Sunday, February 3, 2019

Kisah Kearifan: Klub 99





Alkisah hiduplah seorang raja yang kaya raya. Suatu hari ia mengadakan perjalanan bersama perdana menterinya. Mereka melewati sebuah tanah pertanian. Di sana ia melihat si petani pemiliknya, bersama istri dan putranya. Wajah mereka nampak begitu cerah. Mereka begitu ceria dan penuh gairah hidup. Sukacita nampak memancar dari pembawaan mereka. Mereka bernyanyi. Nampak ekspresi kasih sayang antar mereka. Mereka begitu bahagia. Melihat itu, sang raja berkata pada perdana menteri, “Pak perdana menteri, aku punya sebuah istana yang megah dan harta yang hanya bisa diimpikan oleh banyak orang. Tapi mereka ini nampak lebih bahagia dariku.” Perdana menteri itu menjawab, “Tuanku baginda, itu karena keluarga ini belum menjadi anggota dari klub 99…” Raja bertanya, “Apa itu klub 99?” Dan si perdana menteri menjawab, “Beri aku 99 koin emas, akan paduka lihat sendiri.” Maka raja memberinya sebuah kantong berisi 99 koin emas. “Akan kutunjukkan 6 bulan dari sekarang, bukan hari ini,” kata si perdana menteri.

Si perdana menteri kemudian membawa kantong berisi yang koin emas itu lalu menaruhnya di depan pintu rumah petani tadi. Pagi harinya ketika petani itu bangun, ia melihat sebuah kantong tergeletak di depan pintu rumahnya. Ia mengambil kantong itu, lalu masuk ke dalam rumah. Ia sangat bergairah karena ingin tahu apa isinya. Saat membuka kantong itu ia berseru, “Oh Tuhan, isinya koin emas. Sungguh keberuntungan besar. Dari mana ini…?”

Ia mengosongkan isi kantong itu ke lantai lalu mulai menghitung. Jumlah koinnya hanya 99. Ia berpikir, “Aku pasti salah hitung karena terlalu senang. Coba kuhitung lagi.” Ternyata masih sama. Cuma 99 keping. Ia mulai menggerutu, “Siapa orang tolol yang memasukkan koin ini. Seharusnya ia memberi jumlah yang bulat. Kenapa cuma 99 keping?”

Ia berseru memanggil istrinya, “Coba kau hitung…” Ternyata jumlahnya masih 99. Ia lalu memanggil anaknya. Anaknya menghitung dan ternyata masih sama, 99 keping. “Bagaimana ini? Kita harus membuatnya jadi 100.”

Maka petani itu mulai bekerja keras untuk menambah kekurangannya yang satu koin emas itu. Ia harus bekerja selama bertahun-tahun. Istrinya mulai berpikir, “Suamiku ini seperti orang gila. Kita punya 99 koin emas. Namun ia tidak membelanjakannya sama sekali.” Maka, ia mengambil dua keping lalu membelanjakannya. Maka, suatu sore ketika petani itu menghitungnya, ternyata jumlahnya tinggal 97. “Lah, bagaimana ini, kemarin ini kurang satu koin. Sekarang tinggal 97, mana yang dua lagi?” Istrinya menjawab, “Aku bukan orang gila seperti engkau. Aku ingin pergi belanja, maka kuambil 2 keping.”

“Oh Tuhan…!! Petani itu berteriak. “Aku bekerja keras setengah mati untuk menambah kekurangan yang satu koin, tapi kamu dengan enaknya mengambil dua koin.” Sementara itu, putranya mengambil dua koin lagi, jadi sekarang tersisa 95 koin.

Enam bulan pun berlalu. Sang raja dan perdana menteri kembali berjalan-jalan di wilayah pedesaan. Mereka melihat keluarga petani itu, namun keceriaan sudah lenyap. Gairah hidup sudah lenyap. Tidak ada lagi nyanyian dan kasih sayang. Yang ada hanya pertengkaran dan saling menyalahkan.

Raja itu lalu bertanya, “Apa yang telah terjadi? Kenapa mereka begitu berubah hanya dalam tempo 6 bulan?” Si perdana menteri menjawab, “Karena mereka sekarang sudah jadi anggota klub 99.” Raja bertanya lagi, “Apa itu klub 99?” Yang dijawab oleh perdana menteri, “Klub 99 adalah klub orang-orang yang punya 99 koin emas namun terus mencari satu koin yang tidak ada itu, dan tidak menggunakan yang 99 koin sisanya karena sibuk mencari yang satu koin itu.”

Satu hikmah pelajaran yang dapat kita petik dari kisah ini: jangan menunggu untuk merasa bahagia di akhir perjalanan, namun temukan dan alami kebahagiaan saat kamu masih di sepanjang perjalanan. Jangan menunda-nunda kebahagiaan. Namun alami sekarang juga.

Saat kita sedang mengalami tantangan, jangan itu membuat kamu menunda untuk menikmati hidupmu. Mungkin sekarang hidupmu sedang dilanda kekacauan, namun itu bukan artinya kamu tidak bisa mengalami kepuasan. Kebahagiaan akan kita alami jika kita bisa bersyukur untuk apa yang kita miliki dan tidak melihat apa yang kurang. KEBAHAGIAAN ADALAH SEBUAH PERJALANAN, BUKAN TUJUAN…

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

For more information & benefit, please visit us at www.house-of-the-light.com



No comments:

Post a Comment