Friday, October 12, 2018

Seri Kisah Kehidupan Orang-Orang Besar: J. K. Rowling

J. K. Rowling, Novel Harry Potter, Berani Menghadapi Kegagalan

Joanne Kathleen Rowling lahir pada tanggal 31 Juli 1965 di Yate, Gloucestershire Utara, Inggris. Beberapa tahun setelah ia lahir, Rowling bersama keluarganya pindah ke Desa Winterbourne. Semenjak masih kecil, Rowling memang senang dengan dunia tulis-menulis dan seorang kutu buku. Ia banyak menulis cerita tentang dunia khayalan dan sering membacakan kisah dongeng untuk adiknya, yang usianya dua tahun lebih muda.

Rowling kelak meraih gelar Bachelor of Arts di Universitas Exeter. Ia lalu pindah ke Portugal di tahun 1990 untuk bekerja sebagai guru Bahasa Inggris. Di sana, ia berkenalan untuk kemudian menikah dengan Jorge Arantes, seorang wartawan asal Portugis. Dari pernikahan itu, ia dikaruniai seorang anak perempuan, Jessica Isabel Rowling Arantes. Namun pernikahan mereka hanya berlangsung sangat singkat dan berakhir dengan perceraian.

Setelah bercerai, Rowling menjadi seorang ibu tunggal yang harus menghidupi dirinya sendiri dan anak perempuannya. Ia kemudian memutuskan untuk pindah ke Edinburgh. Dari sini mulailah kisah perjalanannya meraih kesuksesan.

Di Edinburgh, Rowling bersama anak perempuannya hidup didalam kondisi sangat berkekurangan. Kelak ia mengenang masa sulit ini saat berbicara di Universitas Harvard, "Pernikahan saya berakhir sangat singkat. Saya seorang pengangguran, ibu tunggal, dan semiskin-miskinnya orang miskin di Britania, meski bukan tunawisma."

Di masa itu, ia bahkan sempat menyebut dirinya sebagai orang paling gagal. Kondisi hidup yang sangat sulit membuat Rowling menderita depresi dan pernah ingin bunuh diri. Ia juga mengatakan bahwa sikap meromantisasi kemiskinan adalah sebuah kebodohan.

Berusaha memutar otak dan mencoba mulai menulis sebuah buku, ia berpikir mungkin kemampuan dan passion-nya untuk menulis bisa menjadi jalan keluar bagi hidupnya yang sulit. Ia menganggap kegagalannya malah memberinya kebebasan dan fokus untuk menulis.

Namun, saat itu ia tidak punya komputer dan hanya memiliki sebuah mesin tik tua. Ia bahkan tidak punya uang untuk membayar biaya foto-copy untuk naskah yang telah ia ketik dan hendak serahkan ke penerbit. Maka, ia tak punya pilihan selain mengetik ulang naskah yang sama hingga beberapa kali, untuk diserahkan ke beberapa penerbit. 

Ide penulisan buku Harry Potter ia peroleh saat sedang didalam perjalanan menggunakan kereta api dari Manchester dengan tujuan ke London.

Perjalanan panjang dan tidak mulus harus ia tempuh. Rowling harus menelan pil pahit karena naskahnya ditolak oleh 12 penerbit. Hingga akhirnya berkat kegigihannya, nasib baik pun berpihak padanya. Penerbit Bloomsbury bersedia menerima dan menerbitkan naskahnya di tahun 1997.

Sebenarnya ada informasi yang menyebutkan bahwa saat itu Christopher Bloomsbury, sang pemilik penerbitan ini, menolak naskah Harry Potter. Namun Rowling kemudian memberikan naskahnya kepada anak Christopher. Ternyata anak Chris sangat menyukai dan membacanya hingga selesai, lalu menceritakan kepada ayahnya. Jadi akhirnya buku Harry Potter pertama pun diterbitkan. Itu adalah “Harry Potter dan Batu Bertuah,” yang ternyata laris manis dipasaran.

Ia tidak pernah menyangka bahwa serial novel yang ditulisnya akan meledak di pasaran dan masuk kedalam jajaran buku-buku terlaris versi New York Times, serta dibaca oleh jutaan orang diseluruh dunia, terutama dikalangan anak, remaja dan dewasa muda.

Dari hak royalti hasil penjualan tujuh judul serial novel Harry Potter, J.K. Rowling mengumpulkan kekayaan bersih sekitar $ 1 miliar dollar AS atau yang nilainya kira-kira setara dengan 14,8 triliun rupiah di tahun 2018. Novel karyanya juga telah membuatnya menjadi salah satu penulis paling terkenal didunia, sekaligus seorang wanita terkaya didunia.

