisa berwujud visi, gambaran, suara, sensasi, atau gagasan. Kamu tiba-tiba menemukan solusi dari suatu masalah yang sudah lama mengganggumu. Bisa mendapat kilasan-kilasan insight dan melihat gambaran dan pemahaman yang jelas tentang sesuatu. Ini semua tanda kamu menangkap dan memikirkan informasi secara lebih mendalam dibanding orang kebanyakan. 

Empat: kamu seorang pemikir yang mendalam. Dari penelitian di tahun 2012 yang dilakukan oleh Chafee dkk. Menghasilkan temuan bahwa orang intuitif adalah seorang pemikir analitis yang mendalam. Apa kamu percaya bahwa kehidupan penuh dengan makna, keterhubungan dan simbol? Apa kamu dapat menangkap tanda-tanda yang disampaikan oleh alam semesta padamu. Itu bisa berupa suatu kebetulan, peluang, atau suatu event yang membuka banyak pintu? Pikiranmu mampu menangkap semua nunasa yang halus dalam sebuah interaksi dan percakapan, serta menemukan pola-pola kejadian atau arah kehidupan di dalam hidupmu.

Lima: kamu punya minat dalam topik mistisisme dan perdukunan. Menurut hasil temuan dari Klein, banyak orang meyakini bahwa daya intuisi adalah suatu talenta yang berhubungan dengan dunia lain yang tak kasat mata. Ini mengapa banyak orang dengan intuisi tinggi senang membaca buku-buku tentang tradisi mistisisme dan perdukunan. Juga hikayat, legenda dan mitos. Mereka percaya pada kekuatan-kekuatan alam semesta dan percaya bahwa intuisi adalah cara alam semesta berkomunikasi dengan mereka. Mereka juga tertarik pada astrologi, Tarot, cara membaca garis tangan dan numerology. Ini karena mereka ingin belajar tentang cara kerja alam semesta dan kemampuan intuisi mereka.

Enam: kamu bisa menafsirkan mimpi-mimpimu secara jelas. Ilmu psikologi membuktikan bahwa orang dengan daya intuisi tinggi sangatlah berbakat dalam hal ini. Intuisi menjembatani antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Banyak orang lupa dengan mimpi mereka semalam, namun orang intuitif dapat jelas tentang arti dari mimpi mereka dan dapat mengingatnya dengan mudah. Mereka juga mengalami fenomena de-ja-vu, dimana situasi hidup nyata terjadi sesuai dengan mimpi mereka. 

Tujuh: kamu punya suara batin yang kuat. Satu hal yang sangat membedakan antara orang intuitif dengan orang rata-rata adalah mereka punya dunia batin yang sangat kaya. Jika kamu punya daya intuisi tinggi, kamu kerap membuat keputusan berdasarkan suara hatimu dan melakukan apa yang kamu rasa benar. Meski kamu tak bisa menjelaskan alasannya. Kamu percaya pada diri sendiri untuk menentukan apa yang benar tanpa perlu berpikir terlalu keras tentang itu. Kamu dipandu oleh insight dalam cara-cara yang tidak selalu bisa kamu mengerti.

Daya intuisi adalah sarana yang powerful bagi orang yang tahu cara menggunakannya dengan baik dan mengembangkannya. Ini adalah bakat istimewa. Kerap kamu menepis sesuatu yang rasa-rasanya kamu tahu karena kamu tak tahu mengapa kamu bisa berpikir begitu dan darimana datangnya pikiran itu. Namun ini justru pertanda awal bahwa kamu punya daya intuisi yang tinggi tapi masih belum sepenuhnya kamu sadari. Asahlah daya intuisimu karena ini bisa sangat membantu kamu dalam mengarungi belantara kancah sosial dunia nyata yang terkadang penuh siasat dan taktik manipulasi.

Alih bahasa: Boni Sindyarta

Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: 7 Signs You Have Good Intuition – Psych2go – YouTube Channel

Friday, February 21, 2020

Jangan Abaikan Tanda Tanda yang Alam Semesta Ingin Sampaikan Padamu


Alam semesta atau “the universe” bekerja secara misterius yang tidak selalu dapat kita mengerti. Sangat penting kita menaruh perhatian pada tanda-tanda yang diberikan oleh universe. Karena universe dapat memberi sumber daya, mempertemukan kita dengan orang-orang tertentu dan kita juga pernah mengalami kejadian-kejadian dimana kita bisa belajar darinya, sehingga ini akhirnya membuat dan membentuk diri kita menjadi versi terbaik yang mungkin kita raih dengan potensi kemanusiaan kita yang berkembang maksimal.

