Monday, February 25, 2019
Ini 15 Tanda Ternyata Kamu Cukup Dewasa Dibanding Orang Kebanyakan
Kita biasanya menganggap orang yang lebih tua usianya artinya lebih dewasa. Mereka biasanya lebih punya integritas. Namun kedewasaan atau kematangan secara psikologis tidak selalu berhubungan dengan usia atau kerut merut wajah seseorang. Namun ini lebih berhubungan dengan bagaimana kamu meresponi lingkungan dan kejadian-kejadian yang datang dengan baik, efektif, dan pantas. Kedewasaan bisa membuatmu menjadi orang yang lebih baik. Lebih punya toleransi, belas kasih, pengertian dan empati pada orang lain. Simak 15 tanda berikut ini yang menunjukkan bahwa kamu lebih dewasa dibanding orang-orang di sekelilingmu.
1. Kamu tidak menyia-nyiakan waktu. Salah satu tanda paling jelas dari kedewasaan adalah kemampuan mengelola waktu dengan baik dan efektif. Kamu mengerti bahwa waktu itu berharga maka kamu tidak mau membuang-buang waktumu. Kamu juga mengerti bahwa sama pentingnya untuk menghargai waktu orang lain. Ini berlaku baik dalam lingkup personal maupun profesional.
2. Kamu bersedia mengemban tanggung-jawab. Tanggung-jawab lebih berhubungan dengan pengalaman, bukan usia. Hanya orang dewasa yang bisa mengemban tanggung-jawab. Ini adalah ciri penting yang menentukan apa seseorang itu sehat, produktif, dan bahagia. Tanpanya, kamu tidak bisa meraih kemajuan dalam kehidupan. Kamu dewasa jika mau memikul tanggung-jawab dan tidak melarikan diri darinya. Kamu tidak lagi selalu menunda-nunda mengerjakan tanggung-jawab. Kamu tahu bahwa perasaanmu jauh lebih baik jika kamu lebih mengutamakan mengerjakan apa yang menjadi tanggung-jawabmu daripada cuma duduk santai.
3. Kamu menyikapi pekerjaan dengan serius. Setiap orang punya urutan prioritasnya. Sesuai jenis pekerjaanmu, prioritas ini sifatnya menetap atau hanya temporer. Dan kamu cenderung menyikapi pekerjaanmu dengan serius. Entah pekerjaan ini kamu jalani sebagai profesi seumur hidup atau hanya kamu lakukan dalam periode tertentu untuk membayar tagihan dan biaya sekolah/kuliah. Kamu selalu berusaha sebaik mungkin. Kamu menyadari dan mengerti bahwa pekerjaan apa pun yang kamu lakukan itu penting dan bernilai. Dan ini bisa bermanfaat bagi perkembanganmu dan masa depanmu.
4. Kamu menghormati perbedaan. Kamu mengembangkan sikap penerimaan dan penghargaan pada orang-orang dan hal-hal yang berbeda dari seleramu. Mungkin kamu bersedia mencoba hal-hal atau makanan yang tidak begitu cocok dengan selera demi menghargai undangan orang, atau mencoba gaya hidup yang masih agak asing bagimu. Karena kamu berpikiran terbuka, kamu menerima bahwa orang lain itu beda dan tidak berusaha meyakinkan atau mempengaruhi mereka jadi sama denganmu.
5. Kamu menguasai seni mendengarkan. Kamu tak lagi merasa bahwa egomu harus yang selalu bersinar, menang dan unggul dalam setiap percakapan. Kamu bisa mendengarkan orang dan tidak selalu merasa perlu memotong kata-katanya sebelum ia selesai bicara. Kamu mengerti tentang nilai dari mendengarkan. Kamu tahu bahwa dengan melakukannya, kamu lebih bisa belajar banyak dibanding jika kamu yang bicara terus. Kecuali orang bertanya, kamu tidak merasa perlu bicara terus tentang dirimu. Kamu tidak selalu mencari kesempatan untuk mendapat pengakuan, pujian, penghormatan dan penerimaan orang. Kamu tahu bahwa orang tak ingin tahu tentang seluruh seluk beluk hidupmu dan dirimu.
