Tuesday, January 7, 2020

10 Tanda Kamu Membina Relasi yang Sehat dengan Pasangan




Kita semua mendambakan relasi yang bahagia dan penuh makna dengan pasangan kita. Namun sayangnya, itu lebih mudah dibayangkan ketimbang terwujud menjadi kenyataan. Dunia jaman kini penuh dengan kepura-puraan. Mulai semenjak kita berpacaran, kita terbiasa berpura-pura terhadap pasangan atau pacar. Bahkan kita mungkin sudah banyak gonta-ganti pacar. Kita merasa tak menemukan pasangan ideal. Yah, pasangan sempurna memang tak ada, yang bisa kita usahakan yakni membina relasi yang sehat dengan pasangan kita saat ini, sukur-sukur itu memang pacar atau pasangan yang telah Tuhan pilih untuk kita. 

Yuk, kita coba kulik 10 tanda relasi dengan pasanganmu itu sehat, dan jika masih banyak tanda-tanda ini belum ada, kerahkan usaha bersama demi kesehatan psikologis kalian berdua...

Satu: kalian berdua saling terbuka dalam berkomunikasi. Transparansi adalah kunci dari komunikasi yang sehat dengan pasangan. Kalian berdua harus saling bisa terbuka tentang kebutuhan dan kepentingan. Perlu adanya empati dan pengertian terhadap satu sama lain. Bahasa tubuh yang menunjukkan keterbukaan dan penerimaan sangatlah penting. Juga kesediaan mendengarkan pihak lain secara serius. Dan bertutur kata sopan. Tiga kata ajaib dalam relasi harmonis adalah: tolong, maaf dan terima kasih. Saling menghargai impian dan aspirasi satu sama lain.

Dua: kalian berdua bisa berdebat secara sehat. Ya, relasi yang sehat bukan artinya kamu berdua selalu rukun dan tidak pernah bertengkar sama sekali. Hanya saja, dalam bertengkar jangan menggunakan bahasa kasar yang merendahkan pihak lain. Masing-masing pihak harus tetap sadar bahwa dirinya setara dengan pihak lain. Menggunakan kata-kata sarkastis, agresif bahkan ancaman sangatlah merusak kualitas relasi. Pihak yang bersalah perlu minta maaf dengan tulus dan berniat memperbaiki. Masing-masing pihak mengemukakan sudut pandangnya sambil berusaha menghargai dan mengerti sudut pandang pihak lain. Sebisa mungkin jangan memendam kemarahan, kedongkolan dan kekecewaan. Ini tidak baik untuk kesehatan emosional jangka panjang setiap pihak.

Tiga: bisa menjaga privasi relasi kalian di hadapan publik. Kita biasanya mencari dukungan dan nasehat dari teman atau kerabat saat terjadi konflik relasi dengan pasangan. Namun terlalu mengumbar hal-hal pribadi dengan pasangan pada orang lain hanya akan merugikan kalian sendiri. Setiap orang butuh privasi dimana dirinya merasa aman, termasuk dalam urusan relasi dengan pasangan. Ungkapkan hal-hal privasi jika ini memang perlu dalam upaya mencari solusi. Jangan mengungkapnya hanya demi kesenangan dan memuaskan kebutuhan untuk dapat perhatian banyak orang. Memilah mana yang perlu dan tidak perlu diungkapkan memang butuh kedewasaan dan ini bisa membantu dirimu sendiri dalam relasi jangka panjang dengan pasangan.

Empat: kalian tidak memendam kedongkolan, amarah dan kepahitan terhadap satu sama lain. Semakin kamu mengenal pasanganmu, semakin kamu akan melihat kekurangannya dan hal-hal yang bisa membuatmu marah dan kecewa. Pengampunan adalah unsur kunci dalam relasi yang sehat dengan pasangan. Tanpa pengampunan relasi kalian tak akan bisa bertahan tetap sehat. Belajarlah untuk memaafkan, merelakan dan melepaskan. Dasar yang kokoh dalam relasi dengan pasangan adalah kasih dan pengampunan. Banyak-banyaklah memaafkan, dan cepatlah memaafkan jangan dipendam lama-lama karena ini bagai racun bagi relasi kalian.

Lima: kalian berdua punya harapan realistis pada satu sama lain. Banyak terjadi, seseorang merasa kecewa dengan pasangannya setelah mereka menikah beberapa lama. Ini karena tadinya ia punya pengharapan tertentu pada pasangan yang ternyata gagal dipenuhi atau memang ini tak realistis. Sebaiknya sebelum menikah kalian saling mengemukakan harapan terhadap satu sama lain secara terbuka, agar terhindar dari kekecewaan dikemudian hari. Pernikahan ideal bagai di surga memang tak ada di dunia. Kita tidak menikah dengan pasangan yang sempurna. Diri kita juga tidak sempurna. Maka, belajarlah untuk mengenal dan menerima pasangan apa adanya dan miliki pengharapan yang wajar. Terus bermimpi pasangan kita memenuhi gambaran ideal hanya akan membuahkan kekecewaan berlarut-larut dan sungguh merusak kesehatan psikologis kalian berdua.

Enam: masing-masing bisa meluangkan waktu untuk diri sendiri dan mengambil jarak. Relasi yang sehat memerlukan masing-masing pihak tidak kehilangan individualitasnya dan punya waktu untuk dirinya sendiri. Sungguh menyehatkan jika kamu menekuni suatu kegiatan dan minat secara mandiri tanpa pasangan banyak campur tangan. Punya lingkaran sosial sendiri diluar pasangan juga menyehatkan. Masing-masing pihak harus merasa bebas tanpa takut pihak lain jadi iri atau marah.

Tujuh: kalian saling percaya satu sama lain. Ini sangat penting. Bagaimana relasi bisa damai dan tenang jika salah satu atau kedua pihak menaruh kecurigaan pada yang lain. Rasa aman sangat penting bagi kesehatan emosi dalam relasi. Rasa saling percaya juga artinya bisa menghormati keputusan pihak lain yang terkadang perlu ia putuskan sendiri tanpa diskusi dengan pasangan. Terlalu mengawasi pihak lain bisa menandakan sikap dependen dan kurang percaya. 

Delapan: kalian berdua menikmati waktu luang bersama atau melakukan kegiatan bersama. Meski masing-masing punya individulitas sendiri, adanya minat dan hobi bersama bisa menyehatkan relasi. Mis. kalian berdua pergi ke pantai dan membicarakan rencana, harapan dan impian kalian ke depan. Kalian saling ungkapkan apa yang dirasa dan dialami dalam relasi selama ini. Juga melakukan kegiatan bersama seperti membersihkan rumah dan melakukan kegiatan sosial bersama termasuk menjadi relawan untuk organisasi kemanusiaan bisa menyehatkan dan mempererat relasi. Jangan jadikan ini sebagai keharusan, tapi cara untuk having fun bersama dan menikmati hidup.

Sembilan: kalian berdua bisa bersahabat dan menikmati kehadiran satu sama lain. Unsur chemistry sangat berperan disini. Apa kamu merasa nyaman hadir dekat pasanganmu? Apa kamu bisa having dan enjoy bersama secara alami tanpa perlu banyak diusahakan. Seperti hubungan sahabat, relasi yang sehat dengan pasangan artinya kamu bisa bicara apa saja dengan nyaman tanpa takut dihakimi. Kalian bisa saling curhat dan saling dukung. Kalian bisa tertawa bersama dan saling mengikuti keinginan yang lain tanpa paksaan. Semestinya orang yang paling dekat denganmu di dunia dan kamu paling nyaman di dekatnya adalah pasanganmu sendiri.

Sepuluh: kalian berdua bisa berembug untuk mencari jalan keluar bersama. Sikap mau menang sendiri dan mau pegang kendali sangatlah tidak menyehatkan. Masing-masing pihak harus mau saling mengalah dan mencari solusi bersama. Kunci lain dari relasi yang sehat adalah sejauh mana kalian bisa menyatukan hati dan pikiran dalam mencari solusi dan memutuskan sesuatu. Dalam kehidupan akan terjadi banyak masalah dan banyak keputusan harus diambil, bagaimana kalian berembug dan berkolaborasi untuk mencari jalan bersama menentukan kualitas kehidupan sehari-hari. Sinergi bisa tercipta jika masing-masing tidak mengutamakan ego pribadi dan tidak begitu mempersoalkan kekurangan dan kesalahan pihak lain demi mencari jalan tengah.

Pasangan adalah orang terdekat yang bersedia hadir dan mendukungmu di saat-saat terberat. Pasangan adalah orang yang paling setia dan bisa menerima kekuranganmu. Saat kamu menutup mata kelak, wajah orang terakhir yang kamu tatap adalah wajah pasanganmu. Maka, relasi yang perlu kamu paling perjuangan adalah relasi dengan pasanganmu, jadikanlah itu relasi yang sehat dan bermakna...

Penulis: Boni Sindyarta

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Menginspirasi, mendidik dan menghibur…

Sumber: 12 Signs You’re in a Healthy Relationship – Pscyh2Go – YouTube Channel

No comments:

Post a Comment