Friday, February 22, 2019

Pelajaran tentang Pertumbuhan dari Tanaman



Ada 2 buah rumah yang letaknya bersebelahan satu sama lain. Kedua rumah ini dipisahkan oleh sebuah dinding beton. Di rumah pertama, hiduplah seorang pemuda. Dan di rumah kedua, hiduplah seorang pria lanjut usia yang sudah pensiun. Keduanya menanam sebuah benih tanaman yang sama di pekarangan masing-masing. Pemuda itu menyiram tanamannya dengan banyak air. Memberinya pupuk berkualitas tinggi. Sedangkan pria tua yang telah pensiun itu memberi tanamannya hanya sedikit air dan pupuk. Tanaman si pemuda tumbuh dengan subur dan daunnya lebat. Sedangkan tanaman si pria lanjut usia hanya tumbuh mendekati normal namun jauh lebih baik dibanding tanaman tetangganya.

Di suatu malam, turunlah hujan lebat. Dan angin bertiup dengan kencang dan keras. Pagi berikutnya, mereka berdua pergi ke pekarangan untuk melihat bagaimana nasib tanaman mereka. Si pemuda sangat terkejut karena tanamannya telah tercabut akarnya. Sedangkan tanaman si pria tua tetangganya, nampak tak tergoyahkan sedikitpun. Si pemuda bertanya pada tetangganya, “Mengapa tanamanku tercabut dari akarnya karena hujan lebat itu? Meski sudah kurawat dengan baik? Namun kok bisanya tanamanmu tetap kokoh dan kuat? Meski kamu hanya memberinya sedikit perawatan?”

Si tetangga menjawab, “Anak muda, kamu memasok semua yang dibutuhkan oleh tanaman ini dengan melimpah. Karena tamana ini tidak perlu melakukan apa pun. Tidak perlu berusaha untuk mencari apa yang dia butuhkan, maka akar tanaman itu tidak tumbuh dengan kuat. Tidak mengakar dalam. Aku hanya memasok tanamanku dengan air dan pupuk secukupnya saja, cuma supaya ia bisa tetap hidup. Karena itu, akarnya tak punya pilihan selain masuk makin dalam ke tanah agar ia bisa memenuhi kebutuhannya.””Karena akar tanamanmu itu sifatnya hanya di permukaan, maka angin dan hujan bisa dengan mudah merobohkannya. Namun karena akar tanamanku mengakar dengan kuat ke dalam tanah, maka ia dengan mudah dapat menahan terpaan angin dan hantaman cuaca.”

Bukankah kisah ini juga berlaku dengan cara kita mendidik anak-anak kita? Kadangkala kita bisa sangat posesif dan memperlakukan mereka overprotective. Kita terlalu care dan sayang pada mereka, sehingga meninabobokan mereka. Kita malah kurang memberi mereka ruang, fasilitas, kesempatan dan dorongan untuk bertumbuh lewat memikul tanggung jawab. Namun di lain pihak, jika kita hanya membiarkan mereka saja, tanpa dukungan dan bantuan semestinya, mereka akan mengambil keputusan yang keliru. Dan kurang dewasa.

Mengasuh dan merawat anak kita dapat dianalogikan dengan merawat tanaman. Kurang perawatan akan membuat tanaman itu mati. Namun terlalu merawatnya dan memberinya semua kebutuhan secara berlimpah akan membuatnya lemah. Butuh keseimbangan yang tepat agar anak kita tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah, dalam bentuk pengalaman, kebijaksanaan, dan kedewasaan.

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

For more information & benefit, please visit us at www.house-of-the-light.com


No comments:

Post a Comment