Monday, August 19, 2019

10 Alasan untuk Belajar Bersyukur ditengah Badai Kehidupan



Sains telah membuktikan bahwa salah satu cara termudah agar kita selalu bisa bertumbuh adalah dengan banyak bersyukur. Saat hidupmu ditimpa kesulitan, kemalangan dan tragedi apakah kamu bisa tetap bersyukur ditengah itu semua? Orang-orang paling bahagia adalah mereka yang tetap bisa bersyukur ditengah kesulitan dan kesengsaraan hidup. Simak 10 alasan kenapa kamu pantas bersyukur dalam kondisi penuh tantangan dan kesulitan.

Satu: tantangan dan kesulitan hidup adalah cerminan dari titik terlemah kita. Kita kerap tidak mau jujur pada diri sendiri. Saat menghadapi tantangan dan kesulitan kita pun menghindari. Kenapa? Karena kita sebenarnya tahu bahwa ini mengenai titik lemah dalam diri kita. Kita tidak mau jujur mengakuinya dan bahkan kita ingin mengabaikannya atau berpura-pura itu tidak ada. Namun justru dengan bersedia jujur dan mengakui kelemahan kita, kita bisa memperbaiki dan menguatkan aspek-aspek dimana kita lemah. Bersyukurlah karena tantangan dan kesulitan hidup membuatmu semakin mengenal dirimu.

Dua: tantangan dan kesulitan hidup membentuk karakter. Pertumbuhan terbesar justru terjadi dalam situasi penuh tantangan dan kesulitan. Jika keadaan terus berjalan dengan nyaman dan mulus, kita tidak banyak bertumbuh. Kesulitan dan kesengsaraan hidup membentuk dirimu. Kamu jadi lebih kuat dan tahan banting. Kamu jadi lebih punya daya juang. Kamu jadi lebih punya komitmen untuk meraih impian dan tujuan hidupmu. Selain itu, juga lebih berkomitmen untuk berjuang demi orang-orang yang kamu kasihi. Hidupmu jadi lebih bermakna dan bernilai. Maka, bersyukurlah karena kesulitan dan kesengsaraan hidup bisa membentuk dirimu.

Tiga: tantangan dan kesulitan hidup menumbuhkan kesabaran. Tantangan dan kesulitan hidup selama periode tertentu akan menumbuhkan kesabaran didalam dirimu. Saat kamu akhirnya berhasil melewati semuanya, kamu tumbuh menjadi seorang pribadi yang lebih sabar dan tahan uji. Namun jika kamu berontak dan marah-marah selama periode kesulitan, maka kesulitan ini tak membentuk dirimu secara positif namun kamu malah berubah menjadi lebih buruk. So, be better, not bitter! Jadilah lebih baik, bukan menyimpan kepahitan. Bersyukurlah karena kamu bisa lebih sabar dalam menghadapi kehidupan dan orang lain.

Empat: tantangan dan kesulitan hidup menumbuhkembangkan belas kasih. Orang yang pernah mengalami kesulitan, kesengsaraan, kesedihan, kesepian dan rasa ditinggalkan pasti lebih bisa mengerti mereka yang juga mengalami hal serupa. Jika kamu berhasil untuk memikul beban kesengsaraan dan kesulitan dengan tetap positif dan belajar darinya, kamu pun lebih berbelas kasih termasuk pada mereka yang telah banyak menimbulkan kesulitan dan kesengsaraan pada hidupmu. Kamu juga bisa lebih berbelas kasih pada diri sendiri. Belas kasih dan syukur adalah dua kualitas yang sangat berdekatan.

Lima: tantangan dan kesulitan hidup menyempurnakan diri kita dari cacat dan cela. Kita semua adalah pribadi manusia yang masih dalam proses pembentukan dan pemurnian. Semua orang punya kelebihan dan pasti punya kekurangan. Saat tantangan dan kesulitan hidup menerpa, kita kerap harus berhadapan dengan sisi gelap diri kita. Kita kerap harus memperbaiki sisi-sisi cacat cela kita. Ini justru kesempatan untuk memperbaikinya. Kamu harus berjuang untuk memerangi sisi gelapmu. Bersyukurlah untuk kesempatan itu.

Enam: tantangan dan kesulitan hidup membentuk dan menambah perspektif serta wawasan. Saat kita ditimpa kesusahan, ini biasanya membentuk perspektif kita terhadap kehidupan. Sebagian orang justru mengembangkan perspektif yang lebih baik tentang kehidupan, namun sebagian lainnya malah menganut perspekif yang pahit dan negatif. Jika kamu terlibat konflik relasi dengan orang, ini bisa memberimu kesempatan untuk belajar melihat sudut pandang orang lain. Perspektifmu bertambah dan wawasanmu jadi lebih kaya. Kamu jadi lebih mengembangkan empati dan pengertian terhadap perspektif orang lain. Kamu tidak egois lagi karena hanya mau memandang segala sesuatunya menurut sudut pandangmu sendiri. Bersyukurlah untuk itu.

Tujuh: tantangan dan kesulitan hidup membangun kepercayaan diri. Kesadaran bahwa kamu sanggup menghadapi dan memikul tantangan serta kesulitan hidup akan menumbuhkan kepercayaan dirimu. Keyakinan dirimu jadi lebih kuat. Kamu percaya bahwa ke depannya kamu bisa menghadapi situasi serupa, bahkan yang lebih sulit lagi. Kita kerap tak tahu seberapa besar kekuatan kita sebenarnya sampai kita menghadapi ujian hidup. Syukuri ujian hidup karena itu membantu kamu mengembangkan kepercayaan diri.

Delapan: tantangan dan kesulitan hidup memperbaiki relasi kita dengan Tuhan. Jika kehidupan kita semuanya serba nyaman, mulus dan mudah, kita biasanya cenderung mengabaikan relasi kita dengan Tuhan. Namun jika kita harus berjuang menghadapi tantangan dan kesulitan hidup, kita jadi lebih mudah untuk berpaling pada Tuhan. Semakin besar tantangan dan kesulitannya, kita semakin mengandalkan kekuatan Tuhan dan kekuatan kita sendiri. Kita semakin menumbuhkan iman dan pengharapan. Apalagi jika kita menghadapi hidup sendirian. Kita semakin mencari Tuhan dan menguatkan relasi dengan-Nya. Kita mau lebih mengandalkan tuntunan Tuhan dan tidak mengikuti kemauan kita sendiri. Bersyukurlah relasi yang lebih dekat dengan Tuhan justru lewat kesulitan dan badai kehidupan.

Sembilan: tantangan dan kesulitan hidup membuat kita lebih rendah hati.
Saat kehidupan semuanya berjalan baik, nyaman dan serba tercukupi, bahkan terus menanjak, kita tergoda untuk menjadi sombong dan merasa serba mampu. Namun saat ujian dan badai kehidupan mendera, kita dipaksa untuk lebih rendah hati. Kita sadar bahwa kita tak sanggup melakukan semuanya sendiri. Saat kita lebih rendah hati, kita jadi lebih membuka diri untuk pelajaran-pelajaran yang ingin disampaikan oleh kehidupan lewat tantangan dan kesulitan. Dalam sikap rendah hatilah kita menganut mentalitas seorang murid yang siap menerima pelajaran dari sang guru kehidupan. Dengan sikap rendah hati, membuat kita mau merintis semuanya dari nol untuk pelan-pelan menanjak keatas dan meraih keadaan yang lebih baik serta prestasi. Bersyukurlah untuk kesempatan kerendahatian yang langka ini.

Sepuluh: tantangan dan kesulitan hidup membuat hidup kita lebih bahagia dan bermakna. Mungkin kedengarannya paradoks, mana mungkin kesusahan membuat hidup kita jadi lebih bahagia. Namun jika kamu tidak berontak dan menolak kesulitan, jika kamu bersedia untuk merengkuh penderitaan hidup, maka hatimu justru lebih tenang dan dengan ini mengarah pada kebahagiaan. Kehidupan glamor dan mewah tanpa makna banyak dialami orang jaman kini. Sebaliknya, jika kamu bisa semakin menghargai kehidupan dalam keadaan sulit dan susah, hatimu akan lebih bahagia. Kamu justru lebih bisa menghargai kehidupan secara penuh lebih maksimal. Orang yang sehat biasanya lebih sulit menghargai kesehatannya, sebaliknya orang sakit jauh lebih bisa menghargai kesehatan. Syukuri kebahagiaan yang kamu alami ditengah kesusahan dan badai kehidupan.

Rasa syukur membawa berkah tersendiri. Untuk bisa bersyukur ditengah keadaan apa pun adalah suatu keunggulan tersendiri yang tidak semua orang bisa. Ingat, semua badai, kesulitan, kesusahan dan rintangan adalah memang bagian kehidupan yang tak terelakkan. Jadikan ini ruang kelas bagimu untuk belajar tentang arti kehidupan. Rasa syukur akan membuat hati kita lebih damai dan lega dalam kondisi apapun. Ini sangat meringankan beban kehidupan. Membuat mood kita lebih cerah dan positif. Juga membuat kita lebih bisa menghargai dan memaknai kehidupan.

Rasa syukur adalah obat mujarab untuk mengobati hati yang sedih dan terluka ditengah badai tantangan dan kesulitan hidup.

“The struggle ends when gratitude begins…”
Dialihbahasakan dan dikembangkan oleh Boni Sindyarta

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: “11 Reasons to be Grateful for Life’s Trials, Challenges and Difficulties” by Ken Wert

No comments:

Post a Comment