Friday, February 1, 2019
Kisah Kearifan: Rahasia Kata-Kata Seorang Pria yang Menjelang Ajal
Seorang pria tua sedang terbaring di ranjang kematiannya. Ia dikelilingi oleh seluruh anggota keluarganya. Saat ia menjelang menghembuskan nafas terakhir, ia berusaha bicara dengan susah payah. Ia menggumam dengan suara pelan. “Lemon...lemon...lemon...”Semua orang yang mendengar perkataannya menjadi bingung. Mereka berkata, “Apa maksudnya? Apa dia minta lemon? Kalau dia minta lemon, mau apa dia dengan lemon itu sekarang?” Ketika mereka semua berusaha menangkap maksud dari perkataan lelaku tua itu, ia meninggal. Maka seluruh keluarga melangsungkan upacara pemakaman. Dan dengan maksud untuk menghargai kata-kata terakhir pria itu, mereka menyumbangkan sejumlah besar buah lemon ke yayasan amal.
Beberapa bulan kemudian, seluruh keluarga besar berkumpul lagi. Mereka semua sepakat untuk menjual rumah dan seluruh harta milik yang ditinggalkan oleh pria tersebut kepada seorang kontraktor. Kontraktor itu kemudian merobohkan rumah itu karena ia berniat membangun sebuah gedung bertingkat di situ. Suatu hari, ketika para pegawai sedang melakukan penggalian, mereka menemukan sebuah peti harta karun berukuran raksasa. Penuh dengan bongkahan emas, batu-baru permata, dan intan berlian. Juga berbagai batu mulia lain.
Salah seorang tetangga yang melihat kejadian itu segera memberitahu keluarga si mendiang pria tua itu. Lalu keluarga tersebut menghubungi si kontraktor dan mengklaim peti harta karun itu sebagai milik mereka. Namun si kontraktor menolak memberikannya. Ia mengatakan bahwa karena properti itu sudah dibelik olehnya, maka semua yang terkandung di situ adalah miliknya. Pihak keluarga bahkan membawa kasus ini ke pengadilan, namun pengadilan tetap memenangkan si kontraktor.
Suatu hari, tiba-tiba saja cucu si mendiang lelaki tua itu bisa menangkap maksud perkataan kakeknya. Di lokasi di mana peti harta karun itu ditemukan, di area pekarangan belakang, dulu berdiri sebatang pohon lemon. “Oh Tuhan, itukah yang dimaksud oleh kakek, saat ia menjelang ajal dan menggumam, ‘lemon...lemon...lemon...?’” Persis di bawah pohon lemon itu tersembunyi peti harta karun itu. Cucu itu bahkan kerap duduk-duduk santai sambil membaca buku di bawah pohon lemon itu. Seluruh kerabat berusaha membawa kasus ini ke pengadilan, namun sia-sia saja. Mereka semua kehilangan peti harta karun yang sudah sangat dekat dengan mereka. Sungguh sayang sekali.
Ada sebuah harta karun yang terpendam jauh di dalam diri kita semua. Kita semua dikaruniai dengan sesuatu yang sangat spesial dan unik, jauh di dalam diri kita. Dari 7 miliar orang penghuni planet ini, tak seorang pun yang sama denganmu. Tak seorang pun bisa menjadi sama seperti kamu. Kamu adalah kamu. Jangan berusaha mencoba menjadi orang lain. Jadilah dirimu sendiri. Galilah ke dalam dirimu sendiri. Galilah dan bersihkan kotoran rasa berpuas diri. Galilah dan bersihkan kotoran kelesuan. Galilah dan bersihkan kotoran keraguan diri. Galilah dan bersihkan kotoran konformitas pada standar masyarakat/banyak orang tentang kesuksesan. Dan temukan harta karun itu jauh di dalam dirimu. Itu adalah karuniamu. Saat kamu telah mengalami penemuan diri ini, kamu tak hanya menjadi sangat efektif, namun juga mengalami rasa kepuasan batin yang mendalam, di inti jiwamu.
Lain kali kamu melihat buah lemon, ingatlah untuk memulai perjalanan penemuan diri (self discovery), meski mungkin sudah agak terlambat. Namun sebenarnya tak pernah terlambat ada kata terlambat...
“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"
D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat
For more information & benefit, please visit us at www.house-of-the-light.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment