Saturday, February 23, 2019

12 Cara Sederhana Mendeteksi Kebohongan Orang



Berbohong adalah bagian dari pembawaan alami manusia. Kita semua pasti pernah berbohong dan dibohongi. Namun untuk menangkap saat orang berbohong padamu tidak selalu mudah. Dari tanda-tanda bahasa tubuh yang terselubung dapat membantu kita mendeteksi saat seseorang berbohong pada kita.
 

Simak 12 faktor yang bisa membongkar seorang pembohong bahkan yang paling berpengalaman sekalipun.

1. Ada jeda panjang antar kalimat. Seorang pembohong biasanya mengalami keraguan lebih besar dalam suatu percakapan normal. Adanya jeda sebelum mengucapkan kalimat biasanya menandakan orang berbohong. Ia berpikir bagaimana cara sebaik mungkin menutupi kebohongannya. Jika seseorang biasanya fasih dan lancar bicara namun sekarang mengadakan jeda sebelum bicara, ini bisa menjadi tanda. Jika orang biasanya bicara tanpa berpikir namun sekarang harus berpikir sebelum bicara, maka kemungkinan ia sedang berusaha menyusun kebohongan. Kebohongan lebih sulit disusun dibanding kebenaran, maka terjadi jeda. Seseorang berusaha mencari waktu untuk menyusun kebohongan.

2. Perubahan dalam intonasi suara dan kecepatan bicara. Perubahan intonasi suara dapat membongkar kebohongan lebih cepat. Saat orang berbohong, intonasi suaranya cenderung meninggi. Jika kamu menangkap orang bicara seolah dengan tempo dipercepat, seolah menekan tombol fast forward di tape recorder, ini bisa jadi pertanda. Ini menandakan seseorang ingin bicara secepat mungkin agar tak ketahuan. Semakin rumit kebohongannya, semakin otak butuh waktu untuk menyusun kebohongan. Orang bicara cepat sambil otaknya berusaha menyusun kebohongan.

3. Kontak mata. Banyak yang mengira bahwa seorang yang berbohong biasanya menghindari kontak mata. Namun seorang pembohong biasanya malah menjalin kontak mata lebih lama dibanding orang bukan pembohong. Ini ia lakukan karena berusaha meyakinkan kamu tentang kejujurannya. Orang biasanya menjalin kontak mata antara 3 sampai 5 detik dalam percakapan sehari-hari. Namun jika durasinya lebih lama dari ini, dia bisa saja tertarik padamu atau berbohong padamu.

4. Ritme nafas jadi lebih cepat atau melambat. Perubahan dalam pola bernafas dapat menunjukkan bahwa orang sedang berbohong padamu. Bernafas secara mendalam menandakan adanya aktivitas lebih pada otak, yang bisa dipertalikan dengan perbuatan berbohong.

5. Keringat berlebihan. Berkeringat adalah gejala kegelisahan. Dan kegelisahan kerap mengiringi kebohongan. Saat kebohongan mereka tertangkap basah, sebagian pembohong kerap berkeringat lebih. Berkeringat di dahi juga bisa menandakan bahwa seseorang berbohong. Namun hati-hati untuk tidak melompat pada kesimpulan bahwa orang berbohong hanya dari keringat berlebihan, karena ini mungkin berhubungan dengan kondisi kesehatan mereka.

6. Senyuman palsu. Kadang-kadang kita memang harus pura-pura tersenyum untuk menyembunyikan perasaan yang sebenarnya. Kita ingin orang melihat kita gembira, padahal di balik itu kita sebenarnya tidak begitu. Ada beda antara senyuman sungguhan dan senyuman pura-pura. Senyuman sungguhan melibatkan mata dan mulut. Sedangkan senyuman palsu hanya menggunakan bibir. Jika senyuman tidak terpancar pada sorot mata, biasanya ini palsu.

7. Gestur yang bertolak belakang. Perkataan kita tak selalu sejalan dengan perbuatan kita. Kadangkala si pembohong membongkar sendiri kebohongannya karena kelakuannya bertolak belakang dengan perkataannya. Bisa terjadi si pembohong menganggukkan kepala saat ia berkata tidak. Atau pembohong juga bisa mengatakan sesuatu dengan nada ringan tentang sesuatu yang sebenarnya menghancurkan jiwanya. Saat isi kata-kata dan gestur serta isi kata-kata dan nada suara tidak cocok, maka biasanya ada kebohongan.

8. Menyentuh hidung. Kita semua pasti sudah pernah mendengar efek hidung panjang pada kisah Pinokio saat ia berbohong. Dan memang ternyata hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa hidung menjadi mekar saat orang berbohong. Ini disebabkan karena zat kimia yang dilepaskan saat orang berbohong. Ini menyebabkan rasa gatal pada hidung yang ingin digaruk oleh si pembohong.

9. Menyentuh leher atau menarik kerah baju. Ini adalah pertanda klasik dari orang yang berbohong, ini karena jaringan wajah dan leher memang peka. Saat orang berbohong ini menyebabkan rasa gatal pada area ini, maka si pembohong ingin menyentuhnya. Ini juga menyebabkan leher berkeringat. Bisa juga si pembohong menggaruk bagian leher di bawah telinga, yang dilakukan dengan jari telunjuk atau tangan kanan (tangan dominan). Ini menunjukkan rasa tidak aman, keraguan, dan ketidakpastian yang melanda pikiran seseorang yang tidak mengungkapkan seluruh kebenaran.

10. Terlalu defensif. Saat kamu mengkonfron seorang pembohong dengan fakta, ia biasanya jadi sangat defensif. Menolak untuk menjawab setiap pertanyaan dan balik bertanya, “Kenapa kamu mau tahu itu?” atau “Itu tidak penting.” Biasanya saat terpojok ia menggunakan taktik itu.

11. Mengubah topik pembicaraan. Semua orang yang berbohong merasa tak nyaman saat berbohong, meski ia seorang pembohong berpengalaman dan menampilkan ekspresi rileks. Orang yang berbohong biasanya segera mengganti topik pembicaraan dengan cepat.

12. Menutupi mulut. Ini sebenarnya adalah gerakan refleks karena orang yang berbohong sebenarnya berusaha menahan kata-kata kebohongan keluar dari mulutnya. Bisa terjadi orang menyentuh bibirnya. Seperti ketika orangtua menyuruh anaknya diam. Pada orang dewasa ini sebenarnya tanda untuk menahan kata-kata mereka.
Sekarang kamu tahu saat seseorang berbohong padamu. Dengan berlatih mengamati tanda-tanda ini kamu bisa tahu saat ada orang berbohong padamu. Semakin terampil kamu mengamati tanda-tanda ini, semakin sulit kamu dibohongi. Namun juga jangan langsung berkesimpulan bahwa seseorang sedang berbohong jika kamu melihat ada tanda-tanda ini. Jika ada beberapa dari tanda di atas muncul, kamu bisa memverifikasi perkataannya.

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat


For more information & benefit, please visit us at www.house-of-the-light.com


No comments:

Post a Comment