Friday, March 8, 2019
Jangan Menghakimi Orang
Seorang pria yang memiliki empat orang putra, suatu kali memanggil keempat orang anaknya. Ia menyuruh mereka pergi untuk melihat sebuah pohon pir. Jaraknya tak jauh dari rumah mereka. Di musim dingin. Kemudian di musim semi. Dan yang ketiga di musim panas. Lalu di musim gugur. Anak termuda kemudian pergi melihat pohon itu di musim gugur. Masing-masing anak bergantian melihat pohon itu di musim yang berbeda. Apa yang mereka lihat? Anak pertama berkata, “Pohonnya membungkuk ke bawah dan dahannya meliuk. Tampak jelek.” Namun anak kedua berkata, “Kau pasti bercanda. Pohonnya terlihat dengan kuncup-kuncup hijau bersemi. Nampak sangat menjanjikan.” Anak ketiga tak setuju dengan kedua saudaranya, ia berkata, “Pohonnya penuh dengan bunga yang bermekaran. Tercium harum semerbak dan nampak sangat menawan. Indah sekali. Baru kali ini aku melihat pohon seperti itu.” Namun anak terakhir berkata, “Mereka semua salah, Yah. “Pohonnya nampak subur sekali. Banyak daunnya dan buahnya juga banyak. Sarat dengan kehidupan.”
Sang ayah kemudian berkata kepada semua putranya, “Kalian semua benar, karena kalian masing-masing melihat pohon itu di setiap musim kehidupan pohon itu.” Lalu, ayah tersebut memberi sebuah pelajaran berharga. “Kalian tak bisa menghakimi sebuah pohon atau seseorang hanya dari satu musim. Hanya dalam satu fase kehidupan. Esensi dari siapa dirinya yang sesungguhnya, hanya dapat dinilai pada akhirnya. Saat semua musim kehidupan telah berlalu.” “Begitu juga dengan kalian. Jika kalian menyerah di musim salju, kalian akan kehilangan apa yang dijanjikan oleh musim semi. Kehilangan keindahan musim panas. Dan rasa tenteram di musim gugur.”
Jangan biarkan penderitaan pada satu musim kehidupan menghancurkan seluruh sisa hidupmu. Jangan menilai kehidupan hanya dalam satu musim kehidupan yang sulit. Mari kita menganggung dan terus bertahan serta berjuang di musim kehidupan yang sulit. Dengan pengharapan bahwa musim-musim kehidupan selanjutnya yang lebih baik akan datang, cepat atau lambat.
Seringkali bagaimana kita menjalani dan menyikapi musim-musim kehidupan yang sulit akan mempengaruhi bagaimana keadaan kita saat musim kehidupan yang lebih baik datang. Usahakan jangan menyalahkan dan menghakimi orang lain. Usahakan pula jangan merasa diri sebagai korban dari situasi. Banyak-banyak merelakan dan tetap melakukan apa yang masih bisa dilakukan dalam musim kehidupan yang sulit. Jadikan musim kehidupan yang sulit sebagai kesempatan untuk semakin mengandalkan Tuhan sambil tetap berusaha dan berharap. Meski mungkin kamu mungkin merasa jadi korban dari situasi, jangan menghakimi orang lain karena setiap orang punya masalah dan kesusahannya sendiri yang kita tidak tahu.
Seberapa lama musim kehidupan yang sulit ini berlalu, kita memang tidak tahu, namun yang masih bisa kita lakukan adalah terus berusaha dan berharap, sambil berusaha memelihara pikiran positif dan tidak terpuruk masuk ke dalam negativitas menyikapi diri sendiri, orang lain, dan situasi. Jika kamu melakukan hal-hal ini, sebenarnya yang paling diuntungkan adalah dirimu sendiri.
Jangan membiarkan satu musim kehidupan yang sulit dan keterpurukan yang pernah kamu alami merusak seluruh hidupmu dan merusak hati dan pikiranmu. Hati dan pikiranmu adalah aset yang sangat berharga untuk kamu menjalani kehidupan. Bila memang ada penderitaan yang tak bisa dihindari, terimalah dengan ikhlas sambil terus berusaha melakukan apa yang kamu bisa dengan baik. Banyak-banyak bersyukur dalam musim kehidupan yang sulit. Anutlah dan terapkan sikap ini secara konsisten, maka keadaanmu pasti berubah lebih baik.
“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"
D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat
If you like this article, please support us by giving your thumbs up…
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment