Friday, May 10, 2019

Sebuah Pelajaran tentang Nilai Kerja Keras




Ada seorang pria pebisnis yang kaya raya. Ia memiliki seorang anak lelaki yang pemalas dan berparas rupawan. Namun anaknya ini senang menghambur-hamburkan uang dan malas membantu pekerjaan rumah tangga. Pria itu kemudian memutuskan untuk berbuat sesuatu. Ia ingin memberi anaknya pelajaran. Maka, ia berkata pada putranya itu, “Mulai hari ini kamu hanya akan kuberi makan malam jika kamu berhasil mendapat uang untuk hari itu.” Anak itu tercengang dan sulit percaya pada perkataan ayahnya. Namun melihat air muka ayahnya yang serius, ia tahu bahwa ayahnya tidak main-main.

Anak ini kemudian mengadu pada ibunya untuk mendapatkan belas kasihan. Karena merasa kasihan, ibunya lalu memberikan satu keping koin emas pada putranya. Malam itu, saat santap malam di meja makan, ayahnya bertanya pada putranya, berapa banyak uang yang telah ia hasilkan malam itu. Anak itu kemudian menunjukkan satu koin emas pemberian ibunya. Saat melihatnya, ayahnya tahu bahwa putranya belum mendapatkan uang sama sekali di hari itu.

Lalu ia menyuruh putranya membuang uang itu kedalam sumur yang terletak di kebun. Tanpa ragu, anak itu melakukannya.

Esok paginya, pria itu menyuruh istrinya pergi ke rumah orangtuanya. Saat anak itu bangun, ia menyadari bahwa ibunya tak ada di rumah, jadi tak ada orang yang bisa dimintai uang. Maka ia pun mendatangi kakeknya. Kakeknya juga merasa kasihan padanya. Lalu ia juga memberinya sekeping koin emas.

Malamnya, saat santap bersama di meja makan, ayahnya lagi-lagi menanyakan berapa yang telah anaknya peroleh di hari itu. Anak itu sekali lagi menunjukkan koin emas yang ia peroleh dari kakeknya. Namun ayahnya tahu, bahwa itu bukan hasil kerja putranya. Ia sedih, karena rupanya putranya masih belum menangkap pelajaran yang hendak ia sampaikan. Ia kembali menyuruh putranya agar membuang koin itu keadalam sumur. Juga lagi-lagi anak ini tanpa ragu membuang uang itu kesana.

Malam itu, ayahnya pergi ke rumah kakeknya dan memberitahu tentang rencananya. Kakeknya setuju dan ia tidak memberi anak itu uang lagi.

Anak ini sekarang jadi khawatir karena ia tak bisa memperoleh uang lagi dari ibunya maupun kakeknya. Maka ia pun pergi ke kota untuk mencari pekerjaan. Ia mendatangi seorang pemilik toko yang menurutnya mungkin bisa menolong. Pemilik toko itu memandangnya, lalu berkata, “Jika engkau mau menggotong karung besar itu ke rumahku, aku akan membayarmu dengan 3 keping koin perak.

Anak itu setuju. Setelah melakukan pekerjaannya, tubuhnya basah kuyup oleh keringan dan ia sangat lelah. Namun ia merasa telah berhasil meraih uang dengan hasil keringat sendiri. Ia merasa telah mencapai sesuatu.

Ia segera berlari pulang dan menunjukkan 3 keping koin emas hasil usahanya. Namun ayahnya lagi-lagi menyuruhnya membuang uang itu kedalam sumur. Kali ini, anak itu menolak. Ia hampir menangis. “Ayah, sekujur tubuhku sakit karena telah bekerja keras dan sekarang kau menyuruhku untuk membuang uang yang telah kuhasilkan kedalam sumur.”

Ayahnya tersenyum dan berkata, “Jadi sekarang kau mengerti bahwa rasanya menyakitkan jika uang hasil kerja kerasmu dibuang-buang begitu saja. Tiga keping koin perak itu adalah hasil jerih payahmu sendiri. Saat kau tidak bekerja untuk menghasilkan uang, kau tanpa ragu membuang dua keping uang emas itu kemarin kedalam sumur. Kau tahu sekarang bahwa nilai ketiga koin emas ini adalah kerja kerasmu.”

Anak itu sekarang pun belajar tentang nilai dari kerja keras. “Terima kasih, ayah. Kau tak tahu betapa bersyukurnya aku dengan hasil jerih payahku sendiri.”

Terkadang, pelajaran terbaik dalam hidup datang dari situasi terberat. Nilai kerja keras tidak hanya terletak pada imbalan uangnya, namun pada perasaan bahwa kita telah mencapai sesuatu.

“Be D*Light for Awareness & Enlightenment"

D*Light Institute – House of D*Light
Tomang, Jakarta Barat

Terus ikuti artikel-artikel kami untuk wawasan dan pengembangan diri lebih…

No comments:

Post a Comment