Mengingat kegagalannya dimasa lalu, Rowling menyatakan bahwa dirinya berhasil bangkit bahkan membangun pondasi kesuksesannya diatas kerasnya kegagalan tersebut. “Kerasnya permukaan (kegagalan) menjadi fondasi solid untuk saya membangun kehidupan. Beberapa kegagalan memang tak terhindarkan didalam kehidupan. Tidak mungkin untuk hidup tanpa pernah gagal pada sesuatu…” Lewat pernyataan ini, Rowling ingin menginspirasi anak muda dan para penulis muda agar berani menghadapi kegagalan.

Lebih lanjut, Rowling mengatakan bahwa kegagalan yang pernah ia alami telah memberinya pengetahuan yang sangat bernilai. Ia jadi semakin mengenal dirinya sendiri dan orang-orang disekelilingnya.

Perkataan Rowling berikat ini mungkin bisa kita jadikan semacam pegangan saat mengarungi kerasnya kehidupan,  

“…Kemiskinan memuat rasa takut, dan stres, dan kadang-kadang depresi. Kemiskinan itu berarti beribu penghinaan dan kesulitan. Berjuang keluar dari kemiskinan dengan usaha Anda sendiri, itulah yang sesungguhnya menjadi kebanggaan tersendiri, namun kemiskinan itu sendiri hanya terkesan baik oleh orang bodoh. Apa yang paling saya takuti di usia saya seperti Anda? Bukan kemiskinan, namun kegagalan. Kegagalan mengajarkan pada saya hal-hal tentang diri saya sendiri, bahwa saya bisa belajar. Saya menemukan bahwa saya memiliki kemauan yang kuat, dan disiplin lebih dari yang saya duga. Saya juga menemukan bahwa saya memiliki teman-teman yang nilainya benar-benar melebihi harga permata.”
– J. K. Rowling

Kisah kehidupan J.K Rowling sebagai seorang penulis telah menginspirasi kita semua yang saat ini sedang berjuang untuk menghasilkan karya-karya terbaik.

Acapkali kita kurang berani melangkah didalam kehidupan. Kita takut pada apa yang masih belum kita ketahui didepan. Kita takut mengambil langkah pertama untuk mengarungi dimensi ketidakpastian. Takut kalau-kalau kita sudah mengerahkan upaya habis-habisan, namun ternyata masih gagal. Kita ingin sedari awal semuanya sudah terjamin. Ada jaminan usaha kita pasti berhasil. Ada jaminan tulisan-tulisan kita pasti dibaca banyak orang, bahkan masuk kedalam jajaran buku-buku terlaris.

Namun itu semua ada diluar area kendali kita. Apa yang bisa kita lakukan adalah terus berusaha menulis setiap hari ditengah ketidakpastian. Apa yang ada ditangan kita adalah kemauan untuk berlatih menulis dengan tekun, hari demi hari.

Rowling memulai semuanya dari nol. Rahasia dari kesuksesannya adalah mau mencoba mengambil langkah pertama untuk mulai menulis. Dan ini ia lakukan secara konsisten dan tekun hari demi hari, hingga naskah pertama serial Harry Potter akhirnya selesai dan diterbitkan.

Rowling pasti mengalami ketakutan saat menulis. Bagaimana kalau nanti tidak ada orang yang mau membaca novelnya. Bagaimana kalau nanti novelnya tidak laku dipasaran. Bagaimana kalau nanti orang mencemooh karyanya. Namun ditengah semuanya itu, Rowling terus menulis disetiap waktu luang, disela-sela kesibukannya mengurus buah hatinya sebagai seorang ibu tinggal. Ia terus maju ditengah ketidakpastian. Modalnya hanya ketekunan dan kemauan keras.

Jangan takut untuk memulai semuanya dari nol. Karena jika ini tidak dimulai, kita tak akan mengumpulkan jam terbang sebagai seorang penulis.

Bagaikan orang yang sedang menyusuri jalan setapak di malam hari dengan membawa sebuah lampu senter. Kegelapan menyelimuti area disekelilingnya dan jarak pandangnya hanya sebatas beberapa meter sejauh sorotan sinar senternya. Namun agar ia tahu ada apa didepan dan sampai ke tempat tujuan, satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah terus melangkah. Ia akan terus maju selama ia masih mau melangkah. Dan seiring setiap langkah kakinya, sorot lampu senter akan maju menerangi jalanan didepannya, meter demi meter, hingga akhirnya ia tiba di tempat tujuan.

Jika orang ini tidak mau melangkah, ia tidak akan berpindah dari tempatnya, dan sorot lampu senternya hanya segitu-segitu saja. Ia tetap tidak tahu apa yang akan ia jumpai didepan, dan ia tak akan pernah sampai ke tempat tujuan.

Maka, teruslah berlatih menulis dengan tekun ditengah ketidakpastian saat ini. Usaha Anda pasti membuahkan hasil dan kemampuan menulis Anda pasti meningkat.

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Come visit us at www.house-of-the-light.com

Penulis: Boni Sindyarta


No comments:

Post a Comment