Thursday, February 7, 2019

Ini 18 Tanda Kamu Mengalami Depresi yang Tak Kentara



Orang yang mengalami depresi belum tentu menunjukkan gejala-gejala seperti yang kamu bayangkan selama ini. Memang sebagian orang yang menderita depresi merasa sulit bangkit dari tempat tidur setiap pagi. Sedangkan yang lainnya masih bisa menjalani kegiatan normal sehari-hari. Mereka masih bisa tersenyum dan melakukan berbagai tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya setiap hari. Ini disebut dengan “Smiling Depression” – “Orang depresi yang tersenyum.” Ini terjadi saat orang nampak gembira, sukses, dan bisa berprestasi di luarnya, namun sebenarnya di dalam diri mereka bergulat dengan rasa sedih, tidak layak dan tidak mampu, dan suasana hati mereka berkecamuk. Sebenarnya tidak semua orang sadar jika dirinya terkena depresi, maka mereka bisa terkejut saat sadar bahwa dirinya mengalami gejala-gejala terkena depresi.

Maka, simak 18 tanda depresi yang kerap terselubung namun mungkin kamu alami:

1. Merasa sedih, namun tidak tahu apa penyebabnya. Semua orang kadang-kadang pasti merasa sedih. Ini adalah perasaan yang umum dialami. Namun jika kamu hampir selalu sedih namun tak tahu apa sebabnya, maka ini tanda kamu mengalami depresi. Meski ini tidak membuat kamu terus-menerus di tempat tidur dan masih bisa menjalankan fungsi sehari-hari, namun ini membuat kamu terbeban dan merasa down.

2. Tidak bisa rileks. Orang yang terkena depresi tahu bahwa jika mereka berhenti beraktivitas, meski hanya sejenak, mereka akan mulai diliputi oleh kesedihan. Ini mengapa mereka terus menyibukkan diri dan melakukan sesuatu. Jika kamu terkena depresi, kamu merasa tidak nyaman dengan ketenangan dan istirahat. Dan kamu mau melakukan apa saja untuk membuat pikiranmu sibuk.

3. Merasa ada tekanan waktu. Seringkali orang yang terkena depresi adalah mereka yang terlalu mengejar prestasi dan mengalami tekanan waktu. Mereka harus menyelesaikan sesuatu sebelum dead line. Mereka juga harus meluangkan waktu untuk mengerjakan hal-hal yang mereka sendiri tahu tak layak dikerjakan. Dan daftar tugas-tugas yang menunggu untuk dikerjakan seolah tak kunjung habis. Jika kamu menderita depresi, kamu bahkan merasa ada tekanan waktu saat mengerjakan hal-hal yang menyenangkan, seperti melakukan hobi atau kegiatan santai.

4. Terlalu memikirkan semuanya. Entah masalahnya besar atau kecil, orang yang terkena depresi cenderung terlalu memikirkan semuanya. Ini disebabkan orang yang bersangkutan mengalami keraguan diri setiap hari. Jika kamu terkena depresi, kamu kerap merasa mempertanyakan semua yang kamu lakukan. Ini mengakibatkan pikiranmu jadi lelah karena terlalu menganalisa semuanya dan akhirnya menyebabkan keruntuhan emosi dan mental.

5. Berusaha meraih kesempurnaan. Karena biasanya tidak bisa rileks dan melepaskan tekanan, orang yang terkena depresi biasanya kurang puas jika hanya mencapai prestasi yang sedang-sedang saja. Mereka punya pengharapan terlalu tinggi dan dalam seluruh upaya untuk mewujudkan harapan dan semua sasaran tersebut, mereka jadi terkuras tenaganya dan makin merosot keadaannya dalam menjalani prosesnya. Namun dengan itu pun kamu merasa masih belum cukup bekerja keras. Jadi, kamu mengkritik hasilnya dan produktivitasmu.

6. Perubahan dalam pola tidur. Depresi juga berpengaruh pada tidur. Ini menyebabkan perubahan pola tidur dan sulit tidur. Atau sebaliknya, terlalu banyak tidur. Jika kamu sudah tidur selama 10 jam setiap malam, namun masih merasa mengantuk saat bekerja atau justru sulit tidur di malam hari, sehingga kurang tidur, kemungkinan besar kamu terkena depresi. Orang depresi juga tidur siang lama, yang merugikan produktivitas dan kesehatan mental. Tidur adalah cara pelarian dari menghadapi realita dan agar tidak perlu mengalami perasaan depresi. Ini sebenarnya mekanisme pertahanan diri.

7. Sulit gembira. Emosi adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Maka kadang-kadang merasa sedih itu wajar. Meski orang depresif tetap mengalami momen-momen kegembiraan, mereka tak mengijinkan diri mereka untuk mengalami kegembiraan dalam rentang maksimal. Jika mereka punya hobi, kegiatan dan sasaran yang di masa lalu bisa membuat mereka gembira, sekarang itu semua lebih mereka rasakan sebagai beban. Kamu juga mengalami ketumpulan perasaan dalam situasi-situasi yang normalnya menimbulkan gejolak perasaan. Atau merasa sedih yang sulit dijelaskan pada situasi-situasi yang semestinya membangkitkan rasa gembira.

8. Menampik undangan-undangan sosial. Meski depresi tidak selalu membuat orang kehilangan harapan dan kehancuran jiwa, ini sangat mengurangi kualitas hidup. Mengurangi antusiasme mereka untuk sekolah, pekerjaan, keluarga dan kegiatan sosial. Perubahan dalam kegiatan sosial adalah salah satu tanda yang perlu diwaspadai. Jika kamu mengalami depresi, kamu mungkin masih pergi bekerja dan berinteraksi dengan orang, namun diluar lingkup pekerjaan, kamu tidak lagi hang out dengan teman-teman. Kamu selalu membuat dalih dan ini membuatmu terisolasi dan menjauhkan kamu dari menjalin kontak dan relasi dengan orang lain.

9. Sangat impulsif. Seperti telah disebutkan sebelumnya, orang yang menderita depresi sulit untuk merasa gembira. Sebagai reaksinya, mereka kerap melakukan hal-hal ekstrem agar bisa mengalami perasaan. Bisa saja mereka mau tubuhnya ditato atau melukai tubuh mereka sendiri agar bisa mengalami rasa sakit. Mereka melakukan sesuatu yang berbahaya atau ilegal agar bisa merasakan aliran adrenalin. Jika kamu mendapati dirimu mensabotase hidupmu lewat melakukan hal-hal ekstrem, ini tanda yang perlu diwaspadai bahwa ada masalah yang lebih serius.

10. Melakukan semuanya secara berlebihan. Jika sudah soal makan, minum, bekerja, belajar, orang yang terkena depresi tidak tahu taraf yang wajar. Mereka melakukan segalanya hingga ekstrem. Mereka melakukan semuanya secara berlebihan. Ini bisa mengarah pada kebiasaan-kebiasaan buruk, seperti berjudi, minuman keras, atau penyalahgunaan obat.

11. Membesar-besarkan hal sepele. Orang yang terkena depresi merasa hal-hal yang tadinya hanya sepele namun sekarang bisa membuat mereka marah dan tidak tahan. Hal-hal yang tidak dirasa sebagai gangguan di masa lalu sekarang dirasa jadi beban. Ini juga membuat kamu lupa di mana menaruh kunci dan terlambat ketinggalan kereta. Jika kamu merasa sulit untuk menghadapi dan mengatasi meski situasi yang menimbulkan stres ringan, kemungkinan besar kamu terkena depresi.

12. Punya masalah dengan pengendalian amarah. Setiap orang pasti pernah mengalami bad mood. Tapi jika sudah soal kemarahan, orang yang terkena depresi jauh lebih cepat marah dibanding orang normal. Mereka sulit menahan emosi dan lebih mudah meledak. Jika kamu sulit mengendalikan perasaan dan memendam perasaan, maka jika ada sesuatu yang memicu, kamu pun melampiaskan semuanya, kerap di tempat dan saat yang salah.

13. Sulit fokus. Depresi bisa menyebabkan orang merasa tidak bisa berpikir dengan jernih. Mereka sulit fokus saat bekerja, di sekolah, di rumah, atau selama menjalani kegiatan sosial. Misalnya, tatapan kamu mungkin menerawang atau kosong saat teman sedang bercerita. Kamu sulit memusatkan pikiran saat bekerja. Meski ini kadang memang terjadi, kamu harus memberi perhatian pada hal ini.

14. Menggunakan strategi coping. Orang yang terkena depresi kerap menggunakan strategi coping. Namun jika kamu jadi terlalu bergantung pada mekanisme coping, ini bisa menimbulkan masalah. Mungkin secara sepintas tidak ada salahnya dengan menonton TV. Namun jika kamu melakukannya tiap malam sebagai sarana pelarian, ini bisa jadi tanda bahwa kamu punya masalah yang lebih besar. Juga kecanduan bermain video game serta penyalahgunaan obat serta alkohol.

15. Terus-mempertanyakan masa lalu dan masa depan. Orang yang terkena depresi kerap mempertanyakan keputusan-keputusan yang mereka ambil di masa lalu, dan bagaimana ini semua mempengaruhi masa depan mereka. Ini bisa berupa mempertanyakan apakah jurusan kuliah yang mereka ambil sudah tepat. Apakah pilihan karir mereka sudah tepat? Apa pilihan pasangan hidup sudah tepat? Dll. Jika kamu terkena depresi, kamu mungkin sulit menepis kekhawatiran tentang keputusan-keputusanmu dan jadi terobsesi oleh itu selama berhari-hari.

16. Tidak nyaman dengan stabilitas. Orang yang terkena depresi biasanya tidak nyaman dengan keadaan stabil. Jika keadaan berjalan terlalu baik, ini malah membuat mereka jadi tak nyaman. Jika kamu selalu mencari-cari ketidakberesan, ini adalah pertanda serius. Ini ujung-ujungnya bisa mensabotase hidup, karir, dan relasimu.

17. Merasa disalahpahami orang lain. Orang yang depresi kerap merasa orang lain salah paham tentang dirinya, karena mereka mungkin tidak berkelakuan seperti orang depresi. Kamu mungkin tetap bisa melakukan kegiatan sehari-hari: merawat rumah, bekerja dan memelihara kehidupan sosial. Namun apa yang terjadi di dalam dirimu mungkin tidak cocok dengan yang kamu tampilkan di luar.

18. Punya masalah kesehatan. Masalah kesehatan lain seperti diabetes dan kanker yang menyebabkan rasa tertekan dapat mengarah pada depresi. Depresi bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh. Ini membuatmu lebih rentan terkena penyakit. Depresi bisa mewujud dalam rasa sakit pada tubuh. Seperti sakit kepala dan bahu yang menganggumu sepanjang hari. Ini juga bisa menimbulkan rasa nyaman secara keseluruhan yang tidak mau hilang. Meski gejala-gejala ini mungkin masih tergolong ringan, ini menghalangi kamu untuk happy dan menjalani hidup secara maksimal.

Depresi bisa ditangani lewat konseling dengan seorang psikolog, konselor dan psikiater profesional, juga lewat pengobatan medis. Dengan membaca artikel ini, kamu lebih bisa mengerti jika kamu mengalami gejala-gejala di atas. Jika kamu menjalani kehidupan yang bermakna. Jika kamu punya orang-orang yang kamu kasihi dan mengasihi kamu. Jika kamu merasa dirimu berguna dan dibutuhkan oleh orang tersebut. Jika kamu punya iman bahwa Tuhan mengasihi kamu dan memelihara kamu. Ini semua akan memperkecil peluangmu untuk mengalami depresi.

Dengan iman, ketekunan, kasih sayang serta usaha untuk menjalani hidup dan pekerjaan meski sedang dilanda depresi, kamu pasti bisa keluar dari periode depresi sebagai orang yang lebih kuat dan tegar untuk menghadapi kehidupan.

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

For more information & benefit, please visit us at www.house-of-the-light.com



No comments:

Post a Comment