Friday, September 20, 2019
7 Cara Cerdik Menghadapi Orang yang Kurang Punya Empati
Selama ini kita pasti pernah berhadapan dengan orang yang kurang punya empati. Mungkin kita jadi marah, frustrasi dan kecewa. Justru saat kita mungkin sedang terpuruk dan butuh dukungan, namun justru sebaliknya yang kita peroleh. Menjalin relasi orang yang kurang punya empati memang berat dan menyakitkan, karena mereka tidak bisa menempatkan dirinya dalam situasimu.
Artikel ini akan membantumu untuk melihat tanda-tanda dari orang yang kurang punya empati dan cara menghadapi mereka, sehingga kamu tidak dibuat frustrasi dan kecewa lagi, serta bisa menjalani kehidupan dengan sukacita.
Seperti dikutip dari laman PsychologyToday.com, empati didefinisikan sebagai
“kapasitas untuk mengerti pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan keadaan orang lain dari sudut pandang mereka, dan bukan dari sudut pandangmu sendiri. Kamu mencoba atau berusaha membayangkan dirimu ada dalam situasi mereka untuk mengerti apa yang mereka pikirkan dan rasakan.”
Orang yang punya kapasitas berempati lebih tergerak untuk menolong orang lain yang sedang ditimpa kesulitan dan kemalangan, tanpa paksaan, serta lebih punya belas kasih terhadap mereka.
Dengan kata lain empati adalah kapasitasmu untuk menempatkan dirimu dalam posisi orang lain, baik dalam artian intelektual maupun emosional. Empati adalah pondasi yang baik bagi kecerdasan emosional. Daniel Goleman, seorang tokoh pelopor dalam topik kecerdasan emosional mengatakan
“Belas kasih yang sejati artinya tidak hanya ikut merasakan penderitaan orang lain namun juga tergerak untuk membantu meringankannya.” – Daniel Goleman
Tanda-tanda orang yang kurang memiliki kapasitas berempati
Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial, namun ini bukan artinya empati ada dengan sendirinya. Empati bisa dikembangkan dan sebagian orang memang punya kapasitas empati yang lebih besar dibanding lainnya. Dalam karsus ekstrem ada orang yang taraf empatinya begitu kecil sehingga dapat dikategorikan sebagai Empathy Deficit Disorder (EDD).
Douglas LaBier, Ph.D., seorang psikolog, psikoanalis dan psikoterapis yang menjabat sebagai direktur di Center for Progressive Development di Washington, DC., menjelaskan bahwa orang yang menderita EDD tidak mampu keluar dari dirinya sendiri dan merasakan apa yang dialami orang lain, khususnya jika orang tersebut beda pikiran, perasaan dan keyakinan darinya. Ini menjadi sumber konflik dalam relasi, dan sikap bermusuhan terhadap kelompok atau orang yang beda keyakinan, tradisi dan cara hidup.
Berikut adalah tanda-tanda yang bisa kamu jumpai pada diri orang yang kurang punya empati:
- Mereka melompat pada sikap mengkritik orang lain tanpa menempatkan diri mereka dalam posisi orang lain.
- Mereka dingin atau acuh terhadap orang-orang yang sedang menderita atau kurang beruntung.
- Mereka bersikukuh berpegang 100% pada kebenaran keyakinan dan gagasan dan bersikap menghakimi orang lain yang tidak sepandangan dengan mereka.
- Mereka sulit ikut senang dengan kebahagiaan orang lain.
- Mereka sulit menjalin hubungan persahabatan sejati.
- Mereka sulit rukun dengan anggota keluarga.
- Mereka merasa sudah sepantasnya dan dengan sendirinya menerima kebaikan dan perlakuan khusus, dengan memperalat kamu untuk memenuhi kebutuhan mereka tanpa menunjukkan penghargaan. Mereka tersinggung jika hal ini tak terpenuhi.
- Dalam konteks kelompok, mereka akan terus bicara tentang dirinya sendiri dan kehidupan mereka dan kurang peduli pada apa yang disampaikan orang lain.
- Mereka melakukan atau mengatakan sesuatu yang melukai teman atau orang-orang terdekat dan cenderung menyalahkan mereka karena perbuatan mereka sendiri. Mereka percaya bahwa yang bersalah justru orang yang terluka karena tidak bisa merespons dengan baik dan terlalu sensitif.
Tanpa adanya kapasitas empati, sulit untuk menjalin ikatan emosional yang mendalam dengan orang lain.
Mengapa orang kurang bisa berempati
Empati adalah kapasitas bawaan dan sekaligus dipelajari yang dibentuk oleh masa kecil kita, situasi dimana kita hidup, pengalaman dan pola asuh. Agar bisa mengalami empati, kita harus bersentuhan dengan perasaan-perasaan kita sendiri. Orang yang kurang punya empati biasanya dibesarkan dalam keluarga yang menghindar untuk bersentuhan dengan perasaan masing-masing anggota bahkan mencela anggota keluarga yang terlalu merasakan perasaannya. Ada orang yang sudah belajar untuk mematikan perasaan mereka semenjak kecil sehingga mereka menutup hati dan tidak bisa merasakan perasaan-perasaan mereka sendiri. Tentu saja mereka jadi sulit ikut merasakan perasaan orang lain.
Akibatnya, mereka jadi kurang bisa berempati, kurang punya belas kasih, kurang mengasihi diri sendiri dan putus keterhubungan dengan diri mereka yang otentik (authentic self) dan putus keterhubungan dengan sumber ilahi didalam diri mereka. Mereka mungkin tak sadar bahwa putusnya keterhubungan ini adalah mekanisme pertahanan diri dari ego karena jika mereka berempati, mereka harus bersentuhan dengan perasaan mereka sendiri dan mengalami penderitaan.
Menumbuhkembangkan empati hanya bisa terhadi jika seseorang mau mengubah cara mereka menjalin relasi dengan orang lain dan secara sadar melatih ulang otak mereka. Karena kapasitas neuroplastisitas otak, kita bisa menciptakan pola-pola yang baru didalam otak.
Namun kurangnya empati juga bisa disebabkan karena gangguan kepribadian, seperti gangguan narsisistik, anti sosial, dan psikopat. Mereka membutuhkan bantuan profesional.
Cara menghadapi orang yang kurang punya empati
Jika kamu orangnya sensitif dan caring, akan sulit untuk menghadapi orang yang kurang punya empati. Bukannya perasaanmu didengarkan dan dimegerti serta memperoleh belas kasih, kamu malah dihakimi dan dimarahi.
Ini menyakitkan karena terbuka kemungkinan akan terjadi lingkaran setan dimana semakin orang tak mengerti kamu, semakin kamu berusaha perasaanmu dimengerti dan semakin kamu terluka. Ini membuatmu terus-menerus berusaha mencari validasi dan pengakuan serta pengertian dari perasaanmu.
Namun ini kuncinya: bicara dengan orang yang kurang punya empati tidak akan mengarah kemana-mana, dan malah membuatmu lelah.
Berikut ini langkah demi langkah menghadapi orang yang kurang punya empati
Satu: kritik, perkataan, penghakiman mereka jangan dimasukkan kedalam hati. Dengan melakukannya kamu membebaskan dirimu dari gejolak emosional. Ingatlah bahwa merekalah yang punya kesulitan untuk menjalin keterhubungan perasaan yang mendalam. Masalahnya lebih ada pada mereka.
Dua: jangan berusaha membuat mereka mengerti perasaanmu. Ini percuma saja dan hanya membuatmu lelah, frustrasi, marah dan makin terluka. Mereka lebih terfokus pada diri sendiri dan kebutuhan mereka. Mereka ingin menjadi pusat dalam lingkungan dan menganggap dunia berputar disekitar mereka. Mereka menganggap dirinya lebih penting dibanding kamu.
Tiga: bicara fakta pada mereka. Daripada bicara tentang bagaimana perasaanmu, atau perasaanmu yang timbul akibat perkataan dan perbuatan mereka, katakan tentang fakta dan apa yang kamu pikirkan. Lebih mudah berkomunikasi seperti ini karena ini tidak membuat mereka merasa dipersalahkan dan dipermalukan.
Empat: jaga jarak dengan mereka. Kamu tak perlu sampai memutuskan hubungan pertemanan dan dengan kerabatmu yang kurang punya empati. Namun kamu perlu menetapkan batasan-batasan dan waspada dalam percakapan dengan mereka. Jagalah percakapan hanya bersifat permukaan dan jangan harapkan pengertian atau komunikasi yang mendalam.
Lima: kembangkan relasi dengan orang-orang yang kamu percayai. Luangkan waktu untuk menjalin relasi dan percakapan dengan orang-orang yang membuatmu merasa aman, sehingga kamu nyaman untuk mengungkapkan dirimu kepadanya. Ini mungkin orang-orang yang pernah menunjukkan empati dimasa lampau.
Enam: sadari bahwa nilai dirimu tak ditentukan oleh sikap, perkataan, perbuatan, penilaian dan penghakiman mereka. Ini sangatlah penting. Nilai dirimu tidak dilakukan oleh ini semua. Jangan mencari pengakuan dan validasi dari mereka. Ini hanya akan membuatmu lelah dan kecewa. Orang yang punya gangguan kepribadian narsisistik dan kurang punya empati akan membuatmu merasa nilai dirimu rendah. Ini memang tujuan mereka. Jadi jangan terjebak didalamnya. Tumbuhkembangkan penghargaan pada dirimu sendiri lewat pekerjaan dan tujuan hidup. Juga lewat berbuat baik pada orang lain. Jangan sampai mereka merusaknya.
Tujuh: kasihi dirimu sendiri. Lakukan tindakan yang menunjukkan bahwa kamu mengasihi dan menghargai dirimu sendiri. Lakukan tindakan perawatan diri: istirahat cukup, olahraga teratur, makan makanan bergizi, kejarlah impian, binalah kerohanian, terus kembangkan dirimu. Kelilingi dirimu dengan orang-orang yang menyayangi kamu dan peduli pada perkembanganmu.
Kesimpulan:
Ada banyak penyebab mengapa seseorang jadi kurang punya empati. Menghadapi orang seperti ini memang tidak mudah dan bisa membuatmu frustrasi dan kecewa. Namun jangan berusaha mengubah mereka, karena ini hanya akan membuatmu lelah dan frustrasi. Namun kamu bisa mengubah sikapmu terhadap mereka. Ini bertujuan untuk melindungi dirimu sendiri. Ingat pepatah ini: “Jangan berusaha menutupi seluruh permukaan bumi dengan sandal agar kakimu tak terluka. Namun cukuplah memakai alas kaki agar kamu bisa berjalan kemana saja tanpa kakimu terluka.”
Ingat, kamu tak bisa mengubah dia, namun kamu bisa lebih mengasihi dirimu sendiri untuk tidak membiarkan dia melukaimu dan punya kuasa atasmu. Tetapkan batasan, jagalah jarak dan lakukan pekerjaanmu dengan sukcita dan kejarlah impian. Hidupmu dan masa depanmu terlalu berharga untuk dirusak oleh pengaruhnya. Bila perlu, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional.
Penulis: Boni Sindyarta
“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"
D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat
Menginspirasi, mendidik dan menghibur…
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment