Saturday, May 4, 2019

Jangan Lupakan Kedua Orangtuamu



Suatu kali, di sebuah desa yang letaknya terpencil, hiduplah seorang pria lanjut usia bersama istrinya. Dia bernama Jerry. Sudah beberapa tahun lamanya ia tak bertemu dengan putranya yang tinggal di sebuah kota yang jauh letaknya. Maka ia memutuskan untuk pergi menjumpai putranya ini. Ia pun berangkat dan akhirnya tiba di kota tempat putranya ini tinggal dan bekerja. Sesampainya di kota itu, ia pergi ke rumah dengan alamat yang biasanya tercantum di surat-surat yang dikirim oleh putranya. Ia pun tiba di rumah itu. Di depan rumah, ia mengetok pintu pagar dengan senyuman di wajahnya, berharap bisa segera bertemu dengan putranya.

Namun ia kecewa saat ternyata yang membuka pintu depan rumah adalah orang lain. Ia berkata, “Apakah bapak Thomas tinggal di rumah ini?” Namun si pemilik rumah menjawab, “Tidak, ia sudah pindah dan tinggal di wilayah lain kota ini.” Dengan perasaan kecewa, ia pergi meninggalkan rumah itu dan mulai mencari akal tentang bagaimana bisa menemukan keberadaan putranya. Ia lalu mulai berjalan dari rumah ke rumah, ke para tetangga untuk menanyakan apa mereka tahu dimana putranya tinggal.

Akhirnya, setelah beberapa rumah ia tanyai, ternyata salah seorang tetangga kebetulan tahu tentang keberadaan putranya. Ia memberikan alamat rumah dan kantor Thomas yang baru. Jerry mengucapkan terima kasih, lalu mulai bergerak menuju kantor tempat putranya bekerja. Sesampainya di kantor itu, ia mendatangi meja resepsionis dan berkata, “Bisakah saya bertemu dengan bapak Thomas?”

Resepsionis itu balik bertanya, “Bapak siapa? Dan ada keperluan apa?” Jerry menjawab, “Saya ayahnya, sudah lama saya tak berjumpa dengan putra saya.” Kemudian resepsionis menelepon ke ruang kerja Thomas dan mengatakan perihal kedatangan ayahnya. Thomas sangat terkejut dan meminta resepsionis itu agar segera membawa ayahnya ke ruang kerjanya.

Saat mereka bertemu, mata Jerry basah oleh air mata. Thomas sangat senang karena bisa berjumpa dengan ayahnya. Mereka bercakap-cakap sejenak, lalu Jerry berkata, “Nak, ibumu kangen dan ingin bertemu denganmu? Bisakah kau ikut pulang bersamaku ke rumah?” Namun Thomas menjawab, “Tidak, Yah, aku tidak bisa pulang. Aku sedang di puncak sukses dan pekerjaanku banyak sekali. Tidak bisa kutinggal meski hanya beberapa hari.” Mendengar jawaban putranya, Jerry tersenyum, “Baiklah, tidak apa-apa. Kerjakan terus tugas-tugasmu. Aku mau pulang ke desa, sore ini.”

Thomas berkata, “Tinggalah di rumahku selama beberapa hari, aku mohon….” Setelah diam sejenak dan berpikir, Thomas menjawab, “Nak, kau sedang sibuk dengan pekerjaanmu. Aku tidak mau menganggu dan merepotkan kamu.” Lalu ia melanjutkan, “Semoga aku masih bisa bertemu kamu lagi. Aku gembira sudah bisa bertemu kamu hari ini.” Lalu ia pun pergi.

Beberapa minggu setelah itu, Thomas berpikir, “Kenapa ayah hanya datang sendirian? Rasanya tak sopan aku memperlakukan dia seperti itu kemarin.” Ia merasa bersalah, maka ia pun mengambil cuti untuk beberapa hari dan pergi ke desa tempat orangtuanya tinggal.

Sesampainya ia di rumah tempatnya ia lahir dan dibesarkan dulu, ia melihat kedua orangtuanya sudah tak tinggal lagi di situ. Ia terkejut lalu bertanya ke salah seorang tetangga. “Apa yang terjadi? Kenapa orangtuaku sudah tak tinggal di sini? Dimana mereka?”

Tetangganya memberikan alamat baru kepada Thomas. Thomas pun bergegas pergi ke alamat tersebut. Sesampainya di sana, ternyata itu adalah lokasi kuburan. Matanya mulai berair, ia berjalan pelan mendekati area itu. Di kejauhan, tampaklah ayahnya melambaikan tangannya. Thomas melihat ayahnya, ia langsung berlari dan langsung memeluk ayahnya.

Jerry berkata, “Apa kabar? Sungguh sebuah kejutan melihat engkau datang kemari.” Ternyata ia berdiri di depan batu nisan istrinya. Mama Thomas. Thomas menunduk dengan perasaan bersama bercampur sedih. Jerry bertanya, “Ada apa, kenapa kamu seperti itu? Apa ada yang mengganggu perasaanmu?” Thomas menjawab, “Yah, aku tak menyangka akan bertemu lagi denganmu dalam keadaan seperti ini.” Jerry tersenyum, lalu menjawab, “Dulu aku terpaksa meminjam uang untuk membayar biayamu kuliah. Tapi setelah kau tamat kuliah di luar kota, panenan gagal, maka aku terpaksa menjual rumah untuk membayar hutang. Kupikir aku mau pergi menemui engkau untuk minta bantuan. Tapi ternyata kau sibuk sekali dengan pekerjaanmu. Aku tak mau menganggumu. Jadi aku diam saja. Sekarang ibumu sudah tidak ada karena sudah lama ia sakit.”

Thomas menjawab dengan suara pelan, “Ayah seharusnya bisa memberitahu aku. Aku pasti dengan senang hati mau membantu.” “Tapi kau tampak begitu sibuk dengan pekerjaamu. Maka aku diam saja,” kata Jerry. “Satu-satunya yang kuinginkan adalah kebahagiaanmu.” Thomas menangis lalu memeluk ayahnya. “Yah, maafkan sikapku waktu itu. Aku bersalah padamu.” Jerry menjawab lagi, “Tak perlu minta maaf untuk itu. Aku sudah tenang sekarang bisa mengunjungi makan ibumu setiap hari. Aku harap kadang-kadang kamu datang kemari dan kita bisa bersama-sama berdoa untuk ibumu. Itu sudah cukup buat ayah.”

Pesan moral dari kisah ini: jangan pernah melupakan kedua orangtuamu meski kamu sekarang sudah sukses dan sibuk dengan pekerjaan. Selalu sempatkan diri untuk mengunjungi mereka dan memberi bantuan semampumu. Orantuamu pasti tidak ingin merepotkan dan membebani kamu. Maka mereka tidak akan meminta kamu sering-sering datang. Kamulah yang sepantasnya bisa merasa ini sendiri. Ingat, kamu bisa menjadi seperti sekarang ini adalah berkat jasa kedua orangtuamu. Jangan pernah mengabaikan mereka saat mereka sudah tua dan hidup sendiri. Kunjungi mereka secara teratur sebelum semuanya terlambat. Penyesalan selalu datang terlambat. Jangan sampai itu terjadi padamu.

Peluklah mereka dan ungkapkan dengan kata-kata bahwa kamu sayang pada mereka. Karena ungkapan kasih sayang seorang anak itu penting bagi orangtua dan sangat berarti bagi mereka. Maafkan semua kesalahan kedua orangtuamu dan jangan tuntut lagi mereka untuk berubah. Biarkan mereka menjalani masa tua dengan tenang, melihat kamu mandiri dan berkembang.

Dialihbahasakan & dikembangkan oleh Boni Sindyarta

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Terus ikuti artikel-artikel kami untuk wawasan dan pengembangan diri lebih…


 

No comments:

Post a Comment