Friday, January 18, 2019

10 Kiat untuk Mengembangkan Mentalitas Sukses dengan "Growth Mindset"




Apakah kamu kerap mencoba hal-hal baru dan memasuki wilayah yang belum kamu kenal? Memasuki bidang-bidang yang masih asing, untuk mengembangkan diri? Atau kamu kekeh dan hanya mau berpegang pada apa yang kamu tahu selama ini...Jawabanmu pada pernyataan ini mengungkap mindsetmu. Ini mengungkap pola pikirmu. Jika kamu menganut “fixed mindset,” kamu berpikir bahwa kamu hebat atau lemah di suatu bidang. Kamu percaya bahwa kamu punya taraf kepandaian dan bakat-bakat (talenta) yang sudah menetap. Dan kamu tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengembangkannya. Berapa pun banyaknya usaha yang kamu kerahkan, kamu tetap tak bisa mengembangkannya. Kamu percaya bahwa usahamu sia-sia saja. Dan jika kamu memang mencoba berusaha menguasai ketrampilan atau mengerjakan tugas tertentu, namun mengalami kegagalan, kamu pikir itu sudah final dan tidak ada gunanya mencoba lagi.

Jika kamu menganut “fixed mindset,” kamu cenderung menghindari tantangan, karena takut gagal. Dan jika kamu gagal, kamu menganggap itu menunjukkan kepandaian dan kemampuanmu memang kurang. Kamu percaya bahwa dirimu ditentukan oleh kegagalan. Kamu percaya bahwa kegagalan mendefinisikan siapa dirimu. Maka, kamu berpikir tak ada gunanya lagi mencoba dan berusaha. Kamu kekeh berpegang pada apa yang kamu tahu agar kepercayaan dirimu tak goyah.

Kamu memandang kesalahan dan menerima kritik atau umpan balik negatif sebagai hal yang buruk. Ini cuma menyingkap cacat dan kekuranganmu sebagai pribadi. Kamu mencoba menyembunyikan cacat dan kekuranganmu. Kamu cenderung memandang itu sebagai kegagalan. Menganut “fixed mindset” kerap menghalangi kamu untuk belajar mengembangkan ketrampilan dan kemampuan baru yang bisa memberimu kepuasan dan pencapaian dalam hidup.

Sebaliknya, jika kamu menganut “growth mindset,” kamu percaya bahwa talenta-talentamu dapat dikembangkan lewat kerja keras, belajar dan bersedia menerima umpan balik. Kamu percaya bahwa kamu bisa meningkatkan kemampuan di segala bidang, karena ini ditentukan oleh tindakan dan usaha. Dengan “growth mindset” kamu percaya bahwa untuk bertumbuh memang butuh usaha. Juga untuk menguasai ketrampilan baru. Semakin banyak usaha kamu kerahkan, semakin ini mendekatkan kamu untuk memahiri suatu ketrampilan. Jika kamu melakukan kesalahan sepanjang perjalanan, kamu mau belajar dari kesalahanmu. Bagimu, melakukan kesalahan adalah bagian penting dalam proses belajar. Dan ini justru pertanda bahwa kamu telah berusaha.

Kamu percaya bahwa kegagalan hanya kemunduran sementara. Maka kamu terus berusaha maju menghadapi tantangan, karena kamu percaya itu akan meningkatkan performamu. Dengan menganut “growth mindset” kamu bersedia menerima umpan balik dari orang lain, karena kamu tahu itu bisa membantu meningkatkan kemampuan. Kamu tidak menerima kritik sebagai serangan yang ditujukan pada dirimu sebagai pribadi, namun lebih berhubungan dengan kemampuanmu saat ini. Maka, kamu percaya bahwa semakin banyak umpan balik yang kamu peroleh, semakin baik pula kamu jadinya. Dengan “growth mindset” kamu lebih banyak meraih sesuatu dibanding dengan “fixed mindset” karena kamu tidak begitu mengkhawatirkan kegagalan namun lebih fokus untuk mengerahkan upaya untuk belajar dan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru.

Dan yang lebih penting lagi, kamu lebih punya peluang untuk mengembangkan potensimu secara maksimal.

Sebagian besar orang lebih condong ke salah satu mindset. Namun sebenarnya kita mungkin punya campuran dari keduanya. Kamu bisa punya “growth mindset” dalam hal kepandaian, namun “fixed mindset” dalam hal kepribadian. Atau sebaliknya. Dan dalam berbagai situasi, mindset-mu bisa berubah.

Kabar baiknya adalah: kamu punya pilihan. Mindset hanya serangkaian keyakinan. Ini keyakinan-keyakinan yang powerful, namun hanya ada di pikiranmu. Kamu bisa mengubah pikiranmu kapan saja. Hebatnya lagi, meski kamu sudah menginjak usia dewasa namun tidak ada kata terlambat untuk mulai.

Simak kunci-kunci untuk mengembangkan “growth mindset” demi perkembangan dan keberhasilanmu.

1. Belajarlah tentang “Plastisitas Otak.” Jika kamu percaya bahwa kamu punya “fixed mindset,” maka langkah pertama untuk beralih ke “growth mindset” adalah belajar tentang itu. Menyadari dan mempelajari kemampuan otakmu sendiri akan memberimu keyakinan dan dukungan yang kamu butuhkan untuk berusaha sebaik mungkin. Untuk mengerahkan usaha maksimal. Percaya bahwa kamu bisa mencapai sasaranmu akan memperbesar kemungkinanmu untuk sukses. Otakmu akan membentuk koneksi-koneksi baru untuk mengadakan penyesuaian saat kamu dihadapkan pada situasi-situasi baru dan lingkungan-lingkungan baru. Saat kamu beralih dari “fixed mindset” ke “growth mindset.”

Neuroplastisitas mengajarkan bahwa otakmu dapat ditata ulang dan dilatih ulang, maka ini menunjukkan bahwa selalu ada ruang bagi pertumbuhan dan perbaikan. Saat kamu sadar bahwa otakmu senantiasa berubah, kamu lebih mudah beradaptasi dalam menghadapi tantangan dan maju, serta untuk menganut “growth mindset.”

2. Tumbuhkan rasa ingin tahu. Penting disadari bahwa di abad informasi saat ini, pengetahuan tersedia untuk siapa saja. Satu-satunya batasan adalah batasan yang kamu kenakan bahkan paksakan pada dirimu sendiri.

Luangkan waktu setiap hari untuk mencari informasi baru di bidang yang menjadi passion-mu. Internet adalah perangkat yang sangat berguna. Juga lingkungan sekitarmu. Mulailah mengembangkan rasa ingin tahu seperti anak kecil. Jangan takut bertanya. Setiap jawaban adalah langkah menuju perbaikan dan pertumbuhan.

3. Prioritaskan belajar dibanding memperoleh pengakuan. Jika kamu lebih mementingkan memperoleh pengakuan dan penghargaan dari orang ketimbang untuk belajar hal-hal baru, kamu merugikan perkembangan potensimu sendiri. Jangan peduli pada apa yang dipikirkan orang lain tentangmu, namun fokuslah untuk mengembangkan dan memajukan dirimu demi dirimu sendiri.

4. Tumbuhkan rasa akan tujuan (sense of purpose). Agar bisa menganut “growth mindset” kamu perlu melihat tujuan jangka panjang atau tujuan hidup (life purpose). Miliki gambaran besarnya (big picture). Tanyakan pada diri sendiri secara berkala, “Apa alasanku melakukan apa yang kukerjakan sekarang ini? Apa alasanku melakukannya?”Apa kamu melakukannya karena kamu merasa enjoy melakukannya? Apa ini bagian dari sasaran lebih besar? Selalu miliki alasan dan tujuan yang jelas dalam mengerjakan sesuatu. Dengan cara ini, kamu selalu punya motivasi untuk terus maju.

5. Tetapkan sasaran yang tinggi dan siap menghadapi tantangan-tantangan berat. Jangan berusaha untuk mengungguli orang lain, namun berusaha untuk mengungguli dirimu yang sudah-sudah. Dirimu yang kemarin. Selalu ada ruang bagi perbaikan dan peningkatan. Maka jangan berhenti setelah kamu berhasil mengatasi satu tantangan. Namun tetapkan sasaran lebih tinggi lain kali, dan jangan takut menetapkan sasaran terlalu tinggi. Orang yang punya “growth mindset” tidak takut gagal. Mereka melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar sesuatu yang baru. Dan mencoba jalan dan cara lain. Melakukan kesalahan tidak akan mengurangi kemampuanmu. Pada akhirnya, tidak berusaha sama sekali dan tidak melakukan apa-apa jauh lebih buruk dibanding berusaha namun gagal.

