Friday, January 25, 2019

17 Perbedaan Mentalitas Orang Kaya dan Orang Miskin




Jutaan orang di seluruh dunia punya impian untuk jadi orang kaya. Namun hanya sebagian kecil yang berhasil meraih impiannya. Mengapa? Apa karena mereka kurang pandai? Tidak. Apa karena mereka kurang beruntung? Tidak. Kamu mungkin berpikir bahwa orang-orang kaya memang terlahir dari keluarga kaya yang punya banyak uang. Dan ada kalanya ini benar. Namun kebanyakan tidak seperti itu. Orang-orang kaya meraih sukses karena punya mentalitas (mindset), yang mereka jadikan kebiasaan sehari-hari. Mereka sebenarnya tidak lebih baik dari orang rata-rata. Mereka hanya melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh orang-orang miskin. Ini yang membuat mereka berbeda.

Mau tahu rahasianya? Mari simak 17 mentalitas orang-orang kaya yang membedakan mereka dengan orang-orang miskin.

1. Mereka menentukan nasib mereka sendiri. Orang miskin banyak menganut mentalitas merasa diri sebagai “korban.”Namun orang kaya punya keyakinan bahwa mereka bisa melakukan sesuatu yang bisa mempengaruhi nasib mereka. Siapa pun mereka, dari mana pun asal mereka, dan bagaimana mereka menghimpun kekayaan, semua orang kaya punya satu kesamaan: mereka bertanggung-jawab atas hidup mereka. Maka, mereka tidak cuma bermimpi.

2. Mereka menerima bayaran sesuai hasil, bukan waktu. Orang-orang yang berhasil meraih kekayaan biasanya melakukan ini. Fokus mereka adalah untuk menerima bayaran sesuai hasil pekerjaan dan bukan waktu yang mereka habiskan untuk bekerja. Mereka tidak membiarkan waktu sepanjang hari berlalu begitu saja tanpa punya tujuan, dan terus melihat jam serta berharap waktu berlalu dengan cepat. Namun mereka termotivasi untuk jadi produktif. Mereka memberi hasil kerja yang berkualitas dalam prosesnya.

3. Mereka menjalin relasi dengan orang-orang positif. Orang-orang kaya tahu bahwa “sikap adalah segalanya.” Jika mereka selalu berkumpul dengan orang-orang yang selalu mengeluh tentang keadaan hidup, mereka akan tertular sikap negatif ini. Maka, mereka secara sadar berupaya menjalin relasi dengan orang-orang yang punya semangat untuk maju dan berhasil. Orang-orang yang bicara tentang bagaimana menangkap peluang dan menganut sikap positif terhadap kehidupan.

4. Mereka terus belajar.  Salah satu kebiasaan orang-orang kaya yang paling powerful adalah, mereka selalu mau belajar, bertumbuh dan berkembang. Mereka mengisi hari-hari mereka dengan membaca dan mendengarkan materi-materi pengembangan diri. 80% dari orang-orang kaya senang membaca. Sedangkan pada orang-orang miskin, hanya 25% dari mereka senang membaca. Orang-orang kaya lebih memilih buku-buku pengembangan diri dan bukan fiksi. 80% dari orang-orang kaya menghabiskan setidaknya 30 menit setiap hari membaca materi pengembangan diri.

5. Mereka memilih menimba pengetahuan di bidang tertentu dibanding mengenyam pendidikan formal. Orang-orang kaya berorientasi pada action. Dan mereka lebih memilih pendidikan yang bisa membantu mereka meraih sasaran-sasaran konkret. Pendidikan memang penting. Namun punya banyak pengetahuan di area tertentu bahkan lebih penting. Orang-orang kaya menjadi kaya karena mereka mahir melakukan sesuatu. Atau melakukan sesuatu yang jarang ada orang berani melakukannya. Mengembangkan keahlian di bidang tertentu, apalagi semenjak usia dini akan memberi keunggulan besar.

6. Mereka punya sasaran-sasaran yang jelas. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu penentu dari keberhasilan adalah memiliki sasaran-sasaran yang jelas. Kemudian menuliskan sasaran-sasaran itu, dan bertanggung-jawab untuk mewujudkannya. Ini yang persisnya dilakukan orang-orang kaya. Mereka punya sasaran finansial yang jelas dan bisa diukur. Entah itu dalam hal penghasilan, tabungan, atau rencana 5 tahun ke depan. Orang-orang kaya tidak cuma menulis sasaran-sasaran mereka lantas menutup buku, namun mereka meninjaunya secara berkala untuk melihat sejauh mana kemajuan mereka. 72% orang-orang kaya fokus pada sasaran-sasaran mereka setiap hari. Sedangkan pada orang miskin, jumlahnya hanya mencapai 6%.

7. Mereka mengambil risiko dengan perhitungan. Orang-orang kaya mengerti bahwa resiko berbanding lurus dengan imbalan. Jika mereka ingin meraih hasil yang besar, mereka semakin mau mengambil risiko. Namun mereka mengambil resiko dengan perhitungan, tidak dengan sikap gegabah. Mereka tahu persis akan kehilangan apa jika mereka tidak berhasil. Maka, mereka cenderung menyusun rencana yang meminimalisir kemungkinan gagal.

8. Mereka ambisius. Ambisi adalah bagian penting dalam meraih sukses. Orang-orang kaya punya ambisi. Mereka menggunakan ambisi untuk memotivasi dan mendorong mereka maju. Mereka menetapkan sasaran yang tinggi dan mereka sangat yakin bisa meraihnya. Ini kebalikan dari orang-orang miskin yang memandang tantangan dalam meraih sasaran hanya akan membuat mereka stres dan berpotensi membuat mereka abai pada orang-orang yang mereka kasihi. Mereka kerap mempertalikan ambisi dengan sikap mementingkan diri sendiri dan membesarkan diri sendiri.

9. Mereka tumbuh lebih besar dibanding masalah. Orang-orang miskin memandang masalah sebagai nasib sial. Namun orang-orang kaya mau menghadapi masalah. Mereka mungkin sempat kehabisan akal, namun tidak menyerah. Mereka terus bekerja dan berusaha sampai menemukan solusi. Sehingga akhirnya mereka menang.

10. Mereka memilah waktu. Orang-orang kaya dan sukses memastikan bahwa mereka menggunakan waktu dengan bijak. Mereka memilah-milah waktu untuk mengerjakan berbagai tugas. Dan mereka setia pada jadwal yang telah mereka tetapkan. Maka, mereka bisa memprioritaskan tugas-tugas yang lebih penting, setiap hari. Mereka mengerjakannya dan fokus mereka tidak buyar karena harus mengerjakan multitasking.

11. Mereka fokus pada penghasilan bersih. Orang-orang miskin kerap fokus pada berapa jam yang telah mereka habiskan untuk bekerja dalam sehari, namun orang-orang kaya tahu bahwa penghasilan per jam seseorang tidak sepenting berapa penghasilan bersihnya. Orang bisa saja dibayar sangat mahal per jam, namun jika ia tidak belajar menyimpan, ia tetap tongpes. Orang-orang kaya tahu bahwa jaringan yang luas menciptakan banyak kesempatan dan banyak kekayaan di masa depan.

12. Mau mempromosikan diri dan nilai-nilai mereka. Orang-orang kaya tidak takut untuk menunjukkan kemahiran dan kebolehan mereka. Kerap mereka memang melebih-lebihkannya. Namun ini masih lebih baik dibanding orang-orang miskin yang mungkin menguasai banyak hal namun mengecilkan kemampuan mereka. Mungkin karena mereka meragukan diri mereka. Akibatnya, ketrampilan dan kemampuan mereka kurang mendapat perhatian dan kurang dihargai.

13. Mereka membangun jaringan. Ada peribahasa, “Yang lebih penting, bukan apa yang kamu tahu, namun siapa yang kamu kenal.” Orang-orang kaya tahu bahwa untuk bisa sukses, mereka harus mengelilingi diri dengan orang-orang sukses.  Orang-orang kaya terus membangun jaringan. Mereka mengelilingi diri dengan para mentor dan orang-orang yang punya motivasi. Mereka menganut pandangan “Jaringanmu setara dengan penghasilan bersihmu.”

14. Mereka hemat. Biasanya orang-orang kaya tidak boros. Meski mereka punya uang untuk membeli busana rancangan disainer terkenal, mereka tak membelinya. Mereka mencari penawaran terbaik dengan mutu terbaik untuk menghemat uang. Mereka mengatur budget dengan baik dan setia pada anggaran.

15. Mereka mendidik anak-anak mereka untuk jadi kaya. Orang-orang miskin mendidik anak-anak mereka untuk sekadar “survive.” Sedangkan orang-orang kaya mendidik anak-anak mereka untuk jadi kaya. Orangtua mungkin secara tak sadar mewariskan keyakinan yang sifatnya membatasi ini dari generasi ke generasi, sehingga membuat keluarga tetap ada dalam kondisi finansial yang sama selama ratusan tahun. Orang-orang kaya mendidik anak-anaknya dengan kebiasaan cerdas dalam mengelola uang, dan mereka juga mengajarkan bahwa keinginan untuk jadi kaya itu sesuatu yang baik dan bisa diraih oleh siapa pun yang mau berpikir “besar.”

16. Mereka tahu kapan saatnya berhenti bekerja. Kerja keras itu penting bagi orang-orang kaya. Namun mereka juga tahu tentang pentingnya meluangkan waktu pribadi untuk rileks dan pengembangan diri. Jika mereka terus-terusan memaksa diri untuk bekerja di saat terjaga, mereka hanya jadi kelelahan, tidak efisien dan tidak sanggup memberi hasil yang layak. Orang-orang kaya biasanya tidak bekerja lewat dari pukul enam. Dan mereka tidak bekerja lagi hingga esok paginya.

17. Mereka mengutamakan diri sendiri lebih dulu. Memberi derma dan memperjuangkan perkara-perkara kemanusiaan adalah ciri khas orang-orang kaya. Memang ada orang-orang kaya yang kikir dan egois. Namun banyak miliarder yang punya jiwa amal tinggi. Namun sebelum menyumbangkan sejumlah besar uang mereka ke badan-badan amal, mereka mengutamakan diri sendiri lebih dulu. Orang rata-rata berpikir mereka harus menyelamatkan dunia dan tidak mementingkan diri sendiri, namun orang-orang kaya menganut pandangan bahwa jika mereka tidak mendahulukan diri sendiri lebih dulu, mereka tidak bisa menolong orang lain.

Uang memang tak bisa memecahkan semua masalah. Namun ini bisa menjadi tanda dari passion, dorongan dan kemampuan yang memang perlu untuk meraih sesuatu. Siapa saja bisa jadi orang kaya, apa pun latar belakangnya dan masa lalunya, siapa orangtuanya, dan berapa kali ia gagal. Kamu punya potensi untuk jadi orang kaya. Jika kamu menganut mentalitas orang-orang kaya, ini memperbesar peluangmu jadi orang kaya. Pikirkan bagaimana mengaplikasikan mentalitas orang kaya di atas kedalam hidupmu. Ini akan menempatkan kamu di posisi untuk memperkaya dirimu dalam urusan keuangan dan kehidupan.

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

For more information & benefit, please visit us at www.house-of-the-light.com



 

No comments:

Post a Comment