Lalu tanda-tanda dari universe apa yang perlu kamu beri perhatian? Mungkin selama ini kamu sudah melihat dan merasakan tanda-tanda itu, namun masih belum sadar bahwa itu adalah tanda-tanda yang memang diberikan oleh alam semesta secara khusus untukmu. 

Simak tanda-tanda khusus dari alam semesta yang perlu kamu beri perhatian agar kamu bisa menjadi versi terbaik dirimu dan menggenapi panggilan hidupmu....

Satu: apa yang menghasilkan rasa joy? Rasa sukacita atau joy, adalah pertanda paling jelas dari universe untuk menentukan apa yang kamu lakukan sekarang itu on the right track dan memang itu yang semestinya kamu lakukan. Apa kamu merasa ada sukacita saat melakukan pekerjaanmu yang sekarang ini? Jika tidak, mungkin kamu perlu melakukan pencarian, apa yang menjadi passion-mu dan melakukannya secara teratur. Itu bisa saja hobi dan bukan pekerjaan yang kamu lakukan setiap hari di kantor. Rasa joy adalah sinyal dari universe untuk memberitahu bahwa kamu ada di jalur dan tempat yang benar.

Dua: rasa sakit dan derita batin. Universe ingin memberi tahu kamu sesuatu terkait dengan rasa sakit atau derita batin yang kamu alami sekarang. Mungkin itu adalah masalah yang belum dibereskan dan selama ini selalu berusaha kamu hindari. Ini mungkin emosi terpendam yang perlu dibereskan dan diungkapkan. Ini mungkin trauma masa kecil yang perlu disembuhkan. Ini mungkin suatu relasi yang perlu dibereskan dan kamu perlu mengadakan rekonsiliasi dengan orang-orang tertentu dalam hidupmu. 

Ini mungkin juga pertanda kamu harus mengakhiri suatu relasi yang tidak sehat dan sangat menghambat perkembangan dirimu. 

Atau ini juga bisa suatu rasa takut dan insecure yang selama ini kamu pendam dan perlu dibereskan. Atau juga suatu kebutuhan yang belum terpenuhi.

Rasa sakit yang dimaksudkan di sini bukan jenis yang kamu rasakan saat jarimu teriris pisau dan kamu terjatuh saat naik tangga. Namun lebih ke derita batin. Jangan abaikan tanda ini dan jangan mencari pelarian ke hal-hal yang tidak sehat. Seperti minuman keras, judi, terlalu komsumtif, dan kebiasaan-kebiasaan lain yang tidak sehat.

 Tiga: bisikan/dorongan batin yang tak kunjung henti. Mungkin selama ini kamu kurang mau peduli. Tapi diam-diam kamu merasa ada suatu bisikan atau dorongan batin yang terus menggema. Kamu berusaha mengabaikan itu dengan cara menyibukkan diri melakukan banyak hal. Kamu ingin mengalihkan perhatian dari inner voice ini. Jangan abaikan itu. Itu adalah suara alam semesta yang berusaha memberitahu kamu tentang sesuatu.

Mungkin ini adalah dorongan batin yang tak kunjung reda untuk pergi ke suatu tempat. Bergabung dengan sebuah komunitas. Membeli dan membaca sebuah buku yang selama ini kamu berusaha abaikan saat berjalan menyusuri gang-gang di tengah rak-rak buku di sebuah toko buku. Ini mungkin juga buku yang harus kamu tulis untuk menginspirasi banyak orang dan menyampaikan nilai-nilai yang terpendam dalam dirimu kepada dunia agar banyak orang bisa memetik manfaat dan diperkaya. 

Mungkin ada orang yang harus kamu tolong dan sembuhkan, namun selama ini berusaha kamu abaikan karena kamu lebih suka menuruti keinginan sendiri dan berusaha mengejar sukses. Mungkin juga ada orang yang harus kamu datangi karena ini bisa membuka pintu-pintu peluang yang menghantarkan kamu ke penggenapan impian dan panggilan hidupmu. 

Bisa apa saja kemungkinannya banyak sekali dan sangat subyektif untukmu yang merasakan dan mengalaminya sendiri. Jangan abaikan itu semua, coba lihat dan telusuri. Mungkin ini adalah mata rantai sangat penting dalam penggenapan misi hidup dan panggilan hidupmu di dunia.

Empat: gemakan pertanyaanmu pada alam semesta. Dan akhirnya, jika selama ini kamu masih belum menemukan arah hidup dan mereka-reka tujuan hidupmu, gemakan tanya ke alam semesta. Pergilah ke sebuah tempat yang sunyi dan jauh dari keramaian. Ini bisa saja di sebuah pantai yang agak sepi pengunjung. Atau di kebun belakang rumahmu dimana tak seorang pun tahu dan peduli. 

Duduklah dan tataplah langit. Bisa saja saat fajar mulai merekah, atau saat senja menjelang jatuhnya malam. Atau malam hari di mana semua orang jauh dan hanya kesunyian dan langit malam yang menjadi temanmu. Dalam hati, suarakan tanya ke alam semesta. Ke langit luas tak terbatas. Ke Tuhan. Ke Kekuatan Lebih Tinggi (Higher Power). Ke Inteligensi Tak Terbatas (Infinite Intelligence). Tanyakan, untuk apa kamu hidup di dunia. Tanyakan, apa misi hidupmu. Tanyakah Tuhan mau kamu melakukan apa. Tanyakan dan mintalah pentunjuk dan pertanda, apa yang harus kamu lakukan ke depannya.

Tanyakan, hening dan dengarkan hatimu...

Mungkin kamu tak akan mendapatkan jawaban seketika. Butuh proses dan latihan untuk menenangkan hati dan pikiran, agar bisa mendengar bisikan kalbu...pertanda dari the universe dan jawaban dari Sang Khalik...

Misi dan panggilan hidupmu unik dan hanya kamu seorang yang bisa melakukannya dalam cara yang mencerminkan jati dirimu...

Penulis: Boni Sindyarta

Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: Pay Attention to the Signs of the Universe by Jack Canfield

Tuesday, February 18, 2020

Jika Kamu Orang Introvert, Ini 10 Hal yang Kamu Butuhkan di dalam Relasi



Berfungsi di dunia orang ekstrovert tidak selalu mudah untuk orang introvert. Mereka harus banyak-banyak beradaptasi mengingat keadaan diri mereka yang introvert. Hidup di dunia memang tak dapat dipisahkan dari relasi. Dan orang introvert harus banyak-banyak belajar dalam membina relasi di dunia yang lebih mengutamakan nilai-nilai dan cara berfungsi orang ekstrovert. Di dalam membina relasi di dunia orang ekstrovert, ada sejumlah kebutuhan yang biasanya dirasakan oleh orang introvert.

Simak 10 kebutuhan yang dimiliki oleh orang introvert di dalam sebuah relasi:

Satu: percakapan yang mendalam dan bermakna. Orang introvert punya kebutuhan akan suatu percakapan yang mendalam dan topik yang bermakna. Mereka senang bertukar pikiran. Orang introvert biasanya punya banyak pengetahuan dan kebijaksanaan. Mereka tidak senang dengan percakapan yang dangkal dan sekadar basa-basi.

Dua: menghabiskan waktu di lingkungan yang minim stimulasi dan distraksi. Daripada pergi ke banyak pesta yang meriah dan hingar bingar. Orang introvert lebih senang berkumpul dengan beberapa kenalan dekat di sebuah lingkungan yang tenang.

Tiga: tidak diburu-buru. Biar lambat asal pasti, adalah moto dari seorang introvert. Mereka sangat selektif dalam memilih lingkaran sosial. Mereka akan mengumpulkan banyak informasi dari orang-orang di lingkaran sosial mereka sebelum bersedia membuka diri dan memberi afeksi. Meski pembawaan mereka yang tenang dan terkendali kurang memberi stimulasi dalam interaksi, ada banyak hal yang dapat mereka tawarkan dalam interaksi, yang tidak hanya dilandasi pada impuls.

Empat: kepekaan dalam relasi. Orang introvert banyak memasukkan segalanya ke dalam hati, maka mereka cenderung memendam banyak hal di dalam diri mereka. Mereka membutuhkan orang yang bisa mengerti dan bertenggang rasa karena mereka tidak senang memulai konflik. Ini bukan selalu artinya mereka takut dengan konflik, namun mereka sangat saksama terhadap konflik mana yang mereka mau masuk di dalamnya. 

Lima: dukungan mental. Sulit bagi orang introvert untuk hidup di saat ini tanpa pikiran mereka terpreokupasi dengan pikiran-pikiran dan masalah-masalah pribadi. Maka, mereka pun menjaga jarak. Maka, jangan terlalu diambil hati karena mereka sendiri tidak bermaksud seperti itu. Jadilah sahabat untuk mereka dan berikan dukungan emosional tanpa terlalu memaksa mencampuri. Bantu mereka jadi lebih tenang. Mereka akan sangat menghargai itu.

Enam: bisa membaca apa yang tersirat. Orang introvert biasanya tidak mau bicara terang-terangan. Maka, beri perhatian pada apa yang mereka katakan dan cara mereka mengatakannya. Terkadang beberapa patah kata yang sangat singkat mengandung makna yang besar dan dalam dibaliknya.

Tujuh: hormati space mereka. Meski mungkin orang introvert menyukai kamu, mereka butuh punya ruang pribadi untuk mereka sendiri. Maka, jangan terlalu memaksa untuk dekat dengan mereka saat mereka sedang ingin sendiri. Ini malah akan membuat mereka semakin menjauh dan menutup diri.

Delapan: bagi orang introvert, yang penting bukanlah banyaknya aktivitas yang kamu lakukan dengan seorang introvert, namun kualitas waktu yang kamu habiskan dengannya. Orang introvert sangat menghargai saat berkualitas yang kamu habiskan dengannya. Meski di penghujung hari orang introvert biasanya lebih senang menghabiskan waktu sendirian, mereka sangat membutuhkan interaksi yang bermakna. Usahakan membina waktu berkualitas bersamanya untuk menciptakan ikatan relasi yang lebih kuat.

Sembilan: menerima mereka sepenuhnya. Kita hidup di sebuah jaman yang terobsesi dengan pengembangan diri (self improvement). Banyak buku yang ditulis tentang pengembangan diri dan seminar-seminar pengembangan diri. Kita juga hidup di jaman yang sangat mengutamakan kesuksesan duniawi, penampilan oke, fisik bugar dan kepercayaan diri yang besar. Dengan mengejar semuanya itu, kamu mungkin jadi lupa untuk menerima kondisi orang introvert apa adanya saat ini. Jangan terus-menerus berusha mengubah orang introvert, namun kasihi dan terima diri mereka apa adanya saat ini. 

Sepuluh: jangan banyak berasumsi. Orang introvert bisa membutuhkan banyak waktu untuk mengungkapkan isi hati mereka. Maka jangan salah paham dan punya asumsi macam-macam jika mereka banyak diam. Ini bukan artinya mereka tidak pandai menyuarakan pikiran-pikiran mereka. Banyak konflik bisa dihindari jika kamu bisa menjalin komunikasi yang baik dengan mereka dan mengajukan pertanyaan yang tidak menyudutkan dan memaksa. Orang introvert banyak diam karena sedang berusaha membereskan masalah-masalah mereka dan punya pikiran-pikiran sendiri.

Bagaimana dengan pengalamanmu sendiri dalam membina relasi dengan orang introvert? Apa kamu sendiri juga seorang introvert? Apa ada kiat lain yang belum disebutkan disini dari hasil pengalamanmu? Jika kamu bisa membina relasi yang baik dengan introvert, ini bisa menjadi sebuah relasi yang langgeng, saling mengembangkan dan kaya makna.

Alih bahasa: Boni Sindyarta

Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sunday, February 16, 2020

Psikopath vs Sosiopath: Apa Bedanya? Begini Cara Mengenalinya


Berikut ini akan diulas 5 perbedaan antara orang Psikopath dan Sosiopath. Simak baik-baik ya, siapa tahu kamu butuh informasi ini. Banyak orang kerap sulit membedakan antara Psikopath dan Sosiopath. Keduanya sama-sama tergolong Gangguan Kepribadian Anti Sosial. Ciri-ciri utama dari gangguan kepribadian ini adalah orangnya punya sifat egosentris, kurang punya empati, manipulatif, kerap bermusuhan dan impulsif. 

Meski keduanya mirip, ada perbedaan antara Psikopath dan Sosiopath. Mari kita simak satu per satu:

Satu: orang Psikopath tidak punya suara hati. Ini yang paling membedakan antara Psikopath dan Sosiopath. Orang Sosiopath masih bisa menyesal dan punya rasa bersalah. Sedangkan orang Psikopath sangat kurang dalam hal empati, rasa penyesalan dan rasa bersalah.

Dua: orang Psikopath lebih manipulatif dan ada perhitungan. Dengan kharisma, pesona, kepandaian membawa diri dengan ramah, orang Psikopath jadi semakin lihai dalam memanipulasi dan perhitungan. Mereka sangat lihai dalam mengendalikan fisik dan emosi orang yang menjadi targetnya. Mereka sangat tertata dan terencana dalam melakukan tindak kriminal. Sedangkan orang Sosiopath jauh lebih tak tertata dan melakukan tindak kriminal lebih secara spontan. Dalam hal ini, Sosiopath lebih mendekati orang normal kebanyakan dibanding Psikopath.

Tiga: orang Sosiopath lebih bisa membina relasi yang autentik dengan orang lain. Ini karena orang Sosiopath bisa menyesal dan mampu menjalin ikatan perasaan yang mendalam dengan orang lain, seperti dengan sahabat, kerabat dan keluarga. Sedangkan orang Psikopath tidak bisa melakukannya karena kurang punya kapasitas berempati. 

Empat: otak orang Psikopath berbeda dengan otak orang kebanyakan. Bagian Prefrontal Korteks berperan dalam fungsi pengambilan keputusan, prilaku sosial dan ekpresi diri. Juga bagian Amigdala yang berperan untuk fungsi emosi. Bagian ini tidak menyala saat otak mereka diperiksa dengan alat skan otak, yang artinya kurang adanya aktivitas di bagian otak tersebut. 

Lima: Psikopath sebenarnya adalah bentuk Sosiopath yang lebih parah. Jadi bisa dibilang bahwa semua orang Psikopath adalah tergolong orang Sosiopath juga, sedangkan orang Sosiopath belum tentu tergolong Psikopath. Juga bisa orang Sosiopath dalam kasus-kasus tertentu dan area-area tertentu hidupnya menjadi orang Psikopath. Ini sangat dipengaruhi oleh sejarah hidup orang bersangkutan dan situasi serta tekanan hidup yang ia alami. 

Sebagai tambahan, perlu juga kiranya dicatat bahwa orang dengan gangguan kepribadian Narsisisstik juga punya banyak ciri-ciri Sosiopath.

Alihbahasa: Boni Sindyarta

Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: Sosiopath vs Psikopath: What’s the Difference – Psych2Go – YouTube Channel

Friday, February 14, 2020

Ini Dia 6 Alasan Mengapa Sampai Sekarang Kamu Masih Singgel




Apa sekarang ini kamu merasa semua teman dan saudaramu sudah punya pacar atau pasangan, sedangkan kamu sendiri kok masih tetap singgel? Padahal kamu merasa punya penampilan cukup menarik, punya pekerjaan dan penghasilan yang mapan. Apa sebenarnya ada sesuatu di dalam dirimu yang selama ini menghambat kamu menemukan pasangan hidup? 

Simak 6 alasan yang boleh jadi membuatmu masih tetap singgel sampai sekarang....

Satu: kamu kurang punya rasa identitas diri yang solid. Apa selama ini kamu sulit mempertahankan hubungan yang langgeng dengan banyak orang dan terus gonta-ganti pacar? Mungkin kamu masih belum jelas tentang apa yang kamu inginkan dalam hidup. Rasa identitas dirimu juga masih belum solid. Kamu juga masih belum jelas ingin pasangan yang seperti apa. Jika selama ini kamu mencari partner untuk mengisi kekosongan yang kamu rasakan dalam hatimu, kamu mungkin punya anggapan yang salah bahwa menjalin relasi dengan pasangan akan membuat dirimu utuh. Kamu perlu merasa dirimu utuh dengan diri sendiri terlebih dahulu, dan bukan pasangan yang membuatmu utuh. 

Perasaan kosong yang sekarang ini kamu alami mungkin disebabkan karena kamu terisolasi dan putus keterhubungan dengan diri sendiri. Jika sekarang ini kamu merasa kosong dan kesepian, mungkin setelah punya pasangan pun kamu masih mengalami perasaan itu.

Psikolog terkenal, Erik Erikson mengatakan bahwa tanpa adanya rasa identitas diri yang aman dan solid, akan sulit bagi seseorang untuk membina relasi yang sehat dengan orang lain, apalagi dengan pasangan. Apa kamu merasa hal ini juga berlaku untukmu?

Dua: kamu punya standar terlalu tinggi. Menyadari bahwa dirimu layak dan kamu menghargai dan menghormati dirimu sendiri, maka kamu mematok standar tinggi untuk orang yang akan menjadi pasanganmu dan tidak mau yang kurang dari standar itu, akan membuatmu makin sulit menemukan pasangan. Kamu sudah mencari begitu lama dan rasanya sampai sekarang tak seorang pun memenuhi standar itu. Mungkin pasangan seperti itu memang tak ada. 

Tak seorang pun yang punya minat dan orientasi sama persis denganmu dan tahu persis bagaimana harus bersikap dan berkelakuan di dekatmu. Banyak film dan novel bisa memberi gambaran keliru tentang hubungan asmara dan pernikahan yang nyata. Belum lagi status yang diposting oleh banyak orang tentang betapa bahagianya hubungan mereka dengan pasangan. Ini membuatmu jadi kurang membumi.

Relasi yang langgeng dan sehat butuh banyak perjuangan dan dedikasi.

Tiga: kamu masih belum sembuh dari luka hati dengan mantan-mantanmu. Kamu mungkin mengira cepat-cepat punya pacar baru setelah putus dengan yang lama kamu bisa dapat pengganti. Namun ini bukan ide yang baik. Entah sudah berapa lama kamu putus dengan mantan, bahkan mungkin sudah bertahun-tahun, jika kamu masih terus berusaha merawat luka-luka hatimu, kamu sebenarnya masih belum dalam kondisi yang baik untuk membina relasi baru. Secara teori ilmu psikologi memang sebaiknya begitu, namun kerap jalannya kehidupan tidak selalu sesuai dengan teori. Mungkin Tuhan mempertemukan kamu dengan orang yang memang untuk menjadi pasanganmu, sebelum luka-luka hatimu sembuh sepenuhnya.

Ada baiknya untuk jadi singgel untuk waktu yang cukup lama setelah kamu putus, karena ini bisa menjadi kesempatan emas untuk pertumbuhan jati diri dan psikologis serta peningkatan kualitas hidup. 

Empat: kamu takut pada komitmen. Menurut Robert Sternberg, penggagas Triachic Theory of Love, hubungan kasih yang solid dengan pasangan melibatkan tiga unsur: komitmen, intimitas dan passion. Apa selama ini kamu hanya senang having fun melakukan kegiatan bersama dengan pacar namun takut memberi komitmen? 

Takut pada komitmen itu wajar, karena komitmen membuat orang perlu mengungkap kerentanan dirinya dan membuka diri kepada pihak lain. Atau kamu takut terjebak dalam relasi dengan orang yang salah untuk seumur hidupmu. Mungkin kamu juga masih ragu apa relasimu dengan orang itu bisa langgeng. Kamu harus tahu apa sebabnya kamu takut berkomitmen. Selama kamu masih belum tahu sumbernya dan takut memberi komitmen, kamu sulit melangkah maju dari tahap berpacaran menjadi tahap berpasangan. 

Lima: kamu tidak meluangkan waktu untuk dating. Mungkin selama ini kamu terlalu sibuk mengejar karir, atau jenjang akademik atau tuntutan-tuntutan situasi hidupmu membuatmu tak punya kesempatan untuk mencari pasangan. Memang wajar jika kamu mungkin sekarang kurang memprioritaskan punya pasangan jika situasi hidupmu tak memungkinkan. Apalagi jika usiamu sekarang ini masih muda. Namun jika kamu memang serius ingin punya pasangan, kamu perlu mengadakan penyesuaian dan perubahan dalam hidupmu.

Enam: kamu memang memilih hidup singgel. Akhirnya, alasan kamu sekarang ini masih tetap singgel adalah karena kamu memang memilih jalan hidup singgel. Kamu sangat menikmati kemandirian dan keadaan tak terikat serta bebas. Kamu memilih untuk tetap singgel karena mungkin kamu masih ingin membereskan sejumlah masalah di dalam dirimu atau masih berusaha meraba-raba mencari jalan dalam mengarungi kehidupan. Kamu masih belum menemukan tempatmu di dalam kehidupan. Dan kamu masih ingin menemukan orientasi hidup dan membentuk identitas diri yang lebih solid. Ini semua tak ada salahnya dan baik adanya.

Apa pun alasan kenapa saat ini kamu masih tetap singgel, kamu perlu mencari kejelasan, apa kamu untuk ke depannya mau terus singgel atau punya pasangan. Alasanmu pasti benar dan baik adanya untuk dirimu. Kenapa kamu ingin punya relasi dengan pasangan, alasannya juga perlu jelas. Jangan punya pasangan karena paksaan dan tekanan dari keluarga dan teman. 

Jika saat ini kamu tidak senang dengan dirimu sendiri dan hidupmu, cepat-cepat punya pasangan mungkin bukan solusinya. Ujung-ujungnya kamu sendiri yang memutuskan dan menentukan mau apa dengan hidupmu. Dengan pertolongan Tuhan, jawabannya bisa kamu temukan di dalam dirimu sendiri.

Penulis: Boni Sindyarta

Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: 6 Reasons Why You are Still Single– Psych2Go – YouTube Channel

Thursday, February 13, 2020

Ini 8 Hal yang Diam Diam Sangat Ditakuti Orang Narsis


Definisi dari Gangguan Kepribadian Narsissistik adalah orang yang memandang dirinya sendiri kelewat penting dibanding taraf yang wajar. Sangat membutuhkan dirinya dikagumi dan kurang punya empati terhadap orang lain. Namun di balik keyakinan diri yang dari luar nampak besar ini, tersimpan rasa harga diri yang rapuh dan sangat rentan terhadap kritik. Meski orang narsis merasa dirinya sangat kuat, hebat dan tak terkalahkan, sebenarnya ada hal-hal yang sangat mereka takuti. Apa sajakah itu?

Simak 8 hal yang sangat ditakuti oleh orang narsis...

Satu: komitmen dalam relasi. Hal pertama yang sangat ditakuti oleh orang narsis adalah komitmen. Mereka tak pernah melepas pertahanan mereka dalam menjalin relasi dan menjalani relasi yang autentik. Orang narsis menyembunyikan diri sejati mereka. Menjalin relasi intim dan erat dengan seseorang artinya mengungkap rasa insecure mereka. Ada sebagian orang narsis yang takut partnernya membongkar rahasia-rahasia mereka yang tergelap dan terdalam.