6. Kembangkan kegigihan (grit). Agar bisa meraih sasaran jangka panjang, kamu perlu punya ketekunan dan kegigihan. Rasa frustrasi bisa membuatmu menyerah padahal kamu masih jauh dari tujuan. Tapi jangan lupa bahwa rancangan alami dirimu adalah untuk berkembang. Kamu harus melatih dirimu untuk tidak fokus pada apa yang terjadi “padamu,” namun fokus pada apa yang terjadi “bagimu.”Dengan kata lain mau melihat apa yang bisa kamu pelajari dan sesuatu yang baik dan positif yang keluar dari setiap kejadian, bahkan kejadian buruk. Tidak lagi memandang diri sebagai korban. Disiplinkan dirimu untuk melihat apa yang ditambahkan lewat tantangan-tantanganmu dan bukan “apa yang diambil dan dihilangkan” olehnya. Dengan cara ini kamu tidak memandang kemunduran-kemunduran sebagai sesuatu yang menghalangi kemajuanmu secara permanen. Jika kamu melihat kemunduran sebagai bersifat sementara, kamu bisa menggunakannya untuk menguatkan dan memberdayakan dirimu.

7. Terimalah umpan balik. Semakin kamu terbuka untuk menerima umpan balik, semakin kamu meningkatkan peluangmu untuk berhasil. Umpan balik yang efektif dan diberikan di saat yang tepat adalah komponen penting untuk sukses. Dan ini harus digunakan berdampingan dengan penetapan sasaran. Umpan balik seperti ini bisa membantumu untuk menentukan kapan dan di mana kamu perlu mengadakan perbaikan. Dan di area-area mana saja kamu sudah oke. Umpan balik sangat membantu untuk tahu mana yang bisa bekerja dan mana yang tidak. Manfaat dari menerima umpan balik adalah membantumu meningkatkan performa.

8. Belajar dari kesalahan orang lain. Ini bukan artinya kamu selalu membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain. Namun untuk mengerti bahwa orang lain juga punya kelemahan-kelemahan, sama seperti kamu.  Saat kamu melihat orang melakukan kesalahan dan bagaimana semestinya mereka tidak melakukannya, simpanlah informasi ini untuk masa depan, saat kamu ada dalam situasi serupa. Kamu juga bisa menempatkan dirimu dalam situasi mereka dan membayangkan kamu yang berbuat salah, untuk lebih mengalami langsung efek belajarnya.

9. Menjadi seorang pembelajar seumur hidup.  Orang-orang dengan “growth mindset” selalu bisa menciptakan dan menetapkan sasaran-sasaran baru. Sehingga mereka terus termotivasi dan tertarik pada topik-topik yang ingin mereka pelajari. Belajar tak akan ada habisnya karena selalu ada sasaran berikutnya untuk diraih. Atau riset berikutnya untuk dilakukan. Kunci pertumbuhan dan keberhasilan di bidang mana pun adalah menjadi pembelajar di bidang tersebut. Bukan cuma pelajar biasa, namun pelajar yang ingin tahu, tertarik dan terobsesi pada topik tersebut. Kamu perlu jadi terobsesi pada suatu topik jika ingin beralih dari seorang pelajar menjadi seorang pakar. Ingat, orang-orang sukses tak pernah berhenti belajar, dan oleh karenanya mereka tak pernah berhenti bertumbuh.

10. Rayakan keberhasilan orang lain. Bagaimana kamu meresponi keberhasilan orang lain, meski saat itu keadaan sedang tidak berjalan begitu baik untukmu adalah indikator dari kedewasaan dan keyakinanmu pada diri sendiri. Agar pendakian meraih sukses bisa dinikmati, kamu jangan merasa iri dan terintimidasi oleh orang lain. Kamu perlu ikut gembira dan bahagia secara tulus untuk keberhasilan orang lain. Dan memberi mereka ucapan selamat secara tulus. Ini akan menciptakan atmosfir bagi orang lain untuk juga ikut senang pada keberhasilanmu.

Agar bisa menganut “growth mindset” kamu perlu mengubah keyakinan-keyakinanmu tentang apa yang bisa kamu lakukan. Jangan pecaya pada keyakinan bahwa kamu terlahir dengan semua bakat dan kemampuan yang tidak bisa dikembangkan lagi. Sadari bahwa kamu bisa memilih. Bagaimana kamu menafsirkan dan meresponi tantangan, kemuduran dan kritik adalah soal pilihan. 


Kamu bisa menafsirkan dan meresponinya dengan “fixed mindset.” Meyakini bahwa bakat, talenta dan kemampuanmu memang kurang dan tak pernah cukup. Atau kamu bisa menafsirkan dan meresponinya dengan “growth mindset,” dengan meyakini bahwa kamu perlu mengubah dan menata ulang strategi serta berusaha lebih keras. Merentangkan kemampuanmu lebih jauh lagi. Pilihan ada di tanganmu.

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

For more information & benefit, please visit us at www.house-of-the-light.com


 

No comments:

Post a Comment