Friday, February 22, 2019

18 Ciri Orangtua yang Luar Biasa



Orangtua kita adalah orang pertama yang kita jumpai saat kita lahir. Mereka adalah orang terpenting dalam hidup kita. Apa pun yang kita bangun nantinya dalam kehidupan, dilandasi oleh apa yang diberikan oleh orangtua. Tugas-tugas orangtua untuk mengasuh anak adalah tugas yang tidak mudah. Ini penuh dengan tanggung jawab. Meski orangtua berusaha melakukan tugas-tugasnya dengan baik, tidak ada orangtua yang sempurna. Semua orangtua berusaha untuk menjadi orangtua yang baik.

Simak apa saja yang bisa dilakukan oleh orangtua yang baik untuk membesarkan anak-anak yang adaptif dan siap menghadapi kehidupan.

1. Mereka rukun satu sama lain. Salah satu hal terpenting yang mencirikan orangtua yang baik adalah, mereka membina interaksi yang rukun satu sama lain. Anak yang orangtuanya tidak rukun, entah itu sering bertengkar atau bahkan bercerai, akan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan dibanding anak-anak yang orangtuanya tidak sering berkonflik. Hasil-hasil penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua tunggal lebih berhasil dalam kehidupan dibanding jika dibesarkan oleh kedua orangtua yang masih lengkap namun sering bertengkar. Orangtua yang baik tahu bahwa jika mereka ingin anak mereka tumbuh dengan baik, gembira dan punya kemampuan penyesuaian diri yang baik, mereka harus mencari cara untuk membina kerukunan.

2. Mereka menunjukkan afeksi fisik. Segunung hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa anak bisa berkembang pesat jika mengalami afeksi yang cukup. Mereka yang merasa dirinya dikasihi akan punya penghayatan bahwa dirinya layak (self esteem yang baik). Sentuhan atau pelukan akan membuat anak tahu bahwa orangtuanya peduli padanya. Afeksi fisik akan mengurangi kemungkinan seorang anak jadi agresif, punya kepribadian anti sosial dan kemungkinan masalah-masalah prilaku lain. Anak remaja pria mungkin malu dengan ekspresi afeksi fisik, namun ini bisa diimbangi dengan kata-kata dukungan dan empati. Orangtua yang baik harus tahu ini.

3. Mereka mengadakan quality time bersama anak-anak. Orangtua yang baik berusaha mengadakan quality time bersama setiap anak-anaknya. Anak punya kepribadian masing-masing dan setiap anak tidak punya kebutuhan yang sama. Namun semuanya pasti memperoleh manfaat dengan quality time bersama orangtua mereka. Ini bisa berbentuk olahraga, memasak, atau mengerjakan tugas-tugas rumah tangga. Tidak ada cara yang lebih baik bagi orangtua untuk menunjukkan betapa mereka mengasihi anaknya. Pada hari-hari yang sibuk, saat mereka tidak sempat mengadakan quality time dengan masing-masing anaknya, orangtua yang baik memastikan bahwa mereka menggantikan ini di hari lain dengan interaksi lebih lama.

4. Mereka bersedia mendengarkan dan mengerti. Orangtua biasanya menghabiskan lebih banyak waktu untuk berbicara “pada” anak-anak mereka. Mengatakan mereka harus ini dan itu, namun bukan berbicara “bersama” anak-anak mereka. Kita semua ingin didengar. Kita semua ingin merasa diri kita berarti. Saat anak merasa terluka, orangtua akan menunjukkan pada mereka bahwa ini tidak apa-apa. Mereka berusaha membantu anak melewatinya. Berapa pun usia anak mereka, orangtua yang baik memastikan bahwa mereka meluangkan waktu untuk mendengarkan anak-anaknya. Mereka mau mendengarkan pikiran-pikiran, ketakutan-ketakutan dan keprihatinan-keprihatinan mereka. Jika merasa dirinya didengarkan, ini akan membantu anak untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Berani mengambil resiko dan menghadapi tantangan.

5. Mereka membimbing dan mendukung. Orangtua biasanya ingin agar anak-anaknya sukses. Mereka akan mendorong, menuntut bahkan mengancam anak agar mereka mau belajar, berprestasi di sekolah, dan di olah raga. Namun orangtua yang baik tahu bahwa menjadi “tiger mom or tiger dad” justru tidak akan memberi bimbingan dan dukungan pada anak mereka.

6. Mereka tidak menjadikan anak-anak mereka sebagai “pusat dari alam semesta.” Sebagian orangtua membiarkan kehidupan mereka “berputar” di sekitar anak-anaknya. Namun anak yang bisa mendikte orangtuanya tentang apa yang akan mereka makan untuk malam hari, dan menentukan apa acara untuk akhir pekan, artinya terlalu punya power terhadap orangtua mereka. Mereka tumbuh menjadi seorang pribadi yang terlalu berpusat pada dirinya sendiri dan merasa dirinya “entitled.”Orangtua yang baik mendorong anaknya untuk mengambil pilihan-pilihan yang baik namun tetap memelihara hirarki dan mengajarkan pada anak-anaknya tentang apa yang bisa mereka tawarkan pada dunia, yang bukan apa yang bisa mereka peroleh.

7. Mereka tak mencampuradukkan antara disiplin dan hukuman. Memberi hukuman artinya memberi anak ganjaran atas perbuatan mereka yang keliru. Namun disiplin mengajarkan anak tentang bagaimana melakukan yang lebih baik di masa depan. Meski orangtua yang baik memberi konsekuensi, sasaran mereka yang sebenarnya adalah mengajarkan pada anak untuk mengembangkan disiplin diri yang mereka butuhkan untuk mengambil pilihan-pilihan yang lebih baik di sepanjang hidup.

8. Mereka mendorong anak-anak untuk melakukan hal-hal baru. Sebagian anak tak keberatan untuk melakukan kegiatan-kegiatan baru, sedangkan yang lain tidak pernah mau ambil bagian. Banyak anak menghindari hal-hal yang mereka belum terbiasa. Mereka tidak mau mengambil resiko untuk melakukan hal-hal baru. Ini menyebabkan mereka kehilangan peluang dan membuat adanya pola-pola negatif yang terus menetap hingga usia dewasa. Orangtua mendorong anak-anaknya untuk mencoba hal-hal baru yang mendorong mereka keluar dari zona nyaman. Namun mereka memastikan bahwa mereka mendorong anak-anaknya dengan alasan yang benar. Yakni agar anak-anaknya mencoba sesuatu dan bukan ingin agar anaknya menjadi sesuatu yang bukan diri mereka.

9. Mereka melindungi, melestarikan dan mengembangkan bakat-bakat anak-anak mereka. Mengenali bakat-bakat pada anak-anak sangat penting dan sama pentingnya untuk mengembangkannya. Orangtua bisa tahu apa bakat anak lewat memberi mereka kesempatan untuk mengeksplor berbagai bidang dan mengetahui di mana kemampuan dan minat mereka. Anak-anak itu bagai spons yang menyerap perbuatan dan reaksi orang-orang disekitar mereka. Saat ada orang punya ketertarikan yang tulus pada kemampuan mereka, tidak ada batasan sampai di mana mereka bisa mengembangkan kemampuan lebih baik lagi. Orangtua yang baik mendorong dan menginspirasi anak-anaknya untuk punya percaya diri pada bakat-bakat dan talenta mereka. Mereka memberi lingkungan kondusif bagi anak-anaknya untuk mengekspresikan diri dengan bebas dan terbuka.

10. Mereka mengajar anaknya untuk berinteraksi dengan orang lain. Salah satu kemampuan terbaik yang dapat diwariskan orangtua kepada anak adalah kemampuan interaksi sosial. Ini akan mempengaruhi semua yang mereka lakukan. Pertemanan. Asmara. Dan karir. Anak yang bisa beradaptasi akan tumbuh menjadi orangtua yang bahagia, sukses dan smart. Sebuah penelitian yang berdurasi 20 tahun menemukan bahwa orangtua yang mengajarkan anak untuk berinteraksi dengan orang lain akan membantu mereka berkembang menjadi orang dewasa dengan kemampuan tinggi. Seorang anak yang bisa bersosialisasi punya peluang empat kali lebih besar untuk meraih gelar universitas saat mereka berusia 25 tahun.

11. Mereka mau mengakui kesalahan dan minta maaf. Orangtua yang baik mendorong anaknya untuk meminta maaf atas kesalahan mereka dan memperbaiki kelakuan mereka. Namun orangtua harus memberi contoh juga. Orangtua tahu bahwa mereka kadang-kadang juga berbuat salah. Mereka belajar dari situ. Dengan begitu mereka mengajarkan anaknya untuk bertanggung jawab atas perbuatan mereka.