Dua: refleksi diri. Orang narsis banyak yang terlibat dalam sikap menyangkal dan tidak jujur dengan diri sendiri. Mereka takut melihat realita diri mereka apa adanya. Melihat keadaan diri mereka yang sesungguhnya. Mereka ingin memandang dirinya sempurna dan takut jika melihat ke dalam dirinya sendiri, mereka akan menemukan hal-hal yang sulit mereka terima dan terlalu menyakitkan yang ingin mereka sangkal dan tidak mau berusaha untuk coping dengan hal-hal tersebut.

Tiga: penghinaan dan kritik. Orang narsis sebenarnya sangat takut dengan penghinaan. Meski mereka sangat pandai dan lihai untuk mengangkis dan berkelit terhadap kritik yang dilontarkan demi kebaikan mereka sendiri, mereka sangat takut terhadap kritik dan penghinaan. Penghinaan bisa menjadi pukulan telak bagi ego mereka yang membengkak dan harga diri mereka yang rapuh. 

Empat: rasa malu. Orang narsis akan berusaha dengan segala cara untuk menghindari sengatan rasa malu. Menarik kiranya untuk dicatat, bahwa meski orang narsis sangat takut dengan rasa malu, mereka tidak takut dengan rasa bersalah. Mereka sangat takut dipandang rendah dalam masyarakat dan dianggap paling rendah dalam hirarki kelas sosial. Mereka juga tidak takut melukai perasan orang lain selama ini bisa membuat mereka mencapai tujuan mereka.

Lima: tak dipeduli. Orang narsis sangat butuh perhatian dan sangat ingin dirinya dikagumi. Mereka takut bahwa upaya-upaya mereka untuk mendapatkan perhatian dan membuat orang lain terkesan, akan diabaikan sama sekali oleh orang lain. Ada sebagian orang yang senang menjalani hidupnya jauh dari sorot perhatian, namun orang narsis justru sebaliknya.

Enam: terpergok. Terkadang, orang narsis bisa mendapati dirinya ada di tengah jalinan kebohongan demi kebohongan yang mereka ciptakan sendiri. Mereka bisa berbohong tentang masa lalu dengan tujuan untuk membuat orang lain terkesan atau berbohong untuk memanipulasi orang lain. Meski kebohongan-kebohongan ini mungkin bisa membuat mereka memperoleh apa yang mereka inginkan dan meraih tujuan mereka, jauh di dalam dirinya, mereka takut ketahuan dan jika orang menghadapkan mereka pada kebohongan mereka sendiri.

Tujuh: ucapan terima kasih. Orang narsis sangat sulit mengucapkan kata “terima kasih” Ini kata yang asing di dalam kamus mereka. Dan ini sumbernya adalah rasa takut. Mengucapkan terima kasih artinya ia mengandalkan dan mungkin bergantung pada orang lain. Dan orang narsis sangat sulit mengakui bahwa mereka butuh bantuan orang lain. 

Delapan: kematian. Percaya atau tidak, orang narsis memandang dirinya setengah dewa. Mereka beranggapan tak ada apa pun yang bisa menyentuh dirinya dan akan selalu terhindar dari bencana dan kemalangan. Dan mereka juga meyakini bahwa apa pun yang mereka sentuh akan berubah jadi “emas.” Semua orang tahu bahwa tak seorang pun di muka bumi yang lolos dari kematian. Dan orang narsis sangat takut pada kematian.

Alihbahasa: Boni Sindyarta

Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: 8 Things Narcissists are Secretly Afraid of – Psych2Go– YouTube Channel

Tuesday, February 11, 2020

Ini Cara Membuat Mentalmu Jadi Kuat



Kita semua pasti ingin mengatasi apa yang selama ini menghambat kita dan meraih kehidupan yang kita impikan. Namun bagaimana caranya? Lebih mudah dipikirkan dan diucapkan ketimbang dilakukan, bukan? Kita semua punya sasaran dan impian di dalam hidup yang ingin kita raih. Kita semua ingin mengalami kebahagiaan dan meraih perubahan yang menetap di dalam hidup kita.

Namun sayangnya di dalam proses meraih semuanya ini, kita kerap jatuh ke dalam sikap dan perilaku yang merusak dan menghambat upaya-upaya kita. Ini bisa berupa sikap meragukan diri sendiri, depresi, berpikir negatif dan masih banyak lagi. Kehidupan akan melontarkan banyak hambatan dan kejadian-kejadian tidak enak yang bisa merusak mood positif kita dan memperlambat kemajuan kita. 

Bagaimana kita meresponi semuanya ini sangatlah penting untuk mengembalikan kita kepada kehidupan yang ingin kita jalani. Pertanyaan pertama yang bisa kita ajukan pada diri sendiri adalah, perubahan-perubahan apa saja yang ingin kita buat di dalam hidup kita? Bagaimana dampak dari perubahan-perubahan ini pada perasaanmu?

Boleh jadi, pikiran-pikiran negatif yang kerap mengendap-endap masuk ke dalam benak kita mungkin seperti ini: “Kenapa pula aku harus mencoba dan berusaha terus, dari dulu aku selalu gagal.” Apa ini sepertinya tak asing bagimu? 

Punya pikiran-pikiran negatif sebenarnya wajar, kita semua pasti pernah punya pikiran-pikiran negatif. Yang penting, bagaimana kita meresponi pikiran-pikiran itu. Kita perlu mengabaikannya lalu fokus kepada hidup ke depan. Pada jalan yang terbentang di depan kita. Tidak ada solusi yang ampuh dalam segala situasi untuk masalah ini.

Orang yang paling mengenal kamu adalah dirimu sendiri. Kita dapat memikirkan teknik dan strategi yang dapat kita gunakan. Seperti misalnya: menetapkan sasaran jangka pendek selama 30 hari untuk sebuah perubahan yang ingin kamu raih pada dirimu. Cantumkan rintangan-rintangan apa saja yang mungkin kamu hadapi. Dan teruslah pantau kemajuanmu. Ini dapat membuatmu tetap ada di jalur menuju sasaran dan membuatmu lebih mudah mengatasi pikiran-pikiran negatif.

Ingat: jangan habiskan pikiran, waktu dan tenagamu untuk hal-hal yang tak dapat kamu kendalikan. Hal-hal yang bisa kita kendalikan adalah melakukan apa yang kita bisa untuk diri sendiri: makan dengan benar, tidur cukup, olahraga teratur. Tetap melakukan hal-hal yang membuat kita bisa memelihara mindset yang benar. 

Hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk meraih kebahagiaan adalah: mengambil langkah-langkah untuk mengarahkan hidup kita ke arah yang benar. Sambil tetap menerima bahwa memang ada hal-hal yang ada diluar kendali kita.

Bersedialah untuk mengamil resiko yang sudah diperhitungkan. Di dalam hidup ini, kita harus mau mengambil resiko. Tak ada kesuksesan tanpa resiko. Penting bahwa kita mengambil resiko tidak secara gegabah namun dengan perhitungan. Meski mungkin sekarang ini kamu masih belum punya rencana konkret, kamu perlu mengadakan kalkulasi dan menunggu peluang muncul. 

Mulailah mengambil resiko-resiko kecil, selalu pertimbangkan rasa takut yang menyertai resiko itu, yang selama ini menghambat kamu. Mungkin apa yang kamu takuti itu, sebenarnya tak begitu membahayakan. Belajarlah dari masa lalu, namun jangan biarkan hidupmu dikendalikan oleh masa lalu. 

Ijinkan dirimu menikmati kehidupan, be happy dan tetap mengambil resiko meski kamu pernah mengambil pilihan-pilihan yang buruk di masa lalu. Kita harus terus maju.

I’ts oke untuk melakukan kesalahan. Bagaimana kita bereaksi dan meresponi kesalahan itulah yang bisa membuat mental kita lebih kuat. Ajukan pertanyaan-pertanyaan ini pada diri sendiri: “kesalahan-kesalahan apa saja yang pernah kulakukan?” , “kalau aku bisa mengulang kejadian dan situasinya nya, apa yang akan kulakukan secara berbeda?” “Untuk selanjutnya, aku mau bagaimana?” Pertanyaan-pertanyaan ini bisa membantumu untuk belajar, mengadakan penyesuaian dan mencoba lagi lebih baik.

Kita dapat melakukannya lebih baik dengan cara menetapkan pandangan terarah pada sasaran. Buatlah daftar: "mengapa saya tidak mau melakukan kesalahan yang sama”, lalu adakan penyesuaian berdasarkan daftar itu. 

Jangan takut pada kegagalan. Thomas Edison, salah satu inventor terbesar sepanjang masa, sang penemu bola lampu pijar. Dia gagal banyak sekali. Banyak sekali inovasinya yang gagal, termasuk pena elektrik dan ghost machine. Namun dia selalu memandang kegagalannya sebagai peluang untuk belajar. Peluang untuk bereksperimen dengan apa yang bisa berhasil dan bekerja serta apa yang tidak. 

Semua kegagalan itu adalah batu-batu lompatan kecil yang semakin mendekatkan dia pada keberhasilan. Ijinkan dirimu belajar, bahkan berbangga dengan kegagalan-kegagalanmu dan kesalahan-kesalahanmu, karena itu bisa membuatmu lebih pandai, kuat dan bijak.

Alihbahasa: Boni Sindyarta

Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: How to be Mentally Strong – the Art of Improvement – YouTube Channel