6. Kamu berpikir sebelum merespons. Kamu memberi perhatian saksama pada apa yang orang katakan dan kamu bisa mengendalikan perasaan. Kamu bersedia mengerti sudut pandang orang lain, dan kamu merespons dengan rasio. Sebagai orang yang mature, kamu menyaring pikiran-pikiranmu sebelum bicara, khususnya dalam acara—acara sosial. Dan jika orang bicara melantur dan mengucapkan hal-hal yang tidak enak tentang dirimu, kamu tidak membiarkan dirimu turun lebih rendah ke level mereka, juga tetap tenang saat kamu mendiskusikan berbagai perkara. Kamu tidak membiarkan dirimu dikendalikan emosi. Satu-satunya saat kamu berdebat, jika ini menyakut tentang hal-hal yang sangat bernilai dan mendasar. Kamu lebih mementingkan relasi dibanding menang adu argumen. Bukannya berusaha membalas orang-orang yang telah melukaimu, kamu selalu berusaha mengerti mereka.
7. Kamu fokus pada pengembangan diri. Ini lebih berhubungan dengan semangat untuk maju dan bukan ambisi. Semakin kamu dewasa, semakin kamu mengerti bahwa semakin kamu berusaha memajukan diri, semakin hidupmu berguna, lebih baik dan tidak sia-sia. Kamu menikmati kemajuan dan penemuan pintu-pintu kesempatan baru dan situasi-situasi baru. Dan kamu sadar bahwa semakin kamu berusaha memajukan dan mengembangkan diri, kamu punya semakin banyak pilihan.
8. Kamu tahu arti dari kesabaran. Kita hidup dalam budaya tak bisa menunggu dan pemenuhan hasrat dan keinginan dengan cepat. Kamu sadar tentang nilai dari menunggu. Seiring kamu makin dewasa, pengharapan-pengharapanmu makin realistis. Kamu tidak lagi menuntut semuanya berjalan menurut keinginanmu dan semua keinginanmu terpuaskan, dan terpenuhi dalam tempo cepat. Sebaliknya, kamu bersedia mengerahkan upaya, bertekun dengan sabar, bahkan menderita dan tetap gigih, untuk menanti sampai hasilnya terwujud. Meski ini butuh waktu lama. Kamu tidak menuntut kepuasan seketika, dan dengan sikap ini kamu memberi teladan pada dunia yang hidup dalam tempo serba cepat dan budaya instan.
9. Kamu tidak takut pada komitmen. Dengan kematangan dan kedewasaan, kamu bisa memberi tempat pada seseorang lain dalam hidupmu. Kamu tidak lagi tertarik kencan-kencan sesaat dan relasi asmara putus sambung. Kamu memberikan segalanya dalam relasi. Kamu punya komtimen dan fokus pada relasi jangka panjang. Kamu juga mau menghadapi tantangan dan kesulitan yang muncul dalam relasi. Kamu mau memberanikan diri untuk menjalani masa-masa sulit, meski ini menyakitkan. Dan jika memang sebuah relasi harus berakhir, kamu tidak terpuruk dalam keputusasaan yang berkepanjangan, namun mau terus belajar dan bertumbuh.
10. Kamu bersedia lebih banyak berkompromi. Kita memang hidup di jaman di mana semua orang ingin berpikir dan merasa bahwa dirinya benar, padahal mungkin tidak. Namun sebagai orang yang mature, kamu sadar bahwa dunia tidak berputar di sekelilingmu. Kamu bersedia berkompromi dan menyesuaikan diri dengan orang lain. Kamu bersedia berkorban, dan menghilangkan atau setidaknya mengurangi kebiasaan-kebiasaan tak sehat dan egois demi kepentingan, perasaan dan perkembangan orang lain. Dan kamu juga mau memikirkan dan memperhitungkan bagaimana efek dari keputusan-keputusanmu terhadap orang lain. Kamu bersedia menerima dan mengakui kesalahan dan selalu berusaha mencari jalan untuk memperbaiki situasi.
11. Kamu lebih mementingkan keluarga. Dulu, kamu mungkin lebih memprioritaskan teman-temanmu. Dan berkumpul bersama keluarga atau kerabat mungkin lebih dianggap sebagai kewajiban. Namun seiring dengan waktu, kamu pun berubah. Meski kamu tetap memelihara kedekatan dengan teman, sekarang kamu lebih mementingkan keluarga. Kamu selalu mencari waktu untuk menghabiskan waktu bersama orang-orang yang kamu sayangi.
12. Kamu peduli kesehatan. Banyak orang mengira, semakin usia seseorang bertambah, ia semakin peduli pada kesehatan. Namun banyak orang lanjut usia yang tidak mau menjaga kesehatan. Sebagai orang yang mature, kamu tahu bahwa kesehatan tetap perlu dijaga di usia berapa pun. Kamu sadar bahwa tubuhmu tidak akan sehat dan kuat selamanya. Kamu menjaga diet dan bersedia mengadakan penyesuaian gaya hidup demi memelihara kesehatan.
13. Kamu tidak keberatan meluangkan waktu untuk sendirian. Untuk orang yang mature dan dewasa, meluangkan waktu sendirian itu sangat berguna untuk pemulihan dan ini mengandung efek teraupetik. Namun ini bukan pelarian karena kamu tak bisa hadir di tengah orang banyak atau karena kamu memang dijauhi orang. Ini artinya kamu tidak selalu butuh kehadiran orang lain dan bisa menyibukkan diri sendiri tanpa kehadiran mereka. Kamu mengadakan waktu untuk diri sendiri, entah itu menonton TV, membaca buku atau tidur siang sebentar. Ini bukan artinya kamu pemalas, namun sadar bahwa kamu butuh waktu untuk rileks dan memulihkan diri.
14. Kamu menganut sikap positif. Sebagai orang yang mature, kamu sadar bahwa pikiran-pikiranmu sangat mempengaruhi bagaimana dirimu sebagai pribadi. Kamu berupaya untuk membuat pikiranmu positif dan menganut cara pandang optimis terhadap kehidupan. Kamu tahu bahwa menganut pikiran positif akan membuatmu lebih bahagia dan seimbang. Kamu tidak membiarkan dirimu mengeluh berlarut-larut dan membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain, tahu bahwa setiap orang punya jalan hidupnya sendiri dan ritme pertumbuhannya sendiri. Kamu juga menolak terlibat dalam kegiatan-kegiatan bersama orang lain yang membuat kamu “down.”Kamu tahu bahwa berlarut-larut berkubang dalam sikap mengasihani diri sendiri dan penderitaan pribadi tidak banyak gunanya dan tidak membuatmu maju. Kamu selalu berusaha melihat “silver lining in every clouds” – melihat hal-hal positif dalam setiap pengalaman dan kejadian buruk, serta apa yang bisa kamu pelajari dari situ.
15. Kamu bisa menerima apa yang tak bisa kamu kendalikan. Menjadi mature artinya menyadari dan bersedia menerima memang ada hal-hal dalam kehidupan yang tak bisa kamu kendalikan. Kamu juga sadar bahwa tidak ada sesuatu yang sifatnya permanen selamanya kecuali perubahan. Maka, kamu merengkuh perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidupmu. Jika arah hidupmu memang harus berubah, kamu tak membiarkan diri berlama-lama terjebak dalam lingkaran setan kemurungan, namun menerima dan berpasrah pada Tuhan saat terjadi hal-hal tak terduga dan hantaman-hantaman dalam kehidupan yang memang tak terelakkan.
Memang lebih mudah terus bersikap kekanak-kanakan dan jadi bertingkah jika kehidupan sedang sulit, namun kehidupan terus berjalan dan waktu hidup kita di bumi terbatas. Cepat atau lambat kamu harus bertumbuh dan jadi lebih dewasa. Untuk jadi dewasa memang butuh perjuangan, proses dan pengorbanan. Ini memang artinya jadi dewasa. Artinya menata hidupmu dan mengambil keputusan-keputusan yang baik, take action, menghargai orang lain, serta tidak menyia-nyiakan hidupmu.
“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"
D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment