Wednesday, May 22, 2019

Cara Mengubah Penderitaan dan Pengalaman Buruk Menjadi Suatu Keuntungan



Hampir semua orang tidak senang dengan penderitaan. Mereka berusaha menghindarinya dengan segala macam cara dan kemampuan mereka. Namun meski dengan semua usaha dan cara itu, kadangkala penderitaan tetap tak terelakkan. Semua orang pasti pernah menderita. Sebagian orang lebih menderita dibanding yang lain. Kita memang tak bisa menghindari penderitaan, namun kita bisa mengubah sikap, mindset dan respons kita terhadapnya. Bagaimana sikap kita terhadap penderitaan dan pengalaman buruk, akan sangat menentukan bagaimana kita melewati itu semua. Jika kita menganut sikap yang tepat, penderitaan dan pengalaman buruk dapat berubah menjadi suatu keuntungan bagi kita.

Dalam bukunya yang berjudul “The 15 Invaluable Laws of Growth: Live Them and Reach Your Potential”, John Maxwell mengajak kita untuk menyikapi penderitaan dan pengalaman buruk sedemikian rupa sehingga ini bisa membantu kita dan tidak membuat kita terus terpuruk. Ia mengajarkan cara untuk menjadikan penderitaan dan pengalaman buruk sebagai batu-batu lompatan untuk meraih sukses. Mungkin tak ada orang yang berkata, “Aku menyukai penderitaan dan pengalaman buruk,” namun banyak orang berkata bahwa perolehan, manfaat dan keuntungan terbesar yang pernah mereka dapatkan berasal dari penderitaan dan pengalaman terburuk yang pernah mereka alami.

Jangan biarkan penderitaan dan kesulitan-kesulitan hidup membuatmu jadi pahit, namun ini semua pantas membuatmu jadi orang yang lebih baik. Jangan ini membuatmu “bitter” namun jadikan ini semua membuatmu “better.” Jangan kamu membiarkan ini membatasi dirimu, namun buatlah ini malah membuatmu bertumbuh. Sayangnya, tidak semua orang bisa meresponi penderitaan, kesulitan dan kesusahan hidup, serta pengalaman buruk dengan baik.

Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa mengubah penderitaan dan pengalaman buruk menjadi suatu keuntungan? Simak advis dan pedoman luar biasa dari John Maxwell berikut ini:

1. Anutlah sikap yang positif terhadap kehidupan. 

Sikap yang kita anut terhadap kehidupan mencerminkan kerangka pikir atau mindset kita: sikap-sikap, nilai-nilai, anggapan-anggapan, pengharapan-pengharapan yang kita miliki terhadap diri sendiri, orang lain dan dunia pada umumnya. Sikap seseorang terhadap kehidupan akan mempengaruhi cara pandangnya terhadap segala sesuatu. Ini membuat seseorang optimis atau pesimis; periang atau pemurung; mudah percaya atau mudah curiga; bersahabat atau menarik diri; pemberani atau penakut; murah hati atau pelit; mengutamakan orang lain atau egois. Jika kamu menganut sikap yang positif terhadap kehidupan, ini akan memudahkan kamu untuk menjadikan penderitaan dan pengalaman buruk, untuk membuatmu bertumbuh.

Penulis kenamaan dan sekaligus seorang pelopor di bidang terapi keluarga, Virginia Satir, mengatakan, “Kehidupan memang tidak selalu berjalan seperti yang semestinya. Begitulah kehidupan. Caramu untuk coping dan menyikapinya itulah yang menentukan.” Kamu memang tidak selalu bisa mengendalikan apa yang terjadi pada hidupmu, namun kamu selalu bisa mengendalikan bagaimana meresponi dan menyikapinya. Kamu bisa memilih untuk mengatasi penderitaan dan pengalaman buruk, dan tidak membiarkan itu mengecilkan nilai dirimu dan merusak nilai-nilai yang kamu yakini. Kamu selalu bisa menemukan dan belajar sesuatu yang positif dari penderitaan dan pengalaman buruk apa pun yang kamu alami. 

Daripada membiarkan penderitaan dan pengalaman buruk membuatmu marah dan patah semangat, gunakan kreativitasmu dalam memandang dan menemukan makna darinya.

Dengan menganut sikap seperti ini, kehidupan jadi lebih terasa lebih layak dijalani dan menjadi sebuah pengalaman belajar yang tak kenal henti.

2. Rengkuhlah nilai-nilai positif yang terkandung dalam penderitaan dan pengalaman buruk. 

Memang jauh lebih mudah untuk melihat sesuatu yang positif dalam pengalaman buruk, lama setelah itu kejadiannya lewat. Lebih sulit menghadapi penderitaan dan pengalaman buruk dengan mindset tetap positif, saat itu semua sedang terjadi. Namun jika kamu bisa melakukannya, kamu bisa belajar lebih cepat darinya.

Dimana tidak ada kesulitan dan perjuangan, tidak terjadi kemajuan. Mau tak mau, kamu akhirnya harus menghadapi kesulitan, kamu tak punya pilihan disini. Tapi kamu punya pilihan, apakah kamu mau belajar darinya. Setiap penderitaan, pengalaman buruk dan kesusahan menyediakan peluang untuk belajar. Maka, sikapi semua itu sebagai peluang positif.

3. Adakan perubahan-perubahan positif setelah kamu belajar dari pengalaman buruk.
Novelis bernama James Baldwin pernah berkomentar, “Tidak semua hal yang harus dihadapi itu bisa diubah. Namun tak ada yang bisa diubah sampai itu dihadapi.” Kerapkali kita harus menderita dan mengalami kejadian buruk terlebih dulu, sebelum kita mau menghadapi dan mengadakan perubahan-perubahan yang memang perlu kita lakukan. Ini memberi kita kesempatan untuk mengubah arah hidup kita. Sebuah kelokan di jalanan tidak akan berakhir dengan musibah kecuali kamu gagal mengubah arah kemudi.

Banyak orang lebih didorong oleh perasaan agar mau berubah. Mereka tidak “memikirkan” perubahan-perubahan yang harus mereka lakukan, namun mereka “merasa” harus berubah jika tidak mau keadaan menjadi lebih buruk lagi. Inti dari sebuah perubahan teletak pada perasaan.

Saat sebuah pengalaman buruk memicu perasaan negatif yang kuat dalam diri kita, kita entah akan menghadapi perasaan itu dan berusaha berubah, atau kita berusaha lari dan mengabaikan perasaan itu. Ini adalah respons bertempur atau lari (fight or flight response). Maka, kita harus melatih diri kita untuk memperjuangkan dan mengusahakan perubahan-perubahan positif. Dengan cara bagaimana, dengan cara mengingat dan sadar bahwa jika kita tetap memilih untuk tidak berubah, maka ini akan mengarah pada penderitaan lebih besar lagi.

Lain kali kamu menderita dan terkena pengalaman buruk, ingatlah dan sadarlah selalu bahwa ini adalah kesempatan untuk berubah dan bertumbuh. Ini akan ditentukan oleh bagaimana reaksimu terhadap penderitaan dan pengalaman buruk itu, dan perubahan-perubahan yang kamu adakan karenanya. Biarkan perasaan negatif menjadi pendorongmu untuk berubah, lalu pikirkan bagaimana perubahan yang harus kamu adakan, lalu take action wujudkan perubahan itu.

4. Embanlah tanggung-jawab untuk hidupmu. 

Tadi sudah dikatakan bahwa penderitaan serta pengalaman buruk tidak perlu menjadi penentu nilai dirimu. Tidak menentukan siapa dirimu dan mengubah nilai-nilai yang kamu pegang. Namun disisi lain, kamu perlu mengemban tanggung jawab untuk hidupmu dan pilihan-pilihan yang kamu ambil. Seorang psikiater bernama Frederic Flach and psikolog bernama Julius Segal, menyatakan bahwa orang-orang yang terkena pengalaman buuk dan musibah ada sebagian yang menolak untuk memandang diri mereka sebagai “korban” dan mereka memikul tanggung jawab untuk move on melanjutkan hidup mereka.

Mereka tidak berkata, “Apa yang telah menimpaku adalah tragedi yang paling buruk dan aku tak akan pernah bisa bebas dari efeknya.” Namun mereka berkata, “Itu memang kejadian dan pengalaman buruk, tapi ada orang yang nasibnya lebih buruk lagi. Maka aku tidak akan menyerah.” Mereka tidak membiarkan diri mereka hanyut dalam sikap mengasihani diri sendiri. Mereka tidak bertanya, “Kenapa itu terjadi padaku?” – “Why me?” dan untung saja tidak, karena selangkah lebih jauh dari “Kenapa saya?” – “Why me?” adalah “Woe me..” – “Celakalah saya…”

Kamu sulit bertumbuh dalam area apa saja jika kamu tidak mau bertanggung jawab untuk dirimu dan hidupmu. Apa pun yang telah kamu alami, atau sedang kamu alami sekarang, - selalu mengandung peluang untuk pertumbuhan. Memang seringkali sangat sulit untuk melihat peluang ini saat kamu sedang ditengah penderitaan dan pengalaman buruk, namun sebenarnya peluang itu tetap ada. Maka, jangan cuma berusaha melihat peluang itu, namun kejarlah dan usahakan itu.

Nah, sekarang kamu sudah melihat poin-poin advis bagaimana kamu bisa mengubah penderitaan dan pengalaman buruk menjadi keuntungan. Sekarang kita akan merangkum semuanya untuk agar semakin memudahkan kamu maju.

1. Periksalah bagaimana sikapmu terhadap penderitaan dan pengalaman buruk, hingga sekarang ini. Berdasarkan sejarah masa lalumu, manakah pernyataan-pernyataan dibawah ini yang paling mencerminkan sikapmu pada kegagalan, tragedi, musibah, masalah, kesulitan, kesusahan dan tantangan hidup yang telah membuatmu menderita?
- Aku melakukan apa saja dan semua kemungkinan demi menghindari penderitaan, dengan harga berapa saja.
- Aku tahu bahwa penderitaan itu memang tak bisa dihindari, tapi aku berusaha mengabaikannya atau mem-blokirnya dari pikiranku.
- Aku tahu bahwa penderitaan memang dialami oleh semua orang, maka aku hanya memikulnya membiarkannya dan menjalaninya dan merasakannya saat itu terjadi.
- Aku tidak menyukai penderitaan, tapi aku berusaha tetap positif saat itu terjadi.
- Aku mengolah emosi dan penderitaan yang disebabkan oleh pengalaman buruk, dan berusaha menemukan pelajaran dibaliknya.
- Aku mengolah penderitaanku, menemukan pelajaran, dan sebagai hasilnya aku secara proaktif mengadakan perubahan-perubahan.

Sasaranmu adalah bergerak dari posisi di mana kamu ada di atas, menuju ke posisi dimana kamu mengadakan perubahan-perubahan positif.

2. Gunakan penderitaan dan pengalaman buruk untuk memicu dan melatih kreativitasmu. Berikut ini langkah-langkahnya:
- Definisikah masalahnya.
- Pahami dan mengerti emosi dan perasan yang kamu alami.
- Jabarkan pelajaran yang kamu peroleh dalam kata-kata. Tuliskan bila perlu.
- Kenali dan sadari perubahan-perubahan yang perlu kamu adakan.
- Lakukan brainstorming bagaimana caranya melakukan perubahan-perubahan itu.
- Terimalah masukan-masukan dan saran-saran dari orang lain.
- Terapkan langkah dan arah tindakan.

Jika kamu selalu melakukan hal yang sama, kamu juga akan selalu memperoleh hasil yang sama. Jika kamu ingin hasil yang berbeda dan sampai di tempat yang berbeda, kamu harus menempuh jalan lain dan melakukan hal yang berbeda.

3. Wawasan dan pelajaran apa pun yang kamu peroleh, betapa pun itu berharga, tidak banyak bernilai kecuali itu mengarah pada perubahan-perubahan yang akan kamu adakan, berdasarkan pelajaran-pelajaran yang kamu peroleh.

Luangkan waktu untuk mengingat 5 pengalaman buruk yang pernah kamu alami dalam hidupmu. Tuliskan kelima pengalaman itu, dan pelajaran-pelajaran apa saja yang kamu petik. Lalu adakah evaluasi apakah kamu mau mengadakan perubahan-perubahan berdasarkan pelajaran-pelajaran yang telah kamu peroleh. Lalu adakan penilaian seberapa baik kamu mengimplementasikan dan menerapkan perubahan-perubahan itu kedalam hidupmu.

Dalam setiap pengalaman buruk yang kamu tulis tadi, berilah nilai pada dirimu sendiri, seberapa baik kamu menanganinya dan mengolahnya, A sampai F. Jika nilaimu masih belum A atau B, kamu dapat menggunakan poin-poin di atas untuk memandumu dan meningkatkan dirimu dalam proses pengolahan.

Semoga artikel ini bisa membantumu untuk bertumbuh menjadi orang yang lebih baik dengan potensi yang berkembang maksimal. Semoga kamu bisa mengalami kehidupan yang lebih layak dijalani. Dan semoga kamu semakin bersemangat untuk menghadapi kehidupan dan menjadi seorang pembelajar seumur hidup.

Dialihbahasakan & dikembangkan oleh Boni Sindyarta

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Be the best you can be and reach your full potential…!!

No comments:

Post a Comment