12. Mereka memberi tanggung jawab. Memberi tanggung jawab pada anak akan meningkatkan rasa kelayakan diri mereka. Mereka tahu dengan melakukan tanggung jawab maka mereka akan memperoleh imbalan. Ini bukan cuma imbalan berupa uang, namun mereka perlu dididik untuk merawat barang-barang milik mereka. Mereka harus menghargai apa yang mereka miliki. Dan rumah adalah tempat pertama untuk memulai. Memberi anak tanggung jawab dan membantu mereka melakukannya adalah cara efektif.

13. Mereka berusaha menjadi model peran. Anak belajar dari apa yang dilakukan orangtua mereka, lebih dari apa yang dikatakan orangtua. Kadangkala orangtua memberi contoh prilaku yang kurang sehat pada anak-anaknya. Contohnya seorang ayah yang menghabiskan banyak waktu menonton televisi namun mengharuskan anaknya untuk lebih banyak membaca. Orangtua yang baik berusaha menjadi model peran yang baik. Mereka memberi contoh lewat sikap dan tindakan. Mereka mengambil kesempatan tiap hari untuk membuat anak belajar hal baru sehingga anak bisa punya kelakuan lebih baik.

14. Mereka menganut growth mindset. Pola pikir ini artinya berkeyakinan bahwa kepandaian dan kepribadian bukanlah sesuatu yang menetap namun bisa dikembangkan lewat usaha. Potensi seseorang selalu bisa dikembangkan lewat dedikasi bertahun-tahun dan kerja keras. Mengajarkan growth mindset pada anak akan memberi mereka kesempatan untuk bertumbuh dan berhasil. Orangtua yang baik mendorong pertumbuhan anaknya. Memberi kesempatan pada anaknya untuk gagal agar mereka belajar dan tidak membiarkan anaknya berpandangan bahwa potensi mereka kurang.
 
15. Berpartisipasi dalam pendidikan anak. Orangtua yang baik melakukan investasi besar pada pendidikan anak. Anak yang tahu bahwa orangtuanya berpartisipasi dalam pendidikan mereka, cenderung bekerja lebih keras. Penguat positif terjadi saat orangtua membantu anaknya belajar. Ini juga saat di mana mereka berkumpul bersama sebagai keluarga. Anak perlu tahu bahwa orangtua peduli pada pendidikan mereka dan masa depan mereka.

16. Mereka mengajarkan pondasi bagi keberhasilan. Sukses diraih lewat coba dan salah serta menghadapi tantangan. Orangtua yang baik belajar bahwa penting untuk mengajarkan pada anaknya bahwa mereka bisa bekerja keras untuk meraih sukses. Mereka juga memberi imbalan pada anak saat mereka berprestasi di sekolah dan di rumah. Percaya diri seorang anak akan tumbuh saat mereka tahu bahwa orangtua mendukung apa yang mereka lakukan. Membesarkan seorang anak yang percaya diri dengan rasa kelayakan diri yang sehat artinya realistis dan mengerti tentang kekuatan dan kelemahan mereka. Anak perlu belajar bahwa tidak semua selalu berjalan mulus dan baik. Mereka tidak selalu menjadi pemenang. Namun dengan terus berusaha dan bertekun serta gigih, mereka dapat meraih apa yang mereka inginkan.

17. Mereka mendorong anak untuk mencari jalannya sendiri. Orangtua yang baik tidak berusaha memaksakan pengharapan yang tidak cocok dengan diri anak. Mereka mendorong anaknya untuk selalu mengikuti kata hati mereka. Meski orang lain kurang bisa mengerti. Orangtua yang baik akan terus mengingatkan anak mereka bahwa masing-masing punya jalan hidup yang unik. Hanya dengan menjalani jalan hidupnya sendiri, mereka akan tahu siapa diri mereka yang sesungguhnya. Dari mana mereka dan kemana tujuan mereka.

18. Mereka melatih self-care. Orangtua yang baik tahu bahwa memprioritaskan diri pada self care adalah faktor yang penting untuk membesarkan anak yang sehat. Orangtua yang bisa mengelola stress mereka cenderung lebih rileks dan bisa berpikir lebih matang. Mereka mengajarkan anaknya bagaimana mengelola perasaan mereka secara sehat.
Menjadi orangtua adalah sebuah perjalanan yang menuntut banyak kesabaran dan pengertian, sebagian orangtua memang mengikuti teori dan panduan parenting. Lainnya lebih mengandalkan instink untuk mendidik dan mengatur kelakuan anak-anaknya. Meski perjalanan menjadi orangtua sangat ditentukan oleh tempramen dan tindakan anak, menerapkan informasi di atas tentu bisa memberi manfaat jangka panjang.

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

For more information & benefit, please visit us at www.house-of-the-light.com



No comments:

Post